Anak PAUD Terpapar Radikalisme?


Oleh: Yanna Azzam
Kontributor Muslimah Voice

Radikalisme berbalut pendidikah sudah menyasar anak usia dini di Indonesia, demikian menurut beberapa pengamat dan mereka yang menangani masalah penanggulangan radikalisme. Wakil Presiden Ma'ruf Amin menekankan penanganan radikalisme sejak dini. Terlebih, penanganan radikalisme menjadi arus utama program nasional pemerintah. Ma'ruf menilai perlu pengajaran pada anak sejak Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga tingkat Sekolah Dasar (SD) untuk melawan radikalisme. Pasalnya, di tingkat PAUD hingga SD saat ini muncul gejala radikalisme yang ditunjukan dengan atribut berupa poster tokoh-tokoh radikal yang kerap dipamerkan dalam acara tertentu. (CNN.Indonesia).

Sekolah, adalah tempat siswa untuk belajar, menimba ilmu dan belajar adab sehingga akan tertanam pada dirinya Syahsiyah (kepribadian). Jika sekolah tersebut berbasis Islam, maka Syahsiyah (kepribadian) yang akan dibentuk adalah Syahsiyah (kepribadian) Islam. Maka apabila di sebuah sekolah Islam seorang guru menceritakan kepada muridnya kondisi kaum muslimin di Syiria, Palistina, Afganistan atau belahan bumi yang lainnya, apakah bisa guru/sekolah tersebut dibilang terpapar radikalisme?

Ketika seorang guru memberikan pemahaman tentang batasan aurat bagi perempuan dan laki-laki yang sudah baliq dan anak-anak sejak dini harus belajar menutup aurat, maka apakah bisa dibilang terpapar radikalisme?. Ketika seorang guru memberikan pendidikan seks usia dini, dengan memahamkan tidak boleh bersentuhan laki-laki dan perempuan yang bukan muhrimnya, tidak diperkenankan masuk kamar orang tuanya di waktu sebelum subuh, setelah dzhur dan setelah isya', tidak diperkenankan dua orang  anak laki-laki tidur dalam satu selimut/satu tempat tidur, maka apakah guru/sekolah seperti ini akan dibilang guru/sekolah yang radikal?

Sungguh pemahaman tersebut adalah pemahaman Islam yang bersumber dari Al-Qur'an dan As-Sunnah. Maka apakah Islam adalah radikal?. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), radikalisme/ra·di·kal·is·me/ n 1 paham atau aliran yang radikal dalam politik; 2 paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis; 3 sikap ekstrem dalam aliran politik. Jadi adakah hubungan belajar agama dengan perubahan sosial dan politik dengan cara kekerasan?


Jawabnya pasti tidak ada. Mana mungkin orang belajar agama atau mengajarkan agama kepada anak-anak atau siswanya dibilang radikal?. Siapa yang berani bilang bahwa Islam adalah agama radikal?. Jelas tidak akan ada yang berani bilang demikian. Namun hari ini semua tuduhan seakan mengarah kepada Islam. Sebagai contoh pembanding kasus artis Agnes Monica yang menyatakan bahwa didalam dirinya tidak ada darah Indonesia, karena dia keturunan Jerman, Jepang dan China. Apakah ini bukan contoh pernyataan orang yang tidak punya rasa nasionalisme?, intoleransi? mengapa Agnes Mo tidak dikatakan sebagai orang yang terpapar radikalisme?

Sesungguhnya issu radikalisme adalah "dagangan baru" rezim di negeri ini, setelah issu terorisme tidak laku lagi. Issu radikalisme mereka hembuskan ke seluruh masyarakat di negeri ini. Sehingga mereka tidak faham Islam, mereka takut bahkan membenci Islam. Sesungguhnya radikalisme adalah islampobhia yang dihembuskan oleh orang-orang atau bahkan bangsa-bangsa yang takut akan kebangkitan Islam. Mereka takut Islam akan menang dan menguasai seluruh negeri di penjuru dunia dan mengulang kejayaannya.

Jadi,  apakah kita akan diam dan mengikuti arus radikalisme ini atau kita akan bangkit dengan Islam?[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم