Oleh : Anita Irmawati
Refleksi akhir tahun diwarnai dengan segudang permasalahan. Kesalahan dalam pengurusan pemerintahan membuat semakin ruwet keadaan. Selalu rakyat yang jadi korban. Tak heran jika negeri makin jauh dari kata damai, sejahtera, adil, serta bahagia.
Banyak permasalahan rumit yang belum tuntas ditangani, bahkan pemerintah dianggap tidak serius dalam menangani. Mulai dari ekonomi yang terus meroket pada kenaikan harga, BPJS yang semakin mencekik rakyat, BUMN yang terlilit hutang dan mengalami kerugian, Jiwasraya yang dirampok hingga nasabah dirugikan, kenaikan pajak yang tak bisa diperhitungkan, kebijakan import tanpa aturan, hingga APBN yang terus-menerus defisit berkepanjangan. Serta hutang luar negeri yang terus bertambah tinggi.
Namun Pembangunan infrastuktur yang dibanggakan pemerintah sebagai prestasi bukanlah solusi semua persoalan, pasalnya infrastuktur yang dibangun seperti jalan tol tidak bisa dinikmati bagi semua rakyat secara gratis, melainkan fasilitas berbayar. Disisi pembangunan jalan tol yang gencar dilakukan justru masih banyak wilayah pedalaman yang tidak merasakan kenyamanan jalan dan jembatan penyebrangan yang bisa kapan saja merenggut jiwa karena kerusakan parah dan ketersedian bahan seadanya jalan dan jembatan yang digunakan.
Selain itu permasalahan terjadi pada generasi muda dan pengaruh pendidikan. Banyaknya generasi muda yang terlibat aksi kriminal, pergaulan bebas, dan pemakai narkoba. Hasil pendidikan dinilai hancur dengan sikap pelajar yang jauh dari tujuan pendidikan untuk mencetak generasi beradab dan penerus masa mendatang. Tak heran jika siswa dibuat pusing dengan kebijakan pendidikan yang membingungkan dan malah menyengsarakan.
Permasalahan pada krisis kejujuran dan kepercayaan yang mencerminkan banyaknya penjabat negara yang terlibat kasus korupsi yang mengeruk uang rakyat. Seakan-akan jabatan adalah bisnis penghasilan tinggi yang pasti menguntungkan.
Kebijakan-kebijakan baru dinilai terlalu terburu-buru dalam pengambilan keputusan. Hingga tidak tepat sasaran justru semakin menambah ruwet permasalahan. Isu radikal dan radikul dinilai sebagai biangkerok segala permasalahan sebagai upaya menutupi kegagalan pemerintah dalam mengurus rakyat. Banyak uang rakyat yang dicuri bahkan digunakan tidak pada tempatnya. Akibatnya rakyat yang merugi dan merasakan senggaranya hidup namun isu teroris dan radikal yang selalu dibahas.
Permasalahan-permalahan tadi terjadi secara sistemik, mulai dari ekonomi, politik, sosial, kesehatan hingga pendidikan. Seharusnya ditangani dengan solusi sitematis yang menyelesaikan permasalahan dengan tuntas. Bukan solusi pragmatis dan parsial yang justru menambah rumit keaadaan.
Karena akar permasalahan adalah kerusakan sistem yang digunakan sehingga membuat kerusakan pada seluruh lapisan cabang. Permasalahan sistemnya adalah berhukumnya manusia pada hukum yang dibuat dan bersumber dari manusia. Padahal sudah jelas manusia bersifat terbatas dan lemah. Menggunakan dan menerapkan hukum Allah adalah solusi tuntas. Karena Allah memciptakan manusia dengan seperangkat hukum agar manusia tidak sengsara. Hal inilah yang menjadi solusi tuntas untuk menyelesaikan permasalahan manusia. Kembali pada hukum Sang Pencipta.