Penista Agama Bebas Di Negara Sekuler



Oleh: Mamik Laila

Akhir-akhir ini ramai berita yang memberitakan penistaan, penghinaan maupun pelecehan terhadap Allah, Rosulullah Saw dan ulama maupun terhadap ajaran Islam berupa syariat termasuk ibadah. Berita Bu Sukmawati yang telah membandingkan jasa Soekarno dengan Rosulullah. Atta halilintar dalam videonya juga terindikasi telah mempermainkan gerakan sholat (m.medcom.id/15/11)2019).

Bagi mereka yang melakukan penodaan agama, penistaan, maupun dengan sebutan yang lain. Maka ada dua indikasi, pertama karena ketidaktahuan bahwa yang mereka lakukan itu masuk penistaan agama. Atau karena ketidak sukaan mereka terhadap agama Islam.

Jika kita telisik, andai orang yang tidak fahamkan jelas mereka adalah orang jahlun yang tidak memiliki pendidikan. Orang-orang yang tidak bisa membandingkan dengan bandingan yang sesuai itu penghinaan, seperti kasus diatas. Secara agama, jelas beliau orang Islam. Meski kita tidak tau derajat disisi Allah seperti apa. Namun, bagi orang Islam membandingkan nabi dengan tokoh sekaliber apapun itu tidak sebanding. Apa tidak mengaca bagaimana Micel Hert yang menempatkan Muhammad rosulullah di tempat paling atas dari 100 tokoh-tokoh dunia yang lain? Ini jelas ke jahil an orang yang menebarkan kebencian terhadap Islam.

Allah dengan jelas mengatakan dalam firman-nya, “Mereka (orang-orang munafik itu) bersumpah dengan (Nama) Allah, bahwa mereka tidak mengatakan (sesuatu yang menyakitimu). Sesungguhnya mereka telah mengucapkan perkataan kafir, dan telah menjadi kafir sesudah Islam dan mengingini sesuatu yang mereka tidak memperolehnya. Dan tidaklah membenci dan mengingkari kecuali karena Allah dan Rasul-Nya telah melimpahkan karunia-Nya kepada mereka yang beriman. Maka jika mereka bertaubat, itu adalah lebih baik bagi mereka. Dan jika mereka berpaling, niscaya Allah mengazab mereka dengan azab yang pedih di dunia dan akhirat; dan mereka sekali-kali tidaklah mempunyai pelindung dan tidak (pula) penolong di muka bumi.” (QS. At-Taubah: 74).

Dan lebih tragisnya lagi, karena kaum muslim tidak memiliki perisai. Ketika orang-orang kafir dan munafik itu melakukan penistaan maupun penodaan terhadap agama, kaum muslim hanya bisa geram dan sakit hati. Bahkan titik terkuat mereka hanya mampu melakukan aksi-aksi menolak atau meminta si penista Agama diadili. Sebagaimana akhir-akhirnya terjadi. Sebagaimana diberitakan oleh tvOne pada Jumat, 29/11/2019.

Tidak ada satu pun penguasa yang mampu menjaga Marwah/kemulyaan kaum muslim. Kaum muslim ibarat numpang hidup, mereka seolah anak yatim piatu tak mendapatkan tempat nyaman barang sedikitpun. Tak ada yang mengayomi, bahkan untuk menjaganya dari keburukan hiduppun tak ada lagi.

Negara sekuler sekarang benar-benar tak berpihak pada kaum muslim, sudah sering kali kaum muslim tersakiti dengan ulah tindakan mereka. Tak ada lagi sosok Umar Bin Abdul Aziz, Khalifah pengayom dan penjaga kaum muslimin. Tak ada lagi sosok Sulaiman Alqonuni, yang menjaga kekhilafahan sampai ajal menjemput. Tak ada lagi sosok Sultan Abdul Hamid II yang mengerahkan pasukannya untuk membela muslim Aceh yang tak bisa berangkat haji karena ketertindasan Belanda.

Selain sosok di atas, mereka di topang kuat dengan sistem Islam yang menjadikan Al-Qur'an dan hadist sebagai pegangan dalam menata kehidupan. Bukan dengan sistem rusak yang dibuat oleh manusia. Manusia lemah, akan sangat jelas bagaimana penampakan jika sistem yang dibuat oleh manusia yang lemah. Tentu lemah pula. Negara sekuler ini telah gagal dalam menciptakan situasi yang kondusif untuk semua. Nonsen ketika sistem sekuler ini mampu menjaga Islam dan kaum muslimin. Kalau toh hanya regulasi dan penegakan hukum yang tegas yang dilakukan ini tak akan mampu. Tetap butuh perubahan sistemik yang berasal dari Allah dan rasulNya sebagai sumber seluruh nilai dan aturan seluruh aspek kehidupan. Maka keberlangsungan kehidupan dengan menggunakan sistem Islam jelas kebaikannya. Sebagaimana ditegaskan Allah dalam firmanNya:


وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Jikalau penduduk bumi beriman dan bertaqwa maka akan kami limpahkan berkah (kebaikan) untuk mereka dari langit dan bumi, akan tetapi mereka berpaling dari peringatanku (QS. Al-a'rof:9).

Dengan demikian, penista Agama tak cukup hanya dilakukan regulasi dan tindakan tegas, namun lebih lagi perubahan sistem yang fundamental inilah yang lebih penting. Islam akan terjaga, terlebih kesejahteraan dan keberkahan akan dimunculkan oleh Allah SWT, Robb pencipta dan pengatur mayapada. Wallahu'alam.[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم