Oleh : Anita Irmawati
(Kontributor Muslimah Voice)
Wabah Corona menerjang Indonesia, berdasarkan data (29/3/20) jumlah kasus terkonfirmasi 1.155 kasus, 102 meninggal dan 59 sembuh. Data pasien positif selalu meningkatkan setiap hari, namun kesadaran masyarakat dalam sosial distancing dan berdiam diri dirumah masih nol besar dilakukan begitu pula dengan kebijakan Pemerintah yang masih belum memberlakukan lockdown.
Belum lagi jika melihat fakta bahwa tenaga kesehatan tidak dibekali dengan alat pelindung diri (APD) yang memadai serta rumah sakit yang tidak bisa menampung lonjakan pasien Corona. Terbukti sudah banyak dokter meregang nyawa dan tenaga medis positif Corona.
Corona menjadi wabah Pandemi bagi seluruh dunia, artinya bukan hanya penyakit yang menggerogoti individu semata. Terlihat jelas bagaimana virus kecil tak kasat mata membuat nyawa manusia melayang serta membuat harta tahta yang dikejar di dunia menjadi tak berarti didepan wabah ini.
Panic bullying terjadi dalam masyarakat saat mendengar Corona yaitu memborong semua kebutuhan pokok, APD, masker, hand sanitizer yang seharusnya bisa dinikmati bersama justru menjadi langka karena ditimbun bahkan dijual kembali dengan harga yang fantastis oleh oknum tak bertanggung jawab. Begitulah kapitalis memandang Corona sebagai ajang mencari keuntungan. Kelangkaan membuat harga semakin mahal dan mengakibatkan semua orang tak bisa membeli dan menggunakan.
Corona membuat seluruh luluh lantak, ekonomi tak berjalan, sekolah diliburkan, bahkan seperti kehidupan kan berakhir. Namum pernahkah kita merenungi ? Kenapa Sang Pencipta mengirimkan bala tentara tak kasat mata pada dunia ? Memperlihatkan apa yang kita kejar hingga mati-matian menjadi tak berharga ? Memperlihatkan bahwa nyawa sangat mudah diambil untuk meninggalkan dunia.
Cek kembali bagaimana saat ini kita menjalani hidup, tujuan apa yang selama ini kita kejar. Apakah dunia yang selalu membutakan hingga lupa pulang untuk bersujud kepada-Nya, bukan kah jelas dalam Al Qur'an bahwa :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. (QS. Aż-Żāriyāt(51) : 56)
Atau mungkin kita selalu beribadah mengagungkan Allah, namun masih banyak dosa dan kemaksiatan yang kita lakukan atau kita sendiri yang menjadi setan bisu saat teman kita melakukan kemaksiatan didepan mata atau enggan menyampaikan saat mereka membutuhkan pencerahan. Dan ini adalah teguran Allah untuk kembali pada tujuan semula.
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar) (Ar-Rūm(30) : 41)
Namun jangan sedih, Allah masih membuka pintu taubat -Nya dan Allah masih memberikan kita kesempatan untuk hidup memperbaiki masa lalu. Dan wabah Corona bukan hanya menyisakan tangis karena ribuan nyawa melayang dan dunia yang tak berjalan seperti biasa, namun Corona membawa kebahagiaan tak terduga ladang pahala dimana-mana, seperti :
1. Bahwasanya terdapat pahala syahid bagi yang berdiam diri dirumah.
Dari Aisyah radhiallahu 'anha, bahwasanya dia berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang wabah (tha'un), maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengabarkan kepadaku:
"Bahwasannya wabah (tha'un) itu adalah adzab yang Allah kirim kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Allah jadikan sebagai rahmat bagi orang-orang beriman. Tidaklah seseorang yang ketika terjadi wabah (tha'un) dia tinggal di rumahnya, bersabar dan berharap pahala (di sisi Allah) dia yakin bahwasanya tidak akan menimpanya kecuali apa yang ditetapkan Allah untuknya, maka dia akan mendapatkan seperti pahala syahid".
2. Bersedekah dan tolong menolong dalam kebaikan. Ya berdonasi untuk membeli APD, masker, hand sanitizer, bahkan sembako bagi mereka yang membutuhkan. Namun untuk kebutuhan, coba cek dulu disamping kanan kiri depan belakang rumah apakah ada tetangga kita yang membutuhkan makanan ?
3. Membantu orang tua dirumah.
Kadang kita sibuk dengan kegiatan diluar rumah, sehingga cape melanda saat tiba dirumah. Boro-boro membantu pekerjaan rumah, kadang sekedar ngobrol saja tak bisa karena sibuk masing-masing dengan Handphone. Seakan jarak memisahkan karena Handphone selalu dalam genggaman.
4. Menuntut ilmu.
Sering sekali beli buku namun belum sampai dibaca. Atau sering scroll postingan panjang berisi nasihat. Karena sekolah libur dan aktivitas lainnya diundur banyak waktu lho buat baca buku dan belajar banyak hal. Karena menuntut ilmu bukan hanya disekolah saja ya.
5. Tenang masih bisa kok beramal ma'ruf nahyi mungkar.
Media sosial ladang kita untuk saling mengingatkan, jadi bisa banget bikin tulisan atau caption untuk saling mengingatkan dalam kebaikan dan mencegah keburukan.
Dan tak kalah bahagiannya yaitu Allah masih memberikan waktu dan kesempatan kesekian kali untuk kita berubah, hijrah menjadi muslimah. Banyak waktu dirumah untuk mendekatkan diri kepada Allah, merenungi kelalaian saat kemarin dan berubah untuk berhijrah. Karena wabah Corona bukan semata-mata musibah, namun ada teguran dan pesan cinta dari-Nya agar kita kembali untuk taat pada illahi.[]