Rencana Jahat Dibalik Diberangusnya Khilafah dan Jihad


Oleh: Rina Yulistina
(Kontributor Muslimah Voice)

Isu radikalisme terus digoreng tanpa ampun dinegeri ini, tak cukup cadar dan celana cingkrang yang diusik. Pelajaran Fiqih di Madrasah Aliyah pun dinilai bermuatan radikal, khilafah dan jihad diberangus. Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah pada Kementerian Agama (Kemenag), Umar, menjelaskan kepada republika.co.id, Saptu (7/12) Setiap materi ajaran yang berbau tidak mengedepankan kedamaian, keutuhan dan toleransi juga dihilangkan. "Karena kita mengedepankan pada Islam wasathiyah."

Menjadi sebuah pertanyaan ada apa dengan negara ini? negara yang katanya sebagai muslim terbesar di dunia menjadi sangat elergi dengan ajaran islam. Islam menjadi pesakitan di negeri ini, ajaran islam seolah-olah penyebab semua carut marut permaslahan di negeri ini. Apakah benar ekonomi Indonesia melambat karena radikalisme? Apakah benar harga garam lokal anjlok seharga Rp 100/kg diakibatkan radikalisme? Apakah benar beras ribuan ton dibuang karena radikalisme? Apakah benar kemiskinan, korupsi, utang yang menggunung, kerusakan moral akibat dari radikalisme? Orang waras yang mau berfikir tentu jawabannya tidak benar. Semua permasalahan di negeri ini bukan karena radikalisme.

Lantas kenapa isu radikalisme menjadi common enemy di negeri ini? Kenapa islam menjadi pihak tertuduh dan yang semakin mirisnya kaum muslim di Indonesia yang tidak mau berfikir pun ikut-ikutan menuduh islam. Na'udzubillah min dzalik.

Radikalisme Buatan Islam?

Isu radikalisme bukan terjadi kali ini saja, setiap rezim senantiasa bermain di dalamnya. Jika kita urut sejarah asal muasal kata "terorisme" berasal dari tragedi gedung WTC yang "katanya" America di bom oleh kelompok islam radikal Al Qaedah yang dikepalai oleh Osama bin Laden, dengan gegap gempita Bush berpidato menekankan "Apakah mau bergabung bersama kami atau ingin bersatu dengan teroris," (liputan6.com 20/9/2001)


Sudah barang tentu Amerika sebagai negara adidaya mempunyai power untuk menggerakan negara pembebek untuk mengikuti langkahnya memerangi terorisme. Jika tak mengikuti titah baginda raja yaitu Amerika bisa dipastikan negara itu akan diembargo ekonomi dan politik oleh Amerika. Sehingga tak ada satupun negeri kaum muslim yang pemerintahannya tidak satu jalan dengan Amerika. Semua seiya sekata. Proyek radikalisme terus membanjiri negeri-negeri kaum muslimin. Dan korbannya siapa lagi jika bukan kaum muslim sendiri.

Banyak berita yang membuktikan bahwa gedung WTC yang memiliki pengamanan berlapis itu bukan di bom oleh Osama dan kroni-kroninya tapi di bom oleh pihak America sendiri. Kasus ini sebenarnya mirip dengan kasus ISIS, video wawancara dengan reporter Fox News, Greta Van Susteren, Hillary Clinton menyebut bahwa Amerika memiliki kepentingan sangat besar di Asia Tengah, kawasan yang dua dekade lalu hendak "dikuasai" Uni Soviet. (medan.tribunews.com 16/10/2015)

Bom Bali misalnya, banyak bukti yang menyatakan bahwa bahan peledak berupa C4 dengan daya rusak luar biasa yang meninggalkan warna hit itu digunakan oleh militer-militer luar negeri, seperti Amerika Serikat. (m.hidayatullah.com 2002/10/14). Dari sini sangat jelas bahwa isu radikalisme yang menjadikan bibit terorisme merupakan buatan barat bukan islam.

Ada Apa Dibalik Isu Radikalisme
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa radikalisme merupakan proyek Amerika. Jika ada satu negera yang tak iya sekata dengannya maka siap-siap terkena embargo ekonomi dan politik. Oleh karenanya isu radikalisme bukan hanya terjadi di Indonesia saja banyak negara-negara dibelahan bumi lainnya mengalami hal yang sama dengan bentuk yang berbeda. Islam merupakan agama yang sempura, kesempurnaan Islam inilah yang menjadikan barat terutama Amerika ketakutan.

Negeri muslim dan kaum muslim merupakan aset bagi negara barat dan Amerika, mereka membutuhkan kita, karena negeri muslim adalah negara kaya sumber daya alamnya yang bisa mereka keruk melalui demokrasi kapitalisme, dan jumlah penduduk kaum muslim yang terbesar dijadikan pasar konsumtif bagi produk mereka. Maka Amerika takut jika kaum muslim bangkit dengan kesempurnaan islam maka hegomoninya akan sirna. Kapitalisme dengan uang kertasnya tak akan laku, demokrasi dengan kehiprokitnya tak akan laku, sekulerisme dengan kerusakannya taka akan laku. Sehingga sebelum ajal menjemput, Amerika berusaha keras melakukan berbagai cara deradikalisasi.

Kaum muslimin bagaikan kaum yang tertidur pulas hanya dengan islam kaffah mereka akan terbangun menjadi pemimpin dunia. Ketika kaum muslim bangkit dan menerapkan islam kaffah berupa ekonomi, politik, pemerintahan, sosial, dan pendidikan. Maka peradaban Islam akan menjadi mecusuar dunia sebagaimana terjadi dimasa lalu yaitu khilafah islamiyah.

Inilah alasannya kenapa khilafah diberangus, pemerintah sibuk memberikan stigma negatif terhadap khilafah. Organisasi pengusung khilfah dibubarkan seolah-olah menjadi organisasi terlarang. Padahal Khilafah ajaran islam semua madzab mengajarkannya, sejarah islam telah membuktikan keagungannya, dalil kewajiban khilafah merupakan dalil yang kuat, ijma' ulama mengakuinya.
Selain khilafah, jihad pun di bumi hanguskan. Padahal jelas jihad  merupakan api semangat yang mampu mengantarkan Indonesia merdeka, pekikan takbir oleh Bung Tomo sebagai motor penggerak. Lantas sekarang jihad dianggab memecah belah, intoleran, mengancam perdamaian. Logika dari mana?

Inilah cara barat menumpulkan jiwa membela tanah air. Bangsa kita sudah tak sadar jika hegomoni barat telah mencabik-cabik negeri ini, membuat negara tak berdaulat, hutang menggunung, aset negara diobral bak penjual gorengan. Namun hal itu dianggab keberhasilan dalam investasi. Nasi telah menjadi bubur penjajah dianggab sahabat bak pahlawan. Apakah nanti jika Indonesia terjual tanpa sisa baru sadar bahwa telah dijajah? Apakah menunggu masyarakat asli Indonesia dibumi hanguskan seperti aborigin di Australia?

Apakah kita ingin terus dibodohi dengan isu radikal radikul? Taukah kita bahwa islam mengajarkan ummatnya untuk melakukan futuhat tujuannya untuk menyebarkan ajaran Islam keseluruh dunia? Memberikan cahaya islam ke negeri yang gelap gulita, memberikan peradaban yang agung dengan cahaya ilahi. Sungguh mulia islam, kebangkitan islam tak akan bisa dibendung meski musuh tak menyukainya. Khilafah merupakan janji Allah yang tak akan bisa dihalangi walau hanya sejenggal pun.

Menjadi pertanyaan, lantas kita memilih menjadi pejuang atau pecundang?[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم