Oleh: Ummu Arvin
Program Jaminan Kesehatan Nasional atau JKN menghadapi risiko beban jaminan kesehatan yang lebih tinggi dari penerimaannya. Muncul saran agar iuran naik, tetapi berdasarkan perhitungan terbaru, iuran BPJS naik hingga 10% pun tidak cukup dan masih berpotensi menyebabkan defisit dana jaminan sosial. Kepala Humas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Rizzky Anugerah menjelaskan rasio beban jaminan kesehatan terhadap penerimaan iuran JKN sampai Oktober 2024 telah mencapai 109,62%, berarti beban yang dibayarkan lebih tinggi dari iuran yang didapat. BPJS Kesehatan mencatat penerimaan iuran sebesar Rp133,45 triliun, sedangkan beban jaminan kesehatan sebesar Rp146,28 triliun, (finansial.bisnis.com, Sabtu 7/12/2024).
Banyak kasus dimasyarakat sekarang, apalagi masyarakat menengah ke bawah yang mengikuti program BPJS mandiri sering dipersulit disaat akan digunakan. Di karenakan masyarakat belum membayar iuran selama berbulan bulan bahkan bertahun tahun. Hal seperti ini yang menyulitkan masyarakat disaat keadaan darurat namun BPJS nya bermasalah sehingga tidak di layani oleh petugas kesehatan karena harus membayar dulu semua tagihan dan denda BPJS tersebut.
Disini sudah terbukti bahwa yang digembar-gemborkan pemerintah untuk mengikuti program BPJS agar kesehatan terjamin ternyata nol besar. Masyarakat dibuat semakin tercekik oleh iuran yang harus di bayar. Beginilah dilema masyarakat di sistem sekuler kapitalis yang seharusnya difasilitasi oleh negara justru harus berjuang sendiri saat sakit dan tidak punya uang.
Dalam sistem Islam masyarakat bukan hanya dijamin kesehatannya. Bahkan harta dan nyawa pun sangat dijamin dan dilindungi oleh negara. Masyarakat akan merasakan keamanan dan kenyamanan didalam sistem Islam, karena pemimpin negara akan mengatur dan melindungi rakyatnya seperti seorang penggembala. Dimana penggembala tidak akan memakan apa yang dimakan hewan ternaknya. Artinya pemimpin negara tidak akan memakan hak rakyatnya sendiri.
Justru penggembala akan memastikan semua gembalaannya mendapatkan makanan hingga perutnya kentang dan kembali ke kandang mereka dalam keadaan sehat dan selamat. Maka seperti itulah perumpamaan keadaan seorang pemimpin negara yang harus memastikan semua rakyatnya kenyang (kebutuhan pokoknya seperti pangan, sandang, papan, dan pendidikan terpenuhi), sehat (jaminan kesehatan, baik fasilitas maupun pelayanannya), serta selamat (jaminan keamanan/perlindungan terhadap akal, harta, jiwa & kehormatan).
Dan semua tugas pengurusan serta pelayanan terhadap rakyat ini hanya akan terealisasikan secara penuh dalam sistem negara yang menerapkan Islam secara kaffah dalam bingkai Daulah Khilafah Islamiyyah. Bukan demokrasi maupun sistem batil dan rusak lainnya yang hanya berorientasi pada ambisi untuk meraup sebanyak-banyaknya keuntungan materi saja.
Wallahu a'lam bish shawwab