Ajaran Khilafah; Antara Ada dan Tiada


Oleh: Retno Kurniawati
(Analis Muslimah Voice )

Lagi- lagi ada kabar yang viral yang berkaitan dengan dunia pendidikan, pemerintah dan ajaran khilafah. Beberapa hari lalu, tepatnya di Kediri heboh ada soal ujian tentang Khilafah. (inews.id).

Katanya soalnya terkonminasi HTI seperti yang di tulis detik.com dengan judul "Kemenag Akan Periksa dan Sanksi Pembuat Soal Khilafah di Kediri". Padahal itu soal tentang ajaran ISLAM. Apakah ini termasuk tindakan yang menghormati umat Islam, bahkan sampai harus minta maaf yang bikin soal ujian. Gimana ya kok bisa seperti ini? Atau hanya jebakan betmen bagi yang pro khilafah agar muncul dan terlihat semua?

Bukankah perbedaan pandangan tentang khilafah itu biasa saja? Apalagi memang termasuk ajaran islam. Padahal katanya kita warga indonesia yang menjunjung tinggi makna toleransi. Kata toleran dan intoleran pada hari ini lebih ditujukan pada umat Islam saja, apalagi phobia akut terhadap ide-ide Islam dalam hal ini syariah dan khilafah.

Apalagi di tambah beredar kabar kontroversial bahwa Kementerian Agama (Kemenag) melakukan kebijakan mencabut seluruh materi yang mengandung khilafah dan jihad dalam ujian maupun kurikulum di madrasah-madrasah, kontan memunculkan gejolak dan penolakan dari sebagian umat Islam yang faham akan esensi dan isi dari ajaran islam yang sesungguhnya.

Jika ajaran tentang khilafah sampai di hapus dari kurikulum, berarti ada semacam penghapusan sejarah. Jadi memang seperti itu sangat sayangkan, karena penyuasanaan agar ajaran Islam semakin ditakuti dan menjadi momok bagi rakyatnya. Padahal ajaran tentang khilafah memang ada dan dengan fakta-fakta yang banyak sekali. Namun jika saat ini memang antara ada dan tiada. Ada namun sengaja ditiadakan.

Karena jelas bagi rezim saat ini yang mengikuti langkah penjajah, rakyatnya boleh apa saja bebas..bebas berzina, bebas makan harta riba, bebas main game online yang melenakan, karena penguasa yang tidak me-riayah rakyatnya tetapi standar kapitalisme sekuler yg mengedepankan keuntungan kapital dan pemisahan agama-lah yang paling utama. Sehingga menurut mereka, ajaran islam tentang khilafah harus di tiadakan.

Sistem yang dipakai penjajah Belanda dan yang dipakai saat ini adalah sistem yang sama yaitu Kapitalisme dengan demokrasinya. Maka wajar jika sama-sama takut dengan Khilafah. Bedanya penjajah Belanda dulu takut penjajahannya dan penguasa saat ini takut kekuasaannya berakhir oleh Khilafah.

Sebagaiman kasus soal ujian di Kediri, sampai dengan pemanggilan pembuat soal-soal ujian di Kediri tersebut. Dengan dalih pembuatan soal adalah di tunggangi ajaran khilafah atau HTI, jika seperti itu tidak salah kiranya yang tidak setuju dengan soal ujian yang ada soal " khilafah" nya adalah di tunggangi oleh PKI, komunis, atheis, dll.

Padahal mengajarkan ajaran Islam Khilafah termasuk menjalankan ibadah berdasarkan keyakinan agama Islam, dimana hal ini dijamin konstitusi. Dalam ajaran Islam, kekuatan umat Islam itu akan terhimpun bila ada persatuan. Dan persatuan itu hanya mungkin terjadi bila ada pemimpin yang menyatukan umat Islam di seluruh penjuru dunia dan di bawah sebuah institusi politik yang bernama khilafah.

Khilafah adalah sistem yang akan menerapkan Islam secara kaffah. Tentu ini tidak akan dibiarkan begitu saja oleh sistem yang lain. Namun semua itu adalah perbuatan yang sia-sia, karena pertolongan haqiqi kita langsung dari Allah SWT.[]


*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم