Biang Kerok Kaum Belok



Oleh : Septa Yunis
(Analis Muslimah Voice)


Masalah penyimpangan seks semakin menjamur dimana-mana. Tidak hanya kota besar saja yang terjangkiti oleh virus jahanam ini, namun daerah terpencil pun tidak luput dari keganasan para kaum belok. Kota sekecil Tulungagung Jawa Timur juga menjadi sarang para kaum belok ini.


Dilansir dari detik.com, Ketua Ikatan Gay Tulungagung (Igata) M Hasan atau Mami Hasan (41) mencabuli 11 anak di bawah umur. Aksi Mami Hasan ini terungkap usai polisi mendapat laporan dari masyarakat. Kabid Humas Polda Jatim Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan dari laporan masyarakat ini, pihaknya langsung melakukan penyelidikan. "Kami telah melakukan pengungkapan dari laporan masyarakat, kejadian di Tulungagung tentang pencabulan terhadap anak-anak di bawah umur sesama jenis," kata Truno di Mapolda Jatim Jalan Ahmad Yani Surabaya, Senin (20/1/2020). https://m.detik.com/news/berita-jawa-timur/d-4866283/ketua-ikatan-gay-tulungagung-diamankan-cabuli-11-anak-di-bawah-umur


Bukan hanya di Indonesia yang dihebohkan dengan kaum belok ini. Beberapa waktu yang lalu juga dihebohkan oleh mahasiswa s3 di sebuah universitas di London yg berasal dari Indonesia, Reynhard Sinaga yang mencabuli hampir 200 orang.


Kaum belok di dunia umumnya dan Indonesia khususnya, semakin berani tidak malu-malu lagi mengakui bahwa dirinya adalah seorang pelaku penyimpangan seks. Hal ini wajar karena dengan berkembangnya teknologi semacam internet, membuat kaum belok di belahan bumi atau merasa senasib dengan kaum belok di belahan bumi lainnya. Mereka saling mendukung dan membela ‘kaum’nya dengan berbagai macam cara. Jadilah mereka mendirikan perkumpulan kaum belok yang tujuannya adalah memperjuangkan hak-hak kaumnya terutama dalam tataran hukum sehingga boleh menikah secara sah.


Hal ini tak lepas dari apa yang dianut oleh negeri ini yaitu kebebasan. Selain itu Sekuler juga menjadi biang utama yang menjadikannya semakin semrawut. Akibat asas kebebasan yang selalu digaungkan demokrasi, dan mengatasnamakan HAM, kaum belok sampai Predator pun seakan tersenyum sombong.


Sistem demokrasi tak akan pernah bisa menyelesaikan masalah kronis semacam ini secara tuntas. Sebaliknya, sistem ini akan melegalkan kejahatan itu seperti yang terjadi di banyak negara penganut sistem tersebut.


Di sinilah peran negara sangat di nanti-nanti untuk menuntaskan polemik ini. Namun, ketika sistem yang dianut tetap sistem yang mengatasnamakan kebebasan, masalah tersebut dapat tuntas adalah hal yang mustahil. Jalan satu-satunya untuk memberantas masalah kaum bengkok ini dengan kembali kepada hukum Islam. Islam bukan hanya sekedar agama, namun Islam juga sekaligus aturan yang diturunkan Allah melalui Rasulullah Saw untuk mengatur umat manusia di dunia ini. Namun faktanya manusia lebih sombong tidak mau menggunakan aturan Islam, malah sibuk membuat aturan sendiri yang sebenarnya banyak menimbulkan ketimpangan.


Di dalam aturan Islam, mengharuskan negara untuk senantiasa menanamkan akidah Islam dan membangun ketakwaan pada diri rakyat.  Negara pun juga berkewajiban menanamkan dan memahamkan nilai-nilai norma, moral, budaya, pemikiran dan sistem Islam kepada rakyat. Penerapan sistem Islam akan meminimalkan seminimal mungkin faktor-faktor yang bisa memicu terjadinya kekerasan seksual, pedofilia, sodomi dan perilaku seksual menyimpang lainnya.


Dengan demikian pelaku 'belok' akan bisa diminimalisir, bahkan dibinasakan. Namun, jika masih ada yang melakukannya, maka sistem uqubat (sanksi) Islam akan menjadi benteng yang bisa melindungi masyarakat dari semua itu.  Hal itu untuk memberikan efek jera bagi pelaku kriminal dan mencegah orang lain melakukan kejahatan serupa. 


Namun sungguh sangat disayangkan, saat ini tidak ada satupun negara yang benar-benar menerapkan syariat Islam secara menyeluruh dan solusi tersebut diatas tidak bisa diterapkan. Maka dari itu, tak bisa tidak bahwa sedikit kontribusi yang bisa kita lakukan bagi perbaikan umat ini adalah dengan berdakwah. Karena sungguh, hukum Islam tidak bisa diterapkan secara parsial atau setengah-setengah saja. Sudah saatnya kita bergerak untuk menyadarkan umat tentang bahaya demokrasi. Karena sesungguhnya inilah biang kerok kerusakan yang banyak dipuja-puja masyarakat dunia. Homoseks hanya satu dari bejibun ‘dosa-dosa’ demokrasi.[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم