Oleh Anita Irmawati
(Member Muslimah Voice Teens)
Kejahatan seksual tak pernah berhenti menghantui. Awal tahun dihebohkan dengan kasus Reynhard WNI yang tinggal di Manchester Inggris melakukan aksi bejad dan menelan korban sebanyak 159 jiwa dalam rentang waktu dua setengah tahun dari 1 Januari 2015 sampai 2 Juni 2017.(https://m.cnnindonesia.com/internasional/20200107073006-134-462982/reynhard-sinaga-predator-seks-terbesar-di-sejarah-inggris)
Bukan hanya diluar negeri, didalam negeri pun memang terjadi, rakyat diresahkan dengan penangkapan Ketua Ikatan Gay Tulungagung (Igata) M Hasan atau Mami Hasan (41) yang mencabuli 11 anak di bawah umur. Aksi ini terungkap usai polisi mendapat laporan dari masyarakat.
(https://m.detik.com/news/berita-jawa-timur/d-4866283/ketua-ikatan-gay-tulungagung-diamankan-cabuli-11-anak-di-bawah-umur)
Kejahatan seksual bukan hanya membidik kaum wanita, kaum pria pun ikut menjadi sasaran para pemuja syahwat. Tak memandang usia tua atau muda bahkan balita menjadi korban para predator seksual. Miris, zaman semakin canggih hingga pemikiran tak lagi jernih, kerusakan manusia sudah nampak jelas. Menjamurnya lesbi, gay, biseksual dan transgender marak membidik generasi demi memenuhi syahwat para moral bejad.
Pelaku bebas berkeliaran tanpa melihat siapa korban, entah itu tetangga, teman, saudara atau keluarga. Naas dalam keluarga saja bisa terjadi, bagaimana sistem pertahanan diri ? Keluarga sudah tak bisa dipercaya jika terjangkit virus LGBT. Virus yang mematikan generasi dan mengancam populasi manusia.
Sudah menjadi hal yang wajar jika pria tertarik pada wanita dan sebaliknya, untuk dijadikan pendamping hidup. Berbeda halnya jika pria tertarik pada pria atau wanita tertarik pada wanita atau pada keduanya, ini merupakan hal yang aneh dan melanggar, pasalnya sudah jelas sperma hanya akan bertemu dengan ovum, dan laki-laki hanya akan berpasangan dengan perempuan. Bahkan hewan pun akan berpasangan jika jantan dan betina.
Kelainan ini akan merusak generasi, karena LGBT akan menyebar melalui korban. Korban saat ini akan menjadi pelaku dimasa mendatang. Mengerikan bak lingkaran setan yang tak
. terputus. Penyebarannya yang masif hingga berani unjuk gigi didepan masyarakat. Generasi semakin keruh dengan berbagai ancaman, sulit tumbuh ditengah kekacauan. Tameng pertahan keluarga sudah dijebol apalagi lingkungan umum yang sulit dikendalikan dan pertahan negara yang melindungi segenap masyarakat tidak akan bisa jika pemerintah tidak menempuh perjalanan memutus rantai LGBT.
Bangkitnya suatu negara akan dimulai dari pemikiran. Proses berpikir panjang untuk menemukan solusi atas permasalahan. Bukan solusi yang sebatas jangka pendek yang justru menambah ruwet masalah, namun solusi tuntas yang menyelesaikan permasalah dari akar. Inilah harapan bagi generasi, mengajak mereka berpikir kritis dan mencari solusi. Karena pada hakikatnya generasi penerus lah yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan membangun suatu peradaban.
Kerusakan LGBT jangan sampai menjamur pada generasi, karena nasib yang akan datang akan menentukan kemana negara ini akan berlayar dikendalikannya. Sudah seharusnya pemerintah peka terhadap kerusakan moral, bukan hanya melihat masih sedikitnya korban, tapi lihatlah bagaimana sedikit korban ini akan bermetamorfosis menjadi pelaku yang berkali-kali lipat. Sudah saatnya kita selamatkan generasi dari wadah LGBT.[]