vieDihardjo (Ketua Komunitas Ibu Hebat)
Sebuah akun media sosial @ballerinafarm menjadi perbincangan netizen. Pemilik akun tersebut Hannah Neeleman yang memiliki 17 juta pengikut di tiktok dan instagram, diduga mengalami eksploitasi dari suaminya dan menuai simpati dari netizen, Hannah! Tolong luangkan waktu untuk diri sendiri, Anda berhak mendapatkan sesuatu untuk diri sendiri. Anda berhak untuk Bahagia," tulis salah satu pengguna media social.
"Saya turut prihatin Anda jatuh sakit karena kelelahan sehingga harus terbaring di tempat tidur selama seminggu. Anda seharusnya mendapatkan bantuan yang Anda butuhkan," kata pengguna lainnya.
"Saya tidak dapat membayangkan membiarkan seseorang masuk ke rumah saya dan diperlakukan seperti itu. Berdoa untuk keluarga Anda," diantara cuitan netizen merespon konten yang dibagikan oleh Hannah(www.liputan6.com 31/7/2024)
Hannah adalah seorang ibu rumah tangga, tinggal di Utah, Amerika Serikat. Memilliki 8 orang anak dan seorang suami. Hannah kerap membagikan aktivitasnya mengurus rumahtangga. Kontennya kebanyakan berisi aktivitasnya menyiapkan makanan untuk keluarganya sedari awal, mengurus ternak milik keluarganya hingga menjual susu hasil peternakan melalui situs miliknya , ballerina farm. Nama akun ballerina farm dilatarbelakangi karir Hannah sebagai ballerina di New York sebelum menikah.
Trend Tradwife Di Negeri Kapitalistik
Di Amerika Serikat tradwife sedang menjadi perbincangan. Tradwife berasal dari kata traditional dan wife. Para Perempuan menganggap tradwife sebagai sebuah pilihan karena dunia modern telah mengecewakan bagi mereka.
Kesaksian para perempuan tradwife menyatakan bahwa mereka menikmati peran sebagai ibu rumahtangga dan tidak merasa terpaksa. Seperti halnya Hannah Neeleman yang tidak merasa sebagai tradwife, Hannah mengatakan “Saya tidak secara khusus mengidentifikasi sebagai istri tradisional, karena tradisionl dalam artian kami adalah pria dan wanita, karena kami memiliki anak, tapi saya merasa seperti membuka banyak jalan yang belum pernah dibuka sebelumnya”(www.liputan6.com 31/7/2024).
Hannah merasa nyaman dengan aktivitasnya mengurus 8 anaknya dan membangun bisnis dari rumahnya seolah menepis perjuangan kaum feminis yang merasa tertindas oleh dunia yang maskulin.
Tradwife membagi peran laki-laki sebagai pencari nafkah utama dan perempuan mengurus rumahtangga. Seorang influencer TikTok asal Virginia, Estee William menulis di bio media sosialnya dan mengakui dirinya adalah tradwife “Life is a traditional wife” (www.konde.co 16/10/2023).
Para perempuan Barat mulai menikmati peran sebagai istri yang mengurus rumahtangganya, menyiapkan keperluan anak dan suaminya dan merasakan kebahagiaan dengan perannya tersebut. Seolah melawan gerakan yang terus dihembuskan oleh kaum feminis, perjuangan kesetaraan gender sejatinya melawan fitrah perempuan. Mengejar kesetaraan dengan kaum laki-laki adalah mustahil karena secara fisik dan psikis perempuan dan laki-laki berbeda. Nyatanya perjalanan perjuangan kesetaraan gender oleh kaum feminis mengalami kuldesak. Perempuan tidak menemukan kesetaraan tapi justru dieksploitasi secara fisik maupun psikis dalam dunia kapitalistik hari ini.
Perempuan dijauhkan dari fitrahnya sebagai istri dan ibu, justru diarahkan sebagai pekerja dalam industrialisasi dalam berbagai level dan masih juga mengurus urusan rumah tangganya, yang disebut sebagai pemberdayaan perempuan. Alih-alih menemukan kebahagiaan, para perempuan justru jatuh pada stress dan depresi karena berbagai beban pekerjaan yang ditanggungnya.
Seorang penulis dan akvitis feminis, British Petronella White menuliskan dalam artikelnya “Saya bujang, tidak memiliki anak dan bersendirian, Gerakan feminis telah mengecewakan saya dan seluruh generasi saya” Dia melanjutkan “Saya senantiasa merasa tidak diingini sebagai perempuan karena gerakan feminis mengajarkan bahwa perempuan tradisional adalah stereotipe yang diciptakan oleh laki-laki agar perempuan berada dibawah kawalan mereka, dan berdasarkan itu saya bermusuhan dengan laki-laki dan menolak mereka. Dan kini saya membayar untuk itu, Saya katakana dengan jelas, kini saatnya memikirkan semula budaya ini, dan mengambil kembali budaya tradisional.. mungkin sudah terlambat untuk saya dan rekan-rekan saya, tetapi tidak sepatutnya kita membenarkan pergerakan perempuan yang menghancurkan kehidupan” (www.x-plorasi.com)
Tradwife sebagai trend yang makin berkembang di negeri-negeri kapitalistik tidak bisa diartikan perempuan memahami fitrahnya, tetapi adalah pelarian dari gerakan feminsme yang mengalami kuldesak,karena perjuangan kesetaraan gender tak kunjung mengantarkan perempuan pada kebahagiaan namun penderitaan bertubi-tubi.
Islam Memuliakan Perempuan Melalui Fitrahnya
Al qur’an justru menegaskan kesetaraan laki-laki dan perempuan, Sebagaimana Allah berfirman,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (Al Hujurat ayat 13)
Laki-laki dan perempuan diciptakan dengan fitrah berbeda namun saling melengkapi. Allah berfirman,
ٱلرِّجَالُ قَوَّٰمُونَ عَلَى ٱلنِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَآ أَنفَقُوا۟ مِنْ أَمْوَٰلِهِمْ ۚ فَٱلصَّٰلِحَٰتُ قَٰنِتَٰتٌ حَٰفِظَٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ ٱللَّهُ ۚ …
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka) (An nisaa ayat 34).
Fitrah laki-laki adalah pemimpin rumah tangganya dan memberi nafkah. Sementara fitrah perempuan adalah sebagai pengelola rumah tangganya (umm wa robatul bait) , sekolah pertama bagi anak-anaknya (umm madrasatul’ula) dan sebagai ibu generasi (umm ajyal). Peran keduanya seharusnya saling melengkapi agar lahir generasi terbaik.
Mewujudkan kesadaran terhadap fitrah masing- masing gender memerlukan upaya individu, masyarakat dan negara. Kesadaran individu dibentuk melalui kurikulum pendidikan. Kurikulum pendidikan dalam islam akan menanamkan akidah yang kuat pada diri seorang muslim agar laki-laki-laki dan perempuan muslim menyadari tujuan penciptaannya didunia adalah beribadah kepada Allah (Qs.Adz zariyaat ayat 56) sehingga pola pikir dan pola sikapnya akan disandarkan pada perintah dan larangan Allah. Kesadaran individu akan dijaga ditengah masyarakat dengan hidupnya amar ma’ruf nahi mungkar. Masyarakat islam yang memiliki pemikiran, perasaan dan aturan yang sama yaitu islam akan memfilter pemikiran-pemikiran rusak yang menyusup, misalnya feminisme.
Kuatnya kesadaran indiviu, hidupnya amar ma’ruf nahi mungkar ditengah masyarakat akan diperkuat oleh penjagaan negara. Negara memastikan kurikulum pendidikan berbasis akidah islam, laki-laki yang wajib mencari nafkah bisa memperoleh pekerjaan, kebutuhan pokok mudah diakses, sarana dan prasarana pendidikan dan kesehatan memadai dan bisa diakses dengan mudah, dan sebagainya.
Peran negara hingga menerapkan sanksi apabila terjadi pelanggaran terhadap syariat Islam. Negara berperan menjaga fitrah laki-laki dan perempuan dapat dilakukan secara maksimal sesuai dengan perintah dan larangan Allah. Oleh karena itu agar negara mampu menjalankan perannya tersebut, negara perlu menerapkan syariat islam secara menyeluruh dalam institusi khilafah’ala minhajin nubuwwah.
Wallahu’alam bisshowab