Diduga Depresi; Dua Kakak Adik Ditemukan Meninggal di Kediri



Endah Sulistiowati (Dir. Muslimah Voice) 

KOMPAS.com - Temuan jenazah dua perempuan kakak adik di Desa Rembang Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, masih menjadi perbincangan hangat masyarakat.
Jenazah Femala Purwiko Sari (44) dan adiknya, Yuyen Febriana Sari (42), ditemukan di dalam kamar rumah oleh seorang pencari rumput yang curiga dengan bau yang cukup menyengat pada Minggu (5/1/2025).
Bau itu berasal dari proses pembusukan dari jasad yang diduga meninggal sejak lima hari sebelumnya.

Menurut warga kedua kakak beradik ini mengalami depresi sejak kedua orangtuanya meninggal dunia. Dinilai tertutup meskipun mereka dulunya lulusan universitas terkenal yaitu Unair dan ITS. 

https://surabaya.kompas.com/read/2025/01/05/141325078/2-wanita-kakak-beradik-ditemukan-membusuk-di-rumahnya-kediri

Analisa 

Depresi adalah gangguan mood yang kompleks dan multifaktor. Depresi bisa disebabkan oleh faktor internal (dari diri korban) dan faktor eksternal. Berikut beberapa faktor yang dapat menyebabkan depresi:

Faktor Internal meliputi: 

1. Genetik: Riwayat keluarga dengan depresi.
2. Keseimbangan kimia otak: Perubahan kadar serotonin, dopamin, dan neurotransmitter lain.
3. Pola pikir negatif: Pemikiran pesimis, kritik diri, dan kepercayaan negatif.
4. Kondisi medis: Penyakit kronis, nyeri, atau gangguan tidur.
5. Kepribadian: Perfeksionisme, kecemasan, atau kepekaan berlebih.

Faktor Eksternal meliputi: 

1. Trauma: Pengalaman kekerasan, pelecehan, atau kehilangan.
2. Stres: Tekanan kerja, keuangan, atau hubungan.
3. Kehilangan: Kematian orang tercinta, perceraian, atau perpisahan.
4. Isolasi sosial: Kurangnya dukungan sosial atau hubungan.
5. Perubahan besar: Pindah rumah, pekerjaan baru, atau perubahan status.

Selain itu faktor sistem kehidupan yang mengatur kehidupan saat ini juga tidak bisa diabaikan, yaitu sistem sekuler kapitalisme yang gagal mengatur kehidupan. Alhasil, lahir manusia-manusia bermental rapuh. Sistem ini membuat banyak orang—termasuk kaum muslim—tidak memahami tujuan hidupnya.

Setiap individu muslim semestinya memahami visi misi hidup, mengenali dan memahami peristiwa yang terjadi di luar dirinya dan yang menimpa dirinya baik/buruk, mengerti cara menyikapi peristiwa buruk yang terjadi di luar dirinya dan yang menimpa dirinya dengan sabar. Menjadikan ujian adalah bagian dari bentuk cintanya Allah pada hamba-Nya, dan jika sabar maka akan mendapatkan pahala.

Sehingga pentingnya penanaman akidah pada diri umat, termasuk sebagai dasar dalam pelaksanaan pendidikan di negara ini. Adanya fondasi akidah yang kuat, akan menjadikan individu muslim memiliki pola pikir dan pola sikap yang islami. Dari pola pikir dan pola sikap yang islami ini akan melahirkan sosok muslim yang tangguh. 

Selain itu dukungan yang kuat dan keluarga sangat dibutuhkan, agar penyakit mental ini bisa dihindarkan. Agar jikapun terlanjur depresi ada jalan terbaik untuk menyembuhkan. Perhatikan, kasih sayang, dan empati akan menjadikan korban merasa masih ada orang-orang yang peduli. Karena setinggi apapun pendidikan seseorang tidak akan berpengaruh jika sudah mengidap penyakit mental/depresi. Tetap mereka butuh support dari orang-orang disekitarnya. 

Terakhir adalah hadirnya negara. Negara juga sebagai pelindung keamanan  warganya, dengan menciptakan lingkungan mental yang sehat, memberikan pemahaman dan pemikiran tentang sikap mental yang sehat, menyelenggarakan pendidikan yang baik yang bisa memunculkan kesehatan mental, membiayai program-program rehabilitasi mental. Seperti yang pernah ada di masa peradaban Islam.

Kesehatan mental dalam sejarah peradaban Islam menjadi perhatian negara. Ilmuwan muslim era Abbasiyah banyak yang mengkaji persoalan ini. Bahkan, Dinasti Abbasiyah mendirikan rumah sakit yang dilengkapi bangsal kejiwaan pada 705 M. Dinasti Abbasiyah melakukan berbagai hal untuk menangani masalah Kesehatan mental. Salah satunya dengan mendirikan rumah sakit dan bangsal khusus bagi penyakit jiwa di Baghdad.

Dengan begitu, jika ada warga atau masyarakat yang mengalami penyakit mental/depresi akan bisa tercover. 

Karena Meskipun ada kepedulian dari keluarga dan masyarakat, jika negara tidak turut andil maka kejadian kasus di atas bisa terus berulang. Sehingga semua peran harus dilakukan agar masyarakat juga lebih terjaga jiwanya. Wallahu'alam.[]

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama