Pedulikah Dunia dan Penguasa Muslim akan Nasib Gaza?

 




Asma Dzatin Nithaqoin 


Gaza adalah tanah para syuhada, tanah para pejuang kebenaran, tanah tempat para pejuang bergandengan tangan membela Al-Aqsa. Namun hari ini penguasa Amerika laknatullah ingin menguasai dan membangun kembali tanah Gaza tetapi mengusir penduduknya. 


Dikutip dari antaranews.com, 15/02/2025, belum lama ini Trump mengatakan akan mengambil alih Gaza, memindahkan warga Palestina di sana ke negara-negara tetangga, dan mengubah wilayah itu menjadi resor pantai yang mewah. 


Utusan Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff mengatakan proses pembangunan bisa memakan waktu bertahun-tahun dan selagi pembangunan berlanjut, warga Palestina harus pergi ke suatu tempat. Alih-alih mencari solusi supaya rakyat Gaza tetap tinggal di rumah mereka, atau di kamp-kamp bagian tengah dan selatan Jalur Gaza. Namun Trump justru mengatakan mereka harus didorong untuk pergi secara permanen (bbc.com, 06/02/2025).


Di London, Lebih dari 150.000 orang turun ke jalan melakukan unjuk rasa sebagai solidaritas yang kuat dengan rakyat Palestina. Mereka memprotes atas upaya AS dan Israel untuk menggusur paksa warga Gaza. (internasional.sindonews.com 16/02/25).


Kekejaman zionis Israel dan AS terhadap Gaza masih belum berakhir. gencatan senjata hanya di jadikan sebagai umpan bagi para zionis untuk mendapatkan target yang lebih besar. Bahkan gencatan senjata hanya bualan saja, sebab mereka masih tetap melakukan penyerangan terhadap warga sipil. 


Donald Trump begitu terobsesi untuk mengambil alih dan mengusir warga Gaza. Isu ini terus memanas di tengah penyerangan masif di seluruh wilayah Tepi Barat oleh militer dan pemukim zionis hingga korban terus berjatuhan, padahal masih dalam fase gencatan senjata. 


Amerika telah menunjukkan tujuan aslinya secara terang-terangan, yaitu mengambil alih wilayah Gaza dengan berdalih menata kembali wilayah tersebut menjadi hunian mewah atau yang lebih dikenal dengan "Reviera Timur Tengah". Namun penduduk aslinya dipaksa untuk angkat kaki dari rumah dan tanah kelahirannya. Amerika berencana memindahkan rakyat Gaza ke negara-negara tetangga secara permanen. Bahkan mereka melakukan berbagai macam cara kejam untuk mencapai tujuannya. Mirisnya, penghapusan etnis dijadikan sebagai alasan bentuk mempertahankan diri. Hal ini menunjukkan bahwa hukum dalam sistem Kapitalisme menggunakan hukum rimba, siapa yang kuat maka dia yang berkuasa.


Tanggapan Penguasa Muslim 


Lebih mirisnya lagi tidak adanya reaksi yang mampu menghentikan kekejaman ini dari para penguasa negeri-negeri Muslim atas nasib Palestina saat ini. Para penguasa Muslim hanya merasa terancam apabila rakyat Gaza dipindahkan ke wilayah kekuasaan mereka. Mereka takut wilayahnya dikuasai oleh para pengungsi, sehingga para penguasa Muslim di berbagai negara melakukan penolakan atas rencana Donald Trump. Penguasa Muslim saat ini lebih takut kekuasaannya dirampas daripada agama, aqidah dan saudara seimannya diinjak-injak oleh para Zionis  Israel laknatullah. 


Tanggapan negara-negara Arab begitu cepat. Baik Mesir maupun Yordania dengan tegas menolak usulan tersebut, sementara negara-negara Teluk utama, termasuk Arab Saudi serta Liga Arab telah menegaskan kembali pendirian mereka terhadap pemindahan warga Palestina. (sindonews.com, 16/02/25).


Bahkan dunia tetap bungkam dan para pemimpin Arab lebih mengamankan posisinya. Semua ini menunjukkan sistem kapitalisme dengan segala aturan yang dilahirkannya tidak layak memimpin dunia dan diharapkan mewujudkan kehidupan yang aman dan damai. 


Sejarah telah mencatat bagaimana Islam menyelesaikan permasalahan ketika kaum Muslim diganggu dan wilayahnya dirampas. Umar bin Khattab membebaskan Palestina dari cengkeraman Romawi, Salahuddin Al-Ayyubi membebaskan Palestina dari tentara salib dan menawan ratusan tentara salib, Al-Mu'tashim Billah mengirim ratusan pasukan hanya untuk membela seorang wanita yang dilecehkan.


Hal ini menunjukkan bahwa dunia butuh kepemimpinan Islam, yang mampu membungkam kepongahan Zionis dan negara pendukungnya. Untuk itu harus ada kelompok islam Ideologis yang akan membongkar persekongkolan penguasa Arab dan menyadarkan umat tentang urgensi kepemimpinan Islam.  


Wallahu'alam.[]

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama