Mahasiswa; Rapatkan Barisan!


Oleh : Retno Kurniawati
(Analis Muslimah Voice)

Radar Malang, 22 September 2019 melansir bahwa mahasiswa Kota Malang “Ngampus’ di Depan DPRD Kota Malang. Dengan tuntutan bahwa mahasiswa sudah merasa tidak tahan melihat kondisi negara yang berada di ambang kehancuran. Dengan sejumlah undang-undang yang aneh. Sebut saja RUU KPK dan KUHP. Undang - undang itu disinyalir berisi pelemahan-pelemahan pada institusi KPK.

Ribuan mahasiswa Malang diperkirakan akan turun ke jalan hari ini, Senin 23 September 2019 juga dengan berita hari ini. Mereka akan menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung Dewan Perwakian Rakyat Daerah (DPRD) Kota Malang. ( Tempo.co).
Aksi mahasiswa hari ini, 23 september dari beberapa kampus di malang di latar belakangi sejumlah korupsi yang merajalela di sejumlah pejabat pemerintahan dan oleh pemerintah malah akan melakukan usaha-usaha yang di sinyalir adanya pelemahan-pelemahan dengan adanya RUU KPK dan KUHP. Padahal korupsi timbul dari keserakahan, keutuhan, kesempatan dan hukum yang rendah. Untuk memberantasnya harus dilakukan dengan cara yang luar biasa. Langkah inovatif dan solutif untuk KPK itulah yang diperlukan kedepannya. Begitupula mahasiswa sebagai agen perubahan mengingankan perubahan.

Faktor mendasar dari fenomena korupsi yang saat ini marak di Indonesia adalah buah dari penerapan ideologi kapitalisme-demokrasi. Ideologi ini dapat merusak tatanan kehidupan umat manusia. Untuk itu, agar korupsi bisa diberantas maka solusi yang fundamental adalah dengan penghapusan ideologi kapitalisme-demokrasi dan menggantinya dengan ideologi Islam. Ideologi Islam akan memancarkan aturan yang menyeluruh dan akan meng-eliminasi setiap tindak kejahatan, termasuk korupsi. Selain itu juga, problematika panjang yang tidak pernah menemukan titik terang di tubuh pemerintahan karena diterapkannya aturan-aturan sekuler buatan manusia. Sungguh ironis ketika di gedung-gedung parlemen mengadakan diskusi atau rapat-rapat anggota dewan mengatur urusan umat yang sangat panjang dengan isi kepala dan gagasan yang berbeda-beda maka sangat logis terjadi pro dan kontra yang berkepanjangan atas kebijakan yang ingin dibuat. Tak heran jika ada anggota dewan yang walk out, lempar kursi ataupun bertengkar di parlemen akibat tak setuju dengan hasil rapat tersebut.

Inilah bobroknya ketika gagasan atau ide tidak melibatkan dan mencampakkan aturan Allah yang mengetahui apa yang terbaik bagi kehidupan individu, masyarakat maupun berbangsa dan bernegara. Dalam Islam, semua diatur mulai dari bangun tidur sampai bangun negara. Semua ada aturannya dalam Islam. Olehnya itu, hendaklah kita sadar dan kembali mau menerapkan sistem Islam.

Saat ini demokrasi melumpuhkan gerakan kritis mahasiswa, demokrasi dalam keadaan sakit dan kritis. Saatnya demokrasi ganti dengan Kepemimpinan islam. Lebih baik mati berdiri daripada hidup berlutut pada penghamba demokrasi. Lebih baik berdiri tegap membela kebenaran walau harus mati, daripada tetap hidup namun berlutut pada penguasa yang menentang SYARIAT. Diam terjajah atau bangkit melawan. Lawan atau tertawan![]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم