Alfina Burhan
Allah Ta'ala berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."
Hmmm...
Terkadang kita merasa sulit untuk menemukan seseorang yang mau kita ajak bergabung dalam barisan dakwah. Bahkan merasa "satu kampung sudah saya ajak nih, tapi pada nggak mau". Yakin?
Bagaimana dengan keluarga kita? Orang-orang yang sangat dekat dengan kita. "Mendakwahi keluarga itu sulit", "mereka kalau diajak ngaji takut jadi radikal", dsb dsb.
Yah, memang dakwah kepada keluarga lebih membutuhkan effort tapi bukan tidak mungkin.
Mengapa effort nya harus lebih? Karena keluarga yang tahu persis bagaimana kita berproses, mungkin kita dulunya super bandel, tukang ngutang, julid, dsb. Atau dulu kita yang pendiam, sedikit cuek, ataupun ada sifat negatif yang lain. Sehingga terkadang untuk menerima kita yang sudah hijrah juga butuh waktu.
Tapi kan tugas kita seperti ayat di atas, bahwa Allah memerintahkan kepada kita untuk menjaga diri dan keluarga dari api neraka. Ini yang harus terus kita ingat, jika kita mulai lelah untuk mengajak keluarga pada jalan kebenaran.
"Iya, situ enak keluarganya udah pada ngaji, udah baik semua".
Pesan seorang teman "jangan hanya lihat hasilnya, tapi coba lihat bagaimana prosesnya". Begitu! []