Mengaktivasi Peran Gen Z dalam Perjuangan Menegakkan Islam Kaffah



0leh : Suryati (Muslimah Peduli Umat)

Identitas remaja yang diduga bunuh diri di area  parkir Metropolitan Mall , Bekasi, selasa (22/10/2024), hingga kini masih ditelusuri. Terlepas dari siapa sosoknya dan apapun motifnya, insiden remaja bunuh diri ini memberikan gambaran adanya problem kerapuhan mental generasi muda. (kompas.id, 24/10/2024)

Bonus Demogafi Vs Rapuhnya Gen Z

Pada tahun 2045 Indonesia diprediksi akan memasuki puncak fenomena bonus demografi. Hal ini terkait erat dengan gagasan generasi emas 2045 yang muncul karena bertepatan dengan usia satu abad Indonesia. Indonesia 2045 memang masih 21 tahun lagi. Namun, bibit unggul generasi yang muncul saat ini sangat jauh dari harapan. Faktanya generasi saat ini banyak yang terjebak dalam kehidupan yang rusak disebabkan generasi saat ini terjerat dalam kehidupan yang justru menjauhkan jati diri mereka sebagai generasi unggul peradaban. Bibit unggul generasi semestinya sudah dipersiapkan sejak sekarang karena merekalah yang akan memimpin bangsa ini pada 2045. 

Gen Z juga terjebak dalam arus besar gaya hidup yang rusak, mulai dari fomo, game online, judi online (judol), sex bebas, konsumerisme dan hedonisme.  Kondisi ini makin menguatkan persepsi publik bahwa Gen Z seolah-olah bukan generasi yang mumpuni, padahal kasus yang terjadi itu adalah masalah sistemik yang tidak berdiri sendiri. 

Dampak Sistem Rusak

Problema sistematis generasi tidak boleh kita biarkan terus terjadi. Rapuh dan rusaknya kondisi mereka secara umum adalah dampak penerapan sistem sekuler demokrasi kapitalisme. Kolonialisme barat di negeri-negeri muslim turut meninggalkan jejak kerusakan pemikiran pada kaum muslim. Hampir seluruh wilayah dunia Islam disekulerisasi sehingga berjalan mengikuti aturan barat yang tentu saja barat sangat menghendaki agar kaum muslim jauh dari aturan Islam. Ini adalah upaya untuk melemahkan kekuasaan Islam global yang sebelumnya berada di tangan pemerintahan Khilafah Utsmani di Turki.

Kita bisa memotret kerusakan generasi ini setidaknya dari sistem pendidikan. Metodologi pendidikan sekuler barat masih diterapkan di seluruh negeri-negeri muslim. Kondisi ini berbahaya karena menghasilkan “pasukan besar “ para pengajar yang akan menjaga dan melestarikan metodologi tersebut. Hasil keluarannya jelas, yakni generasi pragmatis dan sekuler.

Realitas generasi makin buruk ketika mereka dikendalikan oleh kurikulum merdeka. Kurikulum merdeka juga membuat generasi kehilangan jati dirinya sebagai kaum muslim yakni, ruh pendidikan untuk meraih keberkahannya. Kurikulum tersebut hanya fokus pada hasil tanpa memberikan jejak kebaikan bagi pengajar maupun peserta didik. Hal ini tampak pada tidak adanya lagi konsep “tinggal kelas”dan “harus bisa lulus”bagi anak-anak pada usia sekolah.

Sedangkan pada tingkat Perguruan Tinggi kurikulum yang ada membiasakan para intelektual berpikir instan sekedar meraih gelar. Hal ini tentu mencederai muruah kampus sebagai tempat untuk mencetak para calon pemimpin peradaban. Institusi perguruan tinggi lebih sibuk dengan reputasi internasional, tetapi abai dengan pemamfaatan keilmuan dari pakar mereka untuk masyarakat luas sebagai wujud kebijakan nasional.

Rapuhnya mental generasi saat ini disebabkan oleh  sistem kapitalisme sekuler liberal yang menjadikan kehidupan remaja kehilangan arah serta visi misi generasi islam yang mulia. Gen Z saat ini sangat  jauh dari harapan perubahan menuju peradaban islam, justru mereka terbuai dengan gaya hidup materialisme, liberalisme, hedonisme, dan individualistik. Sejatinya Gen Z harus punya pandangan dan gambaran yang jelas tentang kehidupannya agar mereka bisa menjadi tulang punggung dan garda terdepan dalam perubahan menuju penegakkan Islam kaffah.

Gen Z, memiliki banyak potensi yang wajib dikembangkan dan dijalankan agar mereka mampu menjadi bibit pendobrak peradaban Islam yang mulia hingga akhirnya kebangkitan dan kejayaan Islam bisa diraih yaitu tegaknya Islam dan kemuliaan kaum muslim.

Generasi harus sadar bahwa dirinya mampu dan optimis dalam perjuangan untuk meraih kesuksesan dan kemajuan, baik di dunia  maupun di akhirat kelak. Generasi harus yakin bahwa kemenangan akan bisa diraih melalui kontribusinya dalam perjuangan penegakkan Islam kaffah serta melibatkan diri untuk aktif dalam aktivitas politik, karena hanya dengan aktivitas politik generasi akan mampu melakukan perubahan yang hakiki dan perubahan yang fundamental dengan landasan syariat Islam.

Sejatinya, tidak ada kata mustahil bagi generasi yang bersungguh-sungguh dan memaksimalkan diri dalam aktivitas politik penegakkan Islam kaffah. Meskipun di jaman sekarang para generasi banyak yang terpengaruh gaya hidup sekuler ala barat. Jika perjuangan serius mengajak dan memperbanyak generasi pada aktiitas politik islam maka kemenangan niscaya akan segera terwujud, yakni tegaknya Islam di muka bumi atas pertolongan Allah swt.

Mengaktivasi Peran Gen Z dengan Perjuangan Islam Kaffah

Kita harus mengakui bahwa produktivitas besar Gen Z saat ini benar-benar dibajak dan disesatkan oleh sistem rusak demokrasi sekuler kapitalis. Untuk itu, solusi tuntasnya harus pula secara sistematis yaitu dengan mengganti sistem yang tegak saat ini dengan sistem Islam (Khilafah).

Generasi muda adalah kunci kebangkitan. Potensi ini harus diaktivasi agar tidak buyar di tengah jalan. Perjalanan panjang menuju tegaknya Khilafah tidak bisa diisi oleh generasi rapuh, melainkan harus generasi tangguh. Untuk itu, Islam akan memberikan mereka arah dan tujuan yang jelas. Dengan Islam, generasi Islam akan ditempa melalui proses pembinaan mengenai akidah Islam. Aktivitas dakwah menuju tegaknya Khilafah, serta gerakan dakwah yang memperjuangkan cita-cita melanjutkan kembali kehidupan Islam dengan meneladani metode dakwah Rasulullah saw.

Berpijak dari seluruh rangkaian dakwah Rasulullah saw, penting bagi generasi muda memahami visi misi hidup hakiki yang berlandaskan akidah Islam serta menapaki jalan kebangkitan dan perubahan pemikiran, termasuk konsekuensi amar makruf nahi mungkar sebagai sebuah kewajiban (fardhu ain). Selanjutnya mereka harus bergabung dengan sebuah jamaah dakwah yang meneladani metode dakwah Rasulullah saw dengan menegakkan kembali kehidupan Islam melalui tegaknya Khilafah.

Jamaah dakwah itulah yang berperan untuk aktivasi peran para Gen Z melalui pembinaan dengan tsaqofah Islam ideologis dengan proses talaqian fikriyan (proses menjadikan ilmu menjadi pemahaman dengan proses berpikir). Proses pembinaan ini berjalan intensif dan tidak instan sehingga benar-benar akan menghasilkan para pengemban dakwah yang siap menghadapi segala onak dan duri yang menghadang dakwah. Kematangan tsaqofah serta perpaduan pola pikir dan pola sikap yang mereka peroleh selama pembinaan menjadi bekal untuk menjadi pengemban dakwah yang mukhlis dan tangguh.

Wallahualam bissawab.

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama