Oleh: Puji Ariyanti
(Ibu dan Pemerhati Generasi)
Bertahun-tahun Palestina mengalami kezaliman luar biasa. Tanpa ada kejelasan masa depan. Tanpa ada seorangpun penguasa yang mampu melindungi mereka barang sekedipan mata. Mereka hanya beretorika untuk mengambil simpati internasional dalam kepentingan politik. Mereka bungkam, bahkan penguasa negeri muslim pun tidak mampu berbuat apa-apa.
Akan tetapi masyarakat Indonesia silih berganti memberikan perhatian penuh atas kondisi negeri yang tak kunjung henti terzalimi ini. Dari aksi unjuk rasa mengecam zionis hingga penggalangan dana. Bahkan sebagian sekolah, pesantren, dan pengajian mengadakan doa bersama bagi warga Palestina.
Inilah yang dinamakan ukhuwah Islamiah. Islam bagai satu tubuh. Bila ada satu anggota tersakiti, anggota lain ikut merasakannya. Antara tubuh yang satu dan yang lainnya saling membutuhkan. Jika kaki tertancap duri, tak jarang bibir mengaduh, lalu tangan bekerja mengambil durinya.
Berbagai perundingan telah dilakukan dunia Internasional. Namun tak kunjung menemukan solusi tuntas untuk penyelesaian. Ma'ruf mengungkapkan sebaiknya sejumlah pihak yang terlibat mencari solusi atau two state solution. Two state solution merupakan cara penyelesaian konflik yang sudah disepakati oleh komunitas internasional melalui resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) No.194. (Suara.co, 15/11/2019).
Selain itu Ma'ruf juga menekankan adanya kesepakatan di Palestina sendiri yang terbagi menjadi Hamas dan Fatah, dua kelompok partai di Palestina yang kerap bertikai.
Sejatinya konflik Palestina bukan karena konflik Hamas dan Fatah, dan konflik berkepanjangan ini juga tidak bisa selesai dengan two states solution.
Dunia harus tahu: akar masalah Palestina adalah agresi. Keberadaan Israel yang telah menyerobot, merampok dan menduduki tanah Palestina dengan mengusir penduduk dan pemilik aslinya. Pendudukan dan penjajahan Israel atas Palestina dan penduduknya.
Di sinilah para ulama sering menyebut qadhiyah Filistin adalah qadhiyah wujud, bukan qadhiyah hudud. Maksudnya, akar masalah Palestina adalah keberadaan Israel, bukan masalah tapal batas antara Israel dan negara-negara tetangga seperti Suriah, Libanon, Yordania, termasuk Palestina.
Jika akan menyelesaikan konflik Palestina, yang dibutuhkan hanyalah solusi hakiki, yakni: kembali bersandar pada syariah. Masalah Palestina adalah masalah Islam dan seluruh kaum Muslim. Di sinilah Ukuwah Islamiah patut dibuktikan. Tanah Palestina adalah tanah kharajiyah milik kaum Muslim di seluruh dunia. Statusnya tetap seperti itu sampai Hari Kiamat. Tidak ada seorang pun yang berhak menyerahkan tanah kharajiyah kepada pihak lain, apalagi kepada perampok dan penjajah seperti Israel.
Israel harus di usir dari Tanah Palestina dengan jihad fi sabillah. Sebagaimana firman-Nya dalam QS at-Taubah ayat 14 artinya:
"Perangilah mereka, niscaya Allah akan menghancurkan mereka dengan (perantaraan) tangan-tangan kalian, menghinakan mereka serta akan menolong kalian atas mereka sekaligus melegakan hati kaum Mukmin"
Allah SWT juga berfirman dalam QS al-Baqarah ayat 191 yang artinya:
"Usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian"
Berdasarkan ayat di atas, Israel harus diperangi dan diusir dari Tanah Palestina. Tentu saja hanya bisa dulakukan dengan jihad fi sabilillah. Tidak dengan perundingan-perundingan yang dilakukan selama ini. Buktinya, sudah lebih dari 33 resolusi PBB terkait Israel dilanggar, dan tidak ada tindakan apa pun atas Israel. Bahkan seluruh dunia telah mengutuk Israel yang didukung penuh Amerika dan Barat, namun Israel tetap tidak pernah peduli.
Sesungguhnya, Jihad fi sabilillah satu-satunya cara untuk mengusir Israel dari tanah Palestina. Akan tetapi, mampukah dilakukan tanpa ada sebuah institusi yang mendukung?
Tentu saja jihad fi sabilillah hanya bisa dilakukan oleh sebuah negara yang menjadikan akidah dan syariah Islam sebagai asas dan standar dalam bernegara, termasuk dalam politik luar negeri yang mengadopsi jihad fi sabilillah.
Lalu sampai kapan rakyat Palestina keluar dari penderitaannya, jika ukhuwah Islamiah hanyalah slogan dahsyat semata?
[]Wallahu'alam bissawab[]