Gen Z pengangguran? Apa Masalahnya?




Oleh : Nuryati


Generasi muda adalah investasi bangsa. Generasi penerus yang ditunggu-tunggu kehadirannya. Generasi yang menentukan nasib masa depan sebuah negara. Namun saat ini, Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa hampir 10 jt penduduk Indonesia generasi Z berusia 15-24 tahun menganggur atau tanpa kegiatan. Makanya pemerintah merumuskan perpes 68 tahun 2022 untuk menyinkronkan dengan pasar kerja (www.cnnindonesia.com 12/8/2024)


Dari 9,9 juta gen Z diantaranya 5,73 juta merupakan perempuan muda sedangkan 4,17 juta termasuk laki-laki muda. Sebagian besar berada di masa produktif. Gen Z merupakan generasi yang lahir pada tahun 1997-2012 dan saat ini berusia 12-27 tahun. Dengan presentasi 22,25% dari total penduduk nasional Indonesia. 


Fenomena maraknya pengangguran di kalangan gen Z menjadi ancaman serius bonus demografi menuju Indonesia Emas 2045. Kita melihat generasi saat ini melow yang biasa disebut gen Z, generasi strawberry atau generasi milenial. Karena mereka hadir dengan segala kecanggihan teknologi yang serba instan. Maka tak ayal pemikiran dan mentalnya bagaikan sebuah kayu yang lapuk. Besar di fisik tapi kosong  di dalam.


Generasi muda Indonesia, khususnya yang tergolong dalam kategori NEET ( not in education, employment or training). Menghadapi tantangan besar dalam memasuki pasar kerja. Dalam konteks ini Ketua Dewan Perwakilan RI Sultan B Najmudin menyuarakan keprihatinannya terhadap tingginya angka NEET di Indonesia. dan meminta pemerintah untuk mengembangkan program pelatihan kerja digital sebagai solusi potensial. Potensi dan psikologi gen Z sangat rentan terhadap hal yang positif dan negatif. Namun tanpa pemberdayaan yang intensif, potensi ini dapat menjadi beban sosial dan ekonomi bagi negara. 


Negara kita sedang mengalami bubble economic atau perkembangan ekonomi yang semu. Terlihat besar tetapi kosong pula di dalam, seperti halnya gelembung balon. Pendapatan per kapita diperoleh dari pendapatan besar yang hanya dimiliki oleh beberapa orang tertentu saja, dibagi dengan seluruh jumlah orang di seluruh Indonesia. Maka tak ayal kesejahteraan semu yang di dapat.


Padahal tingkat kemiskinan rakyat di bawah ambang normal. Banyak warga yang tidak punya pekerjaan tetap, tidak bisa makan, banyak yang putus sekolah, tidak punya papan atau rumah sebagai kebutuhan primer. Namun alangkah perihnya yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Inilah kesenjangan yang nyata di Indonesia yang menerapkan sistem sekuler.


Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami bonus Demografi. Berbeda dengan Jepang yang mengalami kemerosotan populasi. Jumlah generasi muda lebih banyak dari generasi tua. Sehingga gambar demografi nya berbentuk seperti gentong, gemuk di bawah dan mengecil ke atas. Bonus demografi bisa membawa keuntungan bagi sebuah negara apabila bisa dikelola dengan benar. Dan akan menjadi parasit atau buruk jika salah pengelolaan.


Gen Z adalah generasi yang lahir pada tahun 2000 an. yang lahir dalam keadaan serba instan dan modern ditambah lagi dengan kurikulum sekolah yang berbasis sekuler. Dan tidak adanya pembekalan akidah yang kuat menjadikan mereka berkarakter ecek-ecek. Melow, galau, dimanja tidak ditindak tegas atau keras. Sehingga mirip buah strawberry yang indah di luar dan lunak di dalam.


Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Februari tahun 2024 menunjukkan adanya tren penurunan penciptaan lapangan kerja di sektor formal (perusahaan berbadan hukum). Hal ini menunjukkan bahwa peluang masuk pasar kerja formal di Indonesia kian sulit termasuk oleh lulusan baru (fresh graduate). Sehingga ketika mereka lulus sekolah dan berlomba-lomba mencari lowongan kerja. Tetapi karena jumlah lapangan pekerjaan yang sempit membuat gen Z terpaksa banyak yang menganggur. Mental mereka tidak terbiasa untuk menjadi pengusaha yang nantinya menanggung banyak resiko.


Di dalam Islam, hanya mengenal istilah anak- anak dan dewasa. Jadi penggunaan istilah remaja sebenarnya kurang tepat. Karena nanti akan ada celah atau multi tafsir. Masa anak- anak adalah sebelum baligh. Ketika sudah baligh berarti dia sudah dewasa, dimana pahala dan dosa sudah dia tanggung sendiri. Sehingga tahap ini mereka harus mempunyai pemikiran yang matang, harus mengetahui hukum syariat mana yang wajib, sunnah, mubah, makruh dan haram. Sehingga bisa mengambil skala prioritas. 


Dalam sistem pendidikan Islam, setiap anak akan dibina akidahnya hingga kuat dan mengakar. Mempunyai pemahaman yang menancap (mustanir atau cemerlang), hafal Alquran dan juga hadist sebagai hujjah dalam beraktivitas atau pedoman hidup sehari- hari. Sistem pendidikan ini akan membentuk karakter anak, membentuk skill, berakidah kuat, taat syariat, kritis dan problem solving.


Peran negara adalah sebagai penyedia fasilitas dan infrastruktur. Memberikan kemudahan dalam birokrasi (kepengurusan ). Membuka lowongan kerja sebanyak-banyaknya. Memberikan modal dan jaminan hidup, tunjangan bagi rakyat dan pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) yang diperuntukkan untuk generasi Indonesia. Sehingga generasi muda bisa berwirausaha di bidang internal dan eksternal (di pasar lokal maupun global) hingga kesejahteraan melimpah ruah di dalam setiap negeri. Seperti halnya firman Alloh SWT dalam Q.S Al- A' RAF ayat 96 "Jikalau penduduk negeri beriman dan bertakwa kepada Ku, maka akan Aku limpahkan karunia dari langit dan bumi."

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama