Miskin Bukan Berarti Malapetaka Tetapi Dapat Menjadi Jalan Surga, Benarkah?



Oleh: Desi Wulan Sari
(Revowriter Bogor)

Setiap orang mengharpkan kesejahteraan. tak ada seorangpun yang bercita-cita ingin menjadi miskin. Kemiskinan yang melanda dalam hidup seseorang akan berdampak pada dua efek yaitu rasa sedih dan rasa syukur.

Saat kita bercermin pada kondisi masyarakat hari ini, banyak yang berada pada posisi kurang beruntung. kemiskinan yang melanda sebagian besar rakyat disebabkan sistem yang telah memiskinkan mereka secara lahir dan batin. Bagaimana tidak, dari segi ekonomi telah banyak kebijakan pemerintah yang membuat rakyat tercekik. misalnya kenaikan iuran BPJS kesehatan yang semakin mahal, membuat rakyat dibatasi dalam hal pengobatan. Artinya tidak punya uang tidak dapat berobat secara maksimal dan tuntas dengan segala kenyamanannya.Pabrik-pabrik dan perusahaan swasta ataupun negara sudah banyak tidak beropearsi, membuat lapangan kerja lokal semakin tertutup.

Lain halnya dalam bidang kepemilikan umum seperti listrik, air, gas, bahan bakar, pertambangan alam, minyak, dan lain sebagainya tidak dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat akibat mahalnya harga-harga tersebut akibat tata kelola yang salah dan merusak dalam sistem kapitalis yang digunakan negeri ini.

Ketika tidak mampu meraih semua kesejahteraan tersebut, maka kemiskinanlah yang mereka hadapi di negeri ini. kemiskinan ini tidak hanya dalam angka tetapi nyata di depan mata. seperti yang terjadi pada satu keluarga bapak Warsidi (60), warga dusun cipeuteuy, Desa Pakapasan Girang, Kecamatan Hantara. Mereka dalam kondisi miskin dan memprihatinkan, tinggal di  gubuk reot yang menyatu dengan kandang kambing (Radar Cirebon, 24/1/2020). bBahkan ada seorang pelajar SMP di Aceh, NAD, yang tidak makan selama tiga hari karena tidak punya beras untuk dimakan (Suara.com, 10/8/2019). Dan lihatlah pengemis yang beretebaran di berbagai pelosok kota dan daerah. meminta sedekah kepada orang-orang  yang bersimpati atas kemiskinannya, seakan hanya itu pekerjaan tetap yang dapat mereka lakukan.

Semua permasalahan diatas tentu menjadi tanggung jawab negara dalam merancang solusi atas problem rakyat tersebut. Namun saat ini kita sebagai umat muslim ataupun rakyat jelata tidak mampu berbuat apa-apa ketika berhadapan dengan kebijakan negara. Selain perjuangan dalam mendakwahkan para penguasa agar mau kembali kepada solusi hakiki yaitu Islam rahmatan lil alaamiin.

Hari ini rakyat miskin hanya bisa meratapi nasibnya. bahkan orang-orang yang kelaparan, kurang gizi, hidup di jalan, tak mampu memiliki uang, tak mampu bekerja, anak yang tak mampu sekolah, dan kemiskinan dalam bentuk lainnya menjadi permasalahan krisis bagi sebuah negara.  Hanya kepada Allah lah tempat mengadu atas penderitaan yang mereka alami.

Namun, kemiskinan bagi seseorang bisa berbeda dalam menerima qada Allah tersebut, sebagian orang  menganggap sebagai ujian, musibah, bahkan kemarahan atas nasib yang diterimanya.

Akan tetapi, tahukah wahai sahabat bahwa kiranya menjadi seorang miskin juga merupakan satu kebahagiaan. Mengapa? ternyata Allah telah memberikan kabar gembira kepada umatnya yang berada dalam kemiskinan ataupun kefakiran. Sesungguhnya Allah swt telah mematahkan kesedihanmu di surga, dan mewarnaimu dengan berbagai warna kenikmatan yang tidak pernah terlintas dalam hati manusia. Bahkan di atas semua itu, sesungguhnya orang-orang fakir dari kalangan orang-orang mukmin memasuki surga lima ratus tahun sebelum orang-orang mukmin yang kaya.

Nabi saw bersabda: "Orang-orang fakir kaum muslimin memasuki surga setengah hari sebelum orang-orang kaya mereka, yaitu lima ratus tahun."

Nabi saw bersabda: "Sesungguhnya orang-orang fakir dari kalangan muhajirin mendahului orang-orang kaya menuju surga selama empat puluh tahun."

Tentunya, masuknya surga orang-orang miskin ini telah memenuhi syarat yang telah Allah tetapkan. miskin tetapi tidak mengeluh, miskin tetapi tidak berputus asa, miskin tetapi tetap teguh pada ketetapan Allah, miskin tetapi tetap menjadi mukmin sejati di mata Allah. Sehingga amalan-amalan seorang miskin jauh lebih berharga bagi Allah dibanding amalan orang-orng mukmin yang kaya. MasyaAllah.

inilah beberapa kalimat para shalaful sholih dalam mengingatkan kebesaran Allah kepada hambanya yang mengalami kefakiran, diantaranya:

"Wahai orang fakir dan miskin, Jangan bersedih, sesungghunya dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir. "

"Jangan bersedih wahai orang fakir dan miskin, seandainya dunia itu disisi Allah setara dengan sehelai sayap nyamuk, tentu Allsh tidak akan memberi  minum orang kafir meski hanya seteguk air."

"Jangan bersedih wahai orang fakir dan miskin, sesungguhnya dunia adalah jembatan dan tempat lewat, bukan tempat tinggal dan bermukim."

"Jangan bersedih wahai orang fakir dan miskin, karena dunia adalah bayangan hampa dan ketiadaan."

"Jangan bersedih wahai orang fakir dan miskin, sesungguhnya dunia adalah perhiasan yang menipu, bukan tempat kemuliaan dan kebahagiaan.Karena semua kebahagiaan berada pada negeri kebahagiaan di sisi Penguasa yang Mulia, Maha Pengasih dan Pengampun."

Maka janganlah bersedih hati wahai orang-orang yang dicintai Allah dan RasulNya, karena Allah senantiasa menjaga umatnya tanpa terkecuali, tanpa memandang strata sosial makhluknya, tetapi cukup melihat pada ketakwaan makhluknya kepada Allah sang Maha Pencipta seluruh alam. Wallahu a'lam bishawab.[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم