Hari peringatan AIDS sedunia yang jatuh pada tanggal 1 Desember mengingatkan pada sebuah ironi. Bahwasanya penyebaran penyakit ini masih amat tinggi jumlahnya. Salah satunya di daerah Banten.
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PDSPDI) Banten mencatat, dalam satu tahun terakhir, penderita penyakit tersebut sebanyak 11.238 orang. Dari jumlah tersebut, sekitar 50 persen disebabkan oleh perilaku menyimpang seksual (LGBT).
HIV/AIDS merupakan penyakit yang disebabkan oleh penularan virus HIV. Penularan terjadi karena perbuatan menyimpang seperti gaya hidup bebas, berganti pasangan, penggunaan jarum suntik yang tidak steril serta perilaku menyimpang seksual seperti LGBT.
#Akar Permasalahan#
Banten terkenal sebagai daerah religius. Banyak pesantren dan ulama berkiprah dalam masyarakat di daerah ini. Namun faktanya tak mampu dielakkan bahwa budaya permisif dan juga kebebasan sudah masuk ke berbagai sendi kehidupan. Salah satunya adalah pergaulan. Tercatat sekitar 2400 PSK tersebar di Banten. 40 persen diantaranya adalah pelajar dan mahasiswa (kompasiana.com). Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Banten mencatat sebanyak 174 ribu pecandu narkoba di Banten. Sementara itu, 26 persen dari jumlah total pelajar di Banten adalah pengguna narkoba. Terlebih 50 persen dari jumlah penderita adalah pelaku LGBT.
Sekularisme liberal menjadi ruh bagi kehidupan yang permisif telah menjauhkan manusia dari rambu-rambu agama yang seharusnya bisa menjadi pegangan bagi masyarakat. Terlebih, penyebaran berbagai konten asusila yang merajalela menjadi daya dukung bagi semakin meluasnya perilaku seks bebas di masyarakat.
Pada saat yang sama, kampanye tentang AIDS dan penderitanya terus digencarkan. Pandangan positif dan himbauan untuk menjalin harmoni dengan Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) sedikit banyak telah merubah kesan negatif pada fenomena penularan penyakit ini.
#Solusi Tuntas HIV/ AIDS#
permasalahan HIV/ AIDS tak bisa dipandang sebelah mata. Kerusakannya telah nyata. Betapa banyak generasi kehilangan masa depannya ketika tertular virus ini . Terlebih jika penularan virus menimpa anak-anak sejak dalam kandungan. Solusi yang sudah ditempuh selama ini berupa kampanye seks aman misalnya dengan seruan memakai kondom bagi setiap pasangan, justru menumbuhsuburkan pergaulan bebas sebagai penyebab utama penularan virus mematikan ini.
Sudah saatnya pemerintah peduli terhadap keberlangsungan hidup generasi di wilayah pesisir pulau Jawa ini. Berbagai cara bisa ditempuh oleh negara untuk memutus rantai penyebaran HIV AIDS antara lain :
1. Mengatur pergaulan antar anak muda. Generasi muda merupakan cerminan masa depan sebuah bangsa. Jika Generasi nya baik, maka bangsa tersebut memiliki harapan besar untuk maju. Begitupun sebaliknya. Oleh karenanya memegang pergaulan saat ini amat penting keberadaannya untuk menjaga kualitas dan Muru'ah generasi. Jika tidak, kita akan dapatkan beragam fakta mengerikan. Berapa banyak bayi yang dibuang ? Berapa banyak kasus hamil di luar nikah? Berapa banyak pasangan yang berpisah karena selingkuh?
2. Menutup semua akses bagi tersebarnya berbagai konten perusak akal , seperti pornografi, pornoaksi dan juga khamr, miras baik di hotel maupun di lapak kaki lima.
3. Memberikan sanksi yang tegas terhadap berbagai pelaku pergaulan bebas dan juga penyimpangan seksual sebagai sesuatu yang terlaknat dalam syariat sekaligus wasilah penyebaran virus HIV/AIDS.
Pemerintah merupakan pihak yang memegang peranan penting dalam menentukan keberlangsungan generasi. Penanganan yang tepat terhadap penularan penyakit HIV/AIDS adalah sebuah langkah nyata untuk mengembalikan Banten menjadi wilayah yang layak menerima julukan sejuta santri seribu kyai. Wallahu alam bishshowab.
Pengirim Ummu Azka Anggota Revowriter dari Serang Banten