Indonesia Butuh Solusi Islam Kaffah



Oleh : Eva Fauziyah
(Analis Muslimah Voice)

Tak ada habis-habisnya masalah yang menimpa negeri ini. Setiap hari, kita disuguhkan dengan masalah-masalah yang silih berganti. Media menyiarkan ini dan itu. Yang isinya kadang menyayat hati seperti kematian dua mahasiswa akibat peluru tajam. Ya Allah, peluru tajam itu tak main-main. Bayangkan mahasiswa ini ditembak peluru tajam dari jarak jauh. Peluru ini kemudian terkena pembungkus jantung dan kedua paru-paru sehingga ada pendarahan. Bukankah ini adalah kedzaliman yang benar-benar nyata.

Ilustrasi penderitaan rakyat menjadi sarapan kita yang kita selalu kita santap setiap hari sebelum kita sarapan yang sesungguhnya dalam dunia nyata. Ada yang tidak mengikuti berita memang seperti aksi-aksi umat Islam beberapa waktu lalu. Aksi-aksi bela Islam memang rata-rata masyarakat tidak tahu karena tidak tayang di televisi. Tapi imbas kecarutmarutan di kalangan rakyat begitu terasa misal pasar desa jadi sepi. Bukan karena konsumennya belanja ke Mall tapi karena daya beli masyarakat memang menurun. Belum dengan masalah-masalah ekonomi yang lain yang menjadikan beban biaya hidup menjadi tinggi.

Ada apa gerangan? Dan apa yang harus kita lakukan? Akankah kita berdiam diri, sambil menunggu kehancurannya? Ataukah kita menjadi ikut ambil bagian berjuang atas perbaikan negeri yang kita cintai. Tapi bagaimana menyelesaikan masalah-masalah ini? Karena ini begitu panjang dan lebar.

====

Akhir-akhir ini banyak sekali aksi. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk kekecewaan atas segala kebijakan penyelenggara negara. Aksi-aksi ini menunjukkan ada yang tidak beres di negeri ini. Carut marut penyelenggaran negara sudah menjadi konsumsi publik. Banyak masyarakat yang kemudian berusaha mengamati bahkan menghapalkan beberapa undang-undang yang kontroversi. Bukan karena ini sengaja di share oleh beliau-beliau itu, para pejabat. Tapi ya karena sudah 'kebangeten'. Eh, ketika dikomfirmasi mengapa begini dan begitu jawabannya 'ngasal". Entah itu sengaja ataukah karena tak mampu menjawab 'saking ruwetnya' 'kebangeten' dan 'nggak ketulungan'.

Saya sih sempet menduga akan semakin ruwet di periode kedua ini. Tentu, karena selain pada periode sebelumnya sudah acak-acakan. Ditambah dengan proses pemilihannya yang 'brutal' menjadikan situasi semakin runyam. Bukan rahasia umum lagi periode kedua biasanya dijadikan periode balik modal bagi para pejabat yang sudah terlanjur keluar biaya banyak ketika mengikuti proses demokrasi. Tak ada uang tak jadi. Bukankah proses demokrasi kita begitu mahal? Dan seringkali rakyatlah yang menjadi tumbal penyelenggaran negara dengan dalih demokrasi.

Beginilah gambaran  jika aturan main kehidupan diserahkan pada manusia. Bahkan pada praktiknya hanya diserahkan pada segelintir orang. Dan lebih parah lagi aturan Indonesia tapi diserahkan pengaturannya pada negara-negara asing dan aseng.

Lihat saja 21 tahun pasca reformasi, negeri ini kembali berdarah-darah, bahkan kondisi semakin buruk dibanding tahun 1998. Begitulah jika penyelesaian tanpa konsep yang pasti kebenarannya. Maka akan terasa tumpul. Kerusakan, kemaksiatan akan terus berulang karena masalah tak pernah diselesaikan dari akarnya.

Masalah-masalah terjadi di negeri ini sebenarnya hanya masalah-masalah hulu. Akarnya di hilir ya keserakahan segelintir orang, para kapitalisme yang dilindungi oleh undang-undang. Mereka para penguasa dan pengusaha kong kalikong mengelabui rakyat dengan menciptakan aturan-aturan dan menggantinya sedemikian rupa disesuaikan kepentingan-kepentingan mereka.

====

Sejatinya manusia itu lemah. Allah mengkaruniakan kelebihan bagi manusia dibanding makhluk Allah lain. Tapi bukankah kekurangan manusia juga banyak sekali. Kalau nyata-nyata manusia punya banyak kekurangan dan makhluk yang lemah. Manusia sangat bergantung pada yang lain dalam banyak hal. Lantas mengapa berani-beraninya membuat aturan sendiri? Salah kaprah. 'Ngawur pool'.

Sudahlah, kita tidak perlu buat aturan-aturan sendiri. Aturan yang dibuat manusia itu rawan menciptakan konflik karena biasanya akan menguntungkan satu pihak dan merugikan pihak lain. Allah telah menciptakan aturan bagi kita, aturan yang sempurna dan menyeluruh. Kita tidak perlu repot-repot membuat aturan kita sendiri. Aturan sudah ada, tinggal melaksanakan.

Negeri yang carut marut ini disebabkan karena aturan-aturan rusak yang rusak dan lemah. Negeri ini butuh solusi yang hakiki bukan yg semu. Solusi itu yang dibutuhkan adalah solusi yang tuntas. Solusi itu tidak lain adalah solusi Islam. Islam bukan hanya sekedar agama melainkan ideologi yang punya aturan-aturan untuk menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapi manusia.

Islam diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad untuk disampaikan dan diterapkan oleh umatnya seperti para Khulafaur Rosyidin. Penerapan Islam ini akan membawa rahmat bagi seluruh alam teemasuk rahmat bagi negeri ini.

Mengambil Islam sebagai solusi adalah opsi bukan pilihan. Karena sejatinya kerusakan-kerusakan yang terjadi di negeri ini disebabkan karena kita jauh dari Islam. Aturan Islam dari Allah ini tinggal kita laksanakan, tak perlu dimodifikasi. Demokrasi sudah nyata-nyata gagal. Kenapa kita tidak ambil solusi Islam saja? Dan bukankah itu harus sekarang?

Wallahu a'lam Bisshowab.[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم