Dewi Srimurtiningsih
(Women Movement Institute)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin sidang kabinet paripurna yang terakhir di periode 2014-2019 pada tanggal 3 Oktober kemarin. (detik.com 03/10/2019). Ini menandai telah berakhirnya periode pertama kepemimpinan Jokowi. Sedangkan KPU telah mengumumkan bahwa pelantikan Jokowi-Ma'ruf Amin sebagai Presiden-Wakil Presiden periode 2020-2024 dijadwalkan 20 Oktober mendatang.
Mengaca pada kepemimpinan Jokowi 5 tahun ke belakang, apakah 5 tahun ke depan akan menjadikan rakyat Indonesia mampu mengenyam kesejahteraan dan rasa keadilan yang selama ini dirasakan semakin jauh dari genggaman?
Apakah kebijakan-kebijakan pemerintah ke depan akan lebih memihak kepada rakyat dibanding kepentingan para pemilik modal?
Tengoklah salah satu janji kampanye beliau, katanya akan menciptakan 10 juta lapangan kerja. Berdasarkan konfirmasi dari Menaker RI, M Hanif Dhakiri selama 4,5 tahun telah tercipta 10.540.000 (detik.com 28/03/2019)
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Februari 2019, jumlah pengangguran berkurang sebanyak 50 ribu orang dari 6,87 juta orang pada Februari 2018 menjadi 6,82 juta orang. (cnnindonesia.com 19/05/2019)
Apabila dalam waktu 4,5 tahun mampu menciptakan 10.540.000 lapangan kerja, mengapa jumlah pengangguran hanya mampu berkurang 50 ribu orang dalam setahun? Untuk siapakah lapangan pekerjaan tersebut?
Peneliti Ketenagakerjaan P2K LIPI, Devi Asiati menerangkan, pertama semakin besarnya jumlah investasi China masuk ke Indonesia berjalan beriringan dengan semakin banyaknya TKA China yang masuk ke Indonesia. Sebab pemerintah China memiliki kebijakan bahwa penanaman investasi di luar negaranya harus diikuti dengan ekspor tenaga kerja. (detik.com 08/05/2018)
Inilah salah satu bukti, sistem kapitalisme yang telah menggurita ini hanya mampu memberikan ilusi kesejahteraan. Negara yang bergantung pada kapitalis hanya mampu tunduk dihadapan para pemilik modal. Akhirnya rakyat terpinggirkan, tertindas dan tercekik dalam lingkaran setan kapitalisme.
Jadi siapapun pemimpin selanjutnya, entah itu Jokowi kembali memimpin atau pun tergantikan oleh orang lain, selama masih tetap dalam cengkraman kapitalisme-liberalisme, nasib rakyat akan tetap sama bahkan mungkin lebih menderita lagi. Sehingga 'kesejahteraan dalam genggaman' hanyalah ilusi tanpa realisasi.
Dibutuhkan suatu perubahan secara revolusioner, mendasar dan menyeluruh. Dan hanya Islam lah solusi hakiki setiap problematika kehidupan. Telah terbukti Islam mampu memimpin 2/3 dunia selama 13 abad lamanya. Dalam kurun waktu dan luas wilayah tersebut, mampu memberikan kesejahteraan dan masa kegemilangan Islam yang tercatat dalam sejarah.
Wallahu 'alam.[]