Novianti
(Praktisi dan Pengamat Pendidikan)
Ajaran terkait khilafah dan jihad adalah sebuah fakta sejarah tapi sudah tidak sesuai dengan konteks bangsa dan negara Indonesia yang sudah memiliki Pancasila dan UUD 1945 sebagai konstitusinya. Dalam Surat Edaran B-4339.4/DJ.I/Dt.I.I/PP.00/12/2019, Kemenag mencabut KI-KD (Kompetensi Inti - Kompetensi Dasar) yang membahas tentang khilafah dan jihad. Sebagaimana diberitakan dalam CNN Indonesia (8/12/201).
Materi khilafah dan jihad dianggap sebagai ancaman terhadap keutuhan dan kedamaian di negara Indonesia. Ini adalah materi yang kekanan kananan dan berlawanan dengan konsep islam wasathiyah yang berorientasi pada penguatan karakter, idiologi Pancasila dan anti korupsi,persatuan dan keutuhan NKRI.
Kebijakan ini respon terhadap munculnya ideologi khilafah dalam soal ujian sekolah siswa kelas XII Madrasah Aliyah Negeri Kediri Utara, Jawa Timur. Namun masyarakat menolak kebijakan ini karena apa yang dilakukan Kemenag akan mengaburkan sejarah kekhilafahan yang merupakan salah satu identitas umat islam.
Menghadapi penolakan tersebut, Menteri Agama Fachrul Rozi mengatakan akan melakukan pembahasan ulang terkait khilafah dan jihad. Meski sudah melunak, stigma kemenag mengidap islam phobia akut belum berubah. Sebelumnya, Menag mempermasalahkan cadar dan celana cingkrang, sekarang tudingan terhadap khilafah dan jihad. Ini bagian dari upaya derikalisasi yang diperintahkan presiden Jokowi pada berbagai kementrian untuk menumpas radikalisme.
Sikap ngotot pemerintah terhadap radikalisasi memunculkan pertanyaan besar karena terkesan lebay, berlebihan. Apakah permasalahan di negara ini disebabkan oleh mereka yang bercadar dan bercelana cingkrang, khilafah dan jihad?
Negara memang sedang menghadapi masalah multidimensi. Ekonomi diprediksi bakal nyungsep dan tanda-tandanya mulai terlihat. Pengangguran makin meningkat dan Indonesia menempati peringkat ke-dua se Asia Tenggara.
Pertanian sebagai salah satu penopang kekuatan negara dihajar habis-habisan oleh kebijakan impor berbagai hasil pertanian. Para petani makin miskin, sehingga banyak lahan pertanian beralih fungsi menjadi area industri, pemukiman dan infrastruktur.
Beban rakyat makin berat dengan dicabutnya berbagai subsidi yang berdampak pada kenaikan kebutuhan pokok. Kenaikan premi BPJS mencapai 100%. Kesehatan menjadi barang mahal.
Pendidikan yang diharapkan berkontribusi justru ikut terpuruk. Berbagai tindakan kriminal oleh pelajar seperti tawuran, perkosaan, seks bebas, pembunuhan, menunjukkan kegagalan proses pendidikan selama ini. Pendidikan tidak mampu mengemban amanah yang tertuang dalam Sisdiknas melahirkan manusia yang beriman, bertaqwa, cerdas dan terampil.
Tujuan ini mustahil tercapai karena pendidikan makin sekuler dan liberal.
Korupsi menjadi-jadi. Pelakunya berjamaah mulai dari tingkat atas sampai bawah. Tindakan tegas pada koruptor sebatas wacana. Hukuman mati hanya pada ruang diskusi sementara pengadilan mengeksekusi grasi sehingga tidak akan pernah menimbulkan efek jera.
Jelas negara telah gagal menjalankan amanah UUD 1945 untuk menjamin pendidikan dan kesehatan warganya, melindungi fakir miskin dan orang terlantar, melindungi kekayaan sumber alam untuk menyejahterakan rakyat. Roda pemerintahan berjalan terseok-seok. Anggaran tambah defisit hutang terus melejit.
Apakah yang bercadar dan bercelana cingkrang adalah aktornya? Apakah khilafah dan jihad sumber masalah multidimensi ini? Tidak nyambung sama sekali.
Isu radikalisme, tudingan keji terhadap khilafah dan jihad hanya menutupi buruknya kinerja pemerintahan saat ini. Pemerintah sedang mencoba menutupi muka buruknya dengan menyemburkan asap dan kegaduhan agar kedzaliman pemerintah tidak terindra masyarakat.
/Apa Itu Khilafah dan Jihad?/
Khilafah adalah sistem pemerintahan warisan Rasulullah. Jihad memerangi orang-orang kafir adalah kewajiban yang Allah sampaikan di dalam Al Quran.
Rasulullah saw. bersabda:
“Bani Israil dahulu telah diurus urusan mereka oleh para Nabi. Ketika seorang Nabi (Bani Israil) wafat, maka akan digantikan oleh Nabi yang lain. Sesungguhnya, tidak seorang Nabi pun setelahku. Akan ada para Khalifah, sehingga jumlah mereka banyak.” (HR Muslim)
Allah berfirman:
وَقَاتِلُوهُمْ حَتَّىٰ لَا تَكُونَ فِتْنَةٌ وَيَكُونَ الدِّينُ لِلَّهِ ۖ فَإِنِ انْتَهَوْا فَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمِينَ
“Dan perangilah mereka itu sampai tidak ada lagi fitnah, dan agama hanya bagi Allah semata. Jika mereka berhenti, maka tidak ada (lagi) permusuhan, kecuali terhadap orang-orang zhalim.” [Al-Baqarah: 193]
Jihad adalah metode Rasulullah untuk menyampaikan ajaran Islam pada umat manusia. Jihad bisa dilakukan setelah ada pemerintahan islam. Ia sangat berbeda dengan praktek penjajahan yang dilakukan oleh Barat.
Pemimpin kekhilafahan adalah khalifah. Sejarah telah menunjukkan kekhilafahan telah memberikan perlindungan pada seluruh kaum muslimin selama 13 abad. Bahkan Will Durant, seorang sejarawan barat, dalam buku Story of Civilization mengatakan:
“Para Khalifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan dan kerja keras mereka. Para Khalifah itu juga telah menyediakan berbagai peluang untuk siapa pun yang memerlukan dan memberikan kesejahteraan selama beradab-abad dalam wilayah yang sangat luas. Fenomena seperti itu belum pernah tercatat (dalam sejarah) setelah zaman mereka.”
Tidak hanya kaum muslimin yang merasakan keuntungan dari kekhilafahan. Pada saat Irlandia menghadapi musibah kelaparan hebat yang membuat satu juta penduduknya meninggal dunia di tahun 1847, kekhilafahan Turki Utsmani mengirimkan 3 kapal yang berisi penuh dengan makanan.
Tokoh Barat saja mengakui kebaikan kekhilafahan, lantas mengapa umat islam sendiri yang justru memusuhi khilafah?
Di satu sisi Barat memang mengakui tapi di sisi lain, mereka tidak ingin khilafah kembali. Karena hanya kekhilafahan yang dapat menghentikan praktek penjajahan barat terhadap negara negara kaum muslimin. Mereka yakin khilafah akan tegak karenanya mereka melakukan berbagai upaya menunda kehadirannya. Salah satunya dengan mencitrakan ide khilafah dan jihad sebagai hal yang buruk dan keji.
Karenanya, umat islam harus cerdas dan paham siapa yang berada di balik gencarnya isu radikalisne dan apa tujuannya. Umat Islam jangan terpecah.
Memusuhi khilafah dan jihad sama artinya memusuhi Allah. Dan Allah akan menyelesaikan urusan itu dengan yang memusuhinya dengan cara yang Allah kehendaki. Khilafah akan tegak, in syaa Allah. Dan umat Islam akan siap menyambutnya karena hanya dengan kekhilafahan, kesejahteraan dan keberkahan akan Allah berikan sebagaimana Allah janjikan.
Seharusnya Indonesia sebagai negara dengan jumlah umat islam terbesar di dunia, tidak latah mengikuti kemauan barat. Khilafah justru dipandang sebagai alternatif solusi semua masalah. Karena Allah sudah menjaminkan:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُواْ وَاتَّقَواْ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ وَلَـكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri tersebut beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS: Al-A’raf [7]: 96).
Dan janji Allah adalah benar. Allahu Akbar..[]