Musuh Dalam Selimut



Novianti
(Praktisi dan Pengamat Pendidikan)

Apakah ada orang meyakini Islam tapi menolak kebenarannya? Diantaranya Al Walid bin Mughirah, duta kaum Quraisy, seorang penyair.

Suatu ketika ia menemui Rasulullah untuk membujuk beliau menghentikan dakwahnya, Rasulullah membacakan salah satu ayat Al Quran. Al walid yakin apa yang ia dengar bukan buatan manusia.
Lalu ia kembali pada kaumnya sambil berkata ,"Demi Allah setiap untaian kata yang dibacakan Muhammad jika dicicipi demikian manis, jika dipandang begitu indah. Ia ibarat pohon yang berbuah pada setiap musim, berdiri di atas tanah yang subur dan memancarkan air. Islam tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi darinya.

Dan Islam akan menghadapi setiap tantangan yang berada di bawahnya. Dan apapun yang kalian katakan tentang Muhammad pasti diketahui kebatilannya."
Lalu apakah Al Walid bin Mughirah masuk islam? Tidak! Meski   tahu   kebenaran islam, hatinya sudah tertutup oleh kedengkian dan ia memilih dunia.  Dan Walid mempengaruhi penduduk Mekah agar tidak mengikuti islam dengan mengkriminalisasi  Nabi Muhammad sebagai orang gila, dukun, tukang sihir. Islam diframingkan sebagai agama pemecah belah, perusak kedamaian.

Khusus untuk Walid bin Mughirah, Allah akan membalas semua kejahatannya sebagaimana yang disebutkan dalam surat al-Muddatstsir ayat 11-26.  Ini bentuk ancaman yang mengerikan namun sangat pantas bagi Walid yang sudah Allah beri kenikmatan sedemikian rupa, dengan kecerdasannya untuk  bisa memahami  yang Nabi sampaikan bukanlah dusta dan buatan manusia melainkan benar-benar wahyu Allah.

Sikap Walid ini hampir sama dengan keadaan sekarang.  Banyak yang menuduh islam sumber  teroris, radikal, anti kebhinekaan.  Bedanya  tuduhan ini tidak hanya dari orang kafir tapi juga   dari kalangan sesama muslim.

Lalu apa  balasan bagi mereka yang mengaku muslim tapi membenci agamanya sendiri? Muslim namun membenci aturan yang sudah Allah tetapkan.  Mengotak atik ayat-ayat Allah demi hawa napsunya.

Muslim tapi merusak islam adalah golongan kaum munafik, kaum yang lebih berbahaya dari orang kafir. Orang munafik bagai musuh dalam selimut, berkhianat pada umat islam.  Bahkan bisa jadi ia berilmu, dikenal sebagai ulama namun merusak agama islam dari dalam dan menjadi pemecah belah.  Karenanya Allah menempatkan kaum munafik di neraka yang paling bawah.

Allah memperingatkan bahaya  orang-orang munafik :

وَإِذَا رَأَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ أَجْسَامُهُمْ ۖ وَإِنْ يَقُولُوا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ ۖ كَأَنَّهُمْ خُشُبٌ مُسَنَّدَةٌ ۖ يَحْسَبُونَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْ ۚ هُمُ الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْ ۚ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ ۖ أَنَّىٰ يُؤْفَكُونَ

“Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya) maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?” (QS. Al-Munafiqun: 4)

Golongan munafik ini adalah orang yang tidak berani menampakkan wajah aslinya di hadapan kaum muslimin. Muslim tapi lebih membela orang kafir.  Meski bersikukuh beriman namun aslinya mengingkari kebenaran Al Quran. Ini disebabkan karena ada penyakit dalam hati mereka.


فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ

“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.” (QS. Al-Baqarah: 10)

Ciri  munafik yang lain adalah mengaku-aku sebagai pembawa perbaikan, padahal sebenarnya mereka  melakukan  kerusakan di muka bumi ini. Mereka berusaha sekuat tenaga untuk menghancurleburkan tiap gagasan-gagasan kebaikan lalu dengan  bangga dan tanpa merasa bersalah mereka mendeklarasikan diri sebagai pembaharu, memodernkan Islam.

Kegiatan yang mengajak pada kebaikan dicurigai tapi kegiatan kebatilan dibela bela.  Senangnya menghalang-halangi kebenaran seperti membubarkan pengajian namun diam pada  berbagai kemaksiatan.
Allah ‘azza wajalla berfirman,

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ

“Dan bila dikatakan kepada mereka: ‘Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi’. Mereka menjawab: ‘Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan’.” (QS. Al-Baqarah: 11)

Ciri munafik lainnya adalah muslim tapi membenci hukum yang Allah turunkan. Menganggap hukum islam sudah tidak sesuai zaman.  Apa yang datang dari Islam dianggap kadaluarsa dan menakutkan.

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا إِلَى مَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ رَأَيْتَ الْمُنَافِقِينَ يَصُدُّونَ عَنْكَ صُدُوداً

“Apabila dikatakan kepada mereka: ‘Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul’, niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu.” (QS. An-Nisa: 61)

Keberadaan orang munafik di tengah umat islam seperti duri dalam daging yang akan terus menerus menimbulkan kekacauan.  Karenanya, kita perlu berhati-hati pada mereka yang mengaku muslim tapi menunjukkan ciri-ciri munafik.

Allah tidak menyebutkan satu nama orang munafik dalam Al Quran kecuali menjelaskan ciri-cirinya. Artinya orang munafik ada sepanjang zaman namun berubah ubah nama dan tampilan. Maka, waspadalah agar kita tidak terpedaya oleh gelar, pendidikan atau jabatan seseorang karena semua itu tidak menjamin bebas dari sifat-sifat kemunafikan.

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun.” (QS An Nisaa : 145) 
[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم