Palestina Saat Ini: Dampak Perang dan Upaya Perlindungan




Endah Sulistiowati (Dir. Muslimah Voice)


Konflik antara Israel dan Palestina telah berlangsung selama beberapa dekade, dan situasi di Palestina saat ini masih sangat memprihatinkan. Menurut Palestinian Central Bureau of Statistics (PCBS), populasi Palestina pada tahun 2024 diperkirakan mencapai 5,5 juta jiwa, dengan asumsi tidak ada perang besar. Namun, perang yang pecah pada Oktober 2023 telah mengakibatkan dampak yang menghancurkan bagi populasi Palestina.


- Korban Jiwa: Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa lebih dari 45.000 warga Palestina tewas dalam serangan udara dan darat Israel.


- Pengungsi: Sekitar 100.000 warga Palestina meninggalkan Gaza sejak Oktober 2023, dan ratusan ribu lainnya menjadi diaspora di berbagai negara.


- Kerusakan Infrastruktur: Perang tersebut telah mengakibatkan kerusakan luas pada rumah-rumah, fasilitas kesehatan, dan sekolah.


Sebuah Genosida 


Human Rights Watch (HRW) dan Amnesty International menuduh Israel melakukan tindakan genosida terhadap warga Palestina di Gaza. Mereka menyatakan bahwa pembatasan dan penargetan pasokan air di Gaza secara sistematis merupakan sebuah kampanye yang setara dengan "tindakan genosida". Israel membantah tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa perangnya ditujukan kepada militan Hamas, bukan warga sipil. 


Lantas benarkah yang terdampak hanya Hamas saja. Jelas sekali bukan, sehingga tuduhan genosida ini bukan isapan jempol belaka, tapi memang fakta. Bahkan gempuran rudal menjadi saksi kekejaman Israel terhadap Palestina. 


Benarkah Kekuatan Israel tidak Terkalahkan?


Kekuatan militer Israel dipercaya sebagai salah satu yang terkuat di Timur Tengah. Berikut beberapa indikator kekuatan militer Israel. Mari kita cek, kekuatan Israel terkuat ini mitos atau fakta? 


Personel Militer Aktif, Israel memiliki sekitar 169.500 personel militer aktif, termasuk 126.000 di angkatan darat.


Pasukan Cadangan,  Israel juga memiliki pasukan cadangan yang terdiri dari 465.000 anggota dan 8.000 paramiliter, yang dibentuk melalui wajib militer untuk warga negara berusia di atas 18 tahun.


Alutsista, Tank Darat, Lebih dari 2.200 tank darat, 530 artileri, termasuk peluncur roket self-propelled, 339 pesawat tempur, termasuk 309 jet tempur serang, 83 jet F-15, 30 jet F-35, dan 196 jet F-16

 

Helikopter, 142 helikopter, termasuk 43 helikopter serang Apache. Kapal Selam 5, 9 kapal patroli dan kombatan


Sistem Pertahanan Udara, Israel memiliki sistem pertahanan udara yang canggih, termasuk Iron Dome yang telah terbukti berhasil mencegah sekitar 90% roket yang masuk pada 2021.


Belanja Militer, Israel menghabiskan $23,4 miliar dolar untuk belanja militer pada 2022, atau sekitar 4,5% dari produk domestik bruto.


Bantuan Militer, Israel juga menerima bantuan militer yang signifikan dari AS, dengan total bantuan bilateral dan pendanaan pertahanan rudal sebesar $158 miliar dolar sejak Perang Dunia II.


Dengan kekuatan Israel di atas, bagaimana kekuatan militer negara-negara Islam di Jazirah Arab? 


Arab Saudi, Memiliki sekitar 227.000 personel aktif, dengan anggaran pertahanan mencapai $75 miliar dolar AS pada 2020. Mereka dilengkapi dengan tank tempur utama Abrams M1A2, pesawat tempur F-15 Eagle dan Tornado, serta kapal perang canggih.


Uni Emirat Arab,  Memiliki sekitar 65.000 personel aktif, dengan anggaran pertahanan mencapai $22 miliar dolar AS pada 2020. Mereka dilengkapi dengan tank tempur utama Leclerc, pesawat tempur F-16 Fighting Falcon dan Mirage 2000, serta kapal perang canggih.


Qatar, Memiliki sekitar 16.500 personel aktif, dengan anggaran pertahanan mencapai $17 miliar dolar AS pada 2020. Mereka dilengkapi dengan tank tempur utama Leopard 2A7+, pesawat tempur Rafale dan Typhoon, serta kapal perang canggih.


Memang, kekuatan militer suatu negara tidak hanya ditentukan oleh jumlah personel dan peralatan, tetapi juga oleh strategi, taktik, dan kemampuan operasional. Sayangnya negara-negara di Jazirah Arab enggan mengerahkan militernya untuk melindungi warga Palestina, mereka justru bersembunyi di balik perjanjian kerjasama pertahanan dengan negara internasional, khususnya Amerika Serikat.


Coba kita hitung dan bandingkan antara kekuatan militer Israel dan negara-negara Islam. Padahal dengan kekuatan militer yang dimiliki, sebenarnya mudah saja bagi negara-negara Islam di Jazirah Arab jika mau menghancurkan Israel. Sayangnya mereka tidak bergerak. Palestina dibiarkan berjuang sendiri. 


Jihad dan Khilafah 


Al-Qur’an telah memerintahkan jihad defensif (jihad difaa’i) atas setiap invasi musuh yang ditujukan kepada negeri-negeri muslim. Allah Swt. berfirman, “Siapa saja yang menyerang kalian, seranglah ia secara seimbang dengan serangannya terhadap kalian.” (QS Al-Baqarah [2]: 194).


Allah Swt. juga memerintahkan untuk mengusir siapa pun yang telah mengusir kaum muslim, “Perangilah mereka di mana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian.” (QS Al-Baqarah [2]: 191).


Qadi Syekh Taqiyuddin an-Nabhani rahimahulLâh, dalam Kitab Asy-Syakhsiyyah al-Islâmiyyah Jilid II, menyatakan bahwa jihad adalah fardu ain saat kaum muslim diserang oleh musuh. Dalam konteks Palestina, fardu ain ini bukan hanya berlaku untuk muslim di sana, tetapi juga berlaku untuk kaum muslim di sekitar wilayah Palestina saat agresi musuh tidak bisa dihadang oleh warga setempat.


Atas dasar itu, para penguasa negeri muslim di sekitar Palestina wajib mengerahkan pasukan militer untuk menolong muslim Gaza. Sikap berdiam diri para penguasa tersebut adalah kemaksiatan besar di hadapan Allah Taala. Sebabnya, Allah Swt. telah memerintahkan, “Jika mereka meminta pertolongan kepada kalian dalam (urusan pembelaan) agama, kalian wajib memberikan pertolongan.” (QS Al-Anfal [8]: 72).


Persoalan Gaza, sebagaimana derita muslim Myanmar, muslim Uyghur, dll, tidak akan Anda temukan solusinya secara tuntas tanpa kehadiran Khilafah Islam. Inilah satu-satunya institusi pemerintahan yang dituntut oleh syariat Islam, yang bisa menyelesaikan persoalan Gaza. Khilafahlah yang akan melindungi Palestina dan mengusir entitas Yahudi dari seluruh tanah Palestina. Oleh karena itu, mari kita tegakkan kembali Khilafah Islam. Khilafahlah yang akan mengurus umat dengan syariat Islam. Khilafah pula yang akan membebaskan tanah Palestina dengan jihad fi sabilillah.[]

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama