Oleh: Niken Lestari
Bulan Syawal adalah bulan yang digambarkan sebagai bulan kemenangan. Sebagai penanda berakhirnya bulan Ramadhan, maka bulan Syawal menjadi hari raya kaum muslimin ( Idhul Fitri). Idhul Fitri sendiri memiliki makna sebagai kesempatan untuk kembali ke fitrah, yaitu pada keadaan yang suci dan bersih.
Islam adalah agama yang sempurna, jika diibaratkan seperti sebuah bola ( bulat dan penuh), maka Islam agama yang tanpa celah dan tanpa cacat. Siapa saja yang membawanya akan terpancar darinya sebuah ketaqwaan, yaitu ; ketundukan pada Sang Pencipta, ketaatan pada seluruh aturanNya, kebersihan hati yang tidak rakus akan dunia dan kemampuan keluar dari setiap problem kehidupan tanpa meninggalkan problem baru. Sudah semestinya jika orang-orang yang memahami Islam akan menyebarkannya agar keistimewaan Islam ini mampu di rasakan oleh yang lainnya.
Tidak ada perjuangan yang mudah. Disinilah Allah memberi ujian untuk melihat sebesar apa keimanan hambanya. Cinta yang besar seorang hamba kepada Tuhannya menghasilkan sebuah pengorbanan yang besar pula, tidak heran jika dia rela mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, harta, bahkan nyawanya demi meraih ridha-Nya. Dan Allah menjanjikan surga yang penuh dengan kenikmatan tanpa batas bagi hamba-hambaNya yang istiqamah dalam perjuangan.
Terlebih diakhir zaman ini, dimana Islam hanya diterapkan secara parsial. Menjadikan menggenggam Islam seperti menggenggam bara api, berat dan perih. Karena dia tidak hanya melawan hawa nafsunya sendiri tapi juga melawan sistem kufur.
Sistem yang memisahkan antara Islam dan kehidupan ( sekuler) menghasilkan pribadi-pribadi yang rela menjauh dari yang “Maha Pemberi Rezeki” dengan alasan untuk mencari rezeki. Mereka tanpa sadar telah terjangkit penyakit Wahn. Penyakit cinta dunia dan takut mati.
Keterpurukan kaum muslim tidak sampai disitu, mereka masih terkungkung dengan kemiskinan, pengangguran, kriminalitas, hancurnya modalitas dan kesesatan aqidah. Padahal jika kita mau membuka mata lebih lebar, kita akan dapati negeri-negeri kaum muslim sejatinya diberikan keberlimpahan nikmat oleh Allah, tak terkecuali Indonesia yang sumber daya alamnya (SDA) tersebar ke berbagai penjuru daerah. Namun habis dan rusak oleh ketamakan manusia. Dari sini kita tau bahwa ketaqwaan seorang pemimpin adalah kunci dari keluarnya kaum muslimin pada seluruh masalah kehidupan saat ini dan masa mendatang. Ketaqwaan inilah yang mendorong rasa takut melanggar aturanNya baik dalam kondisi sendiri maupun saat ramai.
Tidak ada manusia ( baik muslim maupun non muslim) yang tidak mau terbebas dari masalah. Maka solusi satu-satunya yaitu dengan mengestafetkan perjuangan penerapan syariat Islam kaffah, agar kesempurnaan Islam mampu dirasakan oleh semua makhluk.
Allah SWT berfirman,
“Kami tidaklah memurunkan Al-Qur'an ini kepadamu untuk membuat susah” ( Q.S Thaha: 2).
Dari ayat ini menunjukkan bahwa syariat Islam itu mudah, ingin kemudahan dan kebahagiaan untuk umatnya, bukan sebaliknya. Moment Syawal ini adalah moment yang tepat bagi umat Islam untuk kembali ke fitrah dan kembali ke Islam Kaffah, agar menjadi negri yang berlimpah berkah.
Sebagaimana firman Allah:
“Jikalau sekiranya penduduk negri beriman dan bertaqwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, maka kami siksa mereka disebabkan perbuatanya." (Q.S. Al A'raf : 96)
Perjuangan estafet dakwah ini, tentu memerlukan bekal yang besar dan kuat, maka bagi para pengemban dakwah wajib memiliki ilmu yang senantiasa diupgrade minimal satu pekan sekali dan di ikut hadir dalam daurah Islam kaffah, agar ukhuwah Islam semakin tertancap kuat dan pemahaman semakin luas.
Wallahu'alam bhisshawab.[]