By Ruby Ghumaisha
KBRN, Jakarta: Hari Anak Nasional (HAN) diperingati setiap tanggal 23 Juli 2024. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mengambil enam poin penting pada peringatan HAN tahun ini.
Adapun enam subtema yang dipilih, Suara Anak Membangun Bangsa, Anak Cerdas Berinternet Sehat, Pancasila di Hati Anak Indonesia. Kemudian, Anak Pelopor dan Pelapor, Anak Merdeka dari Kekerasan, Perkawinan Anak, Pekerja Anak, dan Stunting; dan Digital Parenting. (https://www.rri.co.id/nasional/775599/ini-enam-subtema-peringatan-hari-anak-nasional-2024)
Indonesia merupakan negri yang banyak sekali menciptakan hari, dan perayaan-perayaan. Banyak juga jargon-jargon yang di buat. Tapi pada kenyataannya minim implementasi.
Entah karena ingin dianggap maju atau agar jajaran pemerintah keliatan kerja.
Termasuk HAN (Hari Anak Nasional) dengan beragam sub tema yang diusung.
Latar belakang diadakan nya HAN adalah Pasal 28B ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dimana ada aturan Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Hadirnya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 juga membuat pemerintah lebih memberikan atensinya kepada anak Indonesia terutama terkait kesejahteraan anak.
Sejak disahkannya Undang-Undang tentang Kesejahteraan Anak, pemerintah terus berupaya meningkatkan kesejahteraan anak dan terus mengoptimalkannya, salah satunya dengan mendorong kepedulian semua pihak lewat penyelenggaraan Peringatan Hari Anak Nasional. Hari Anak Nasional pertama kali dicetuskan oleh Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) pada 1951. Namun perayaannya mulai dilakukan pada tahun 1952 saat Presiden Soekarno menjabat. Hari Anak Nasional kemudian ditetapkan setiap tanggal 23 Juli melalui Keputusan Presiden (Keppres) No. 44/1984. Tanggal 23 Juli dipilih karena berkaitan tanggal pengesahan Undang-Undang tentang Kesejahteraan Anak pada 23 Juli 1979.
Namun penulis yakin, tidak semua anak menerima pengayoman, kesejahteraan, perhatian utuh dari pemerintah. Jadi cuma jargon.
Anak sekarang juga jauh dari rasa peduli kepada sesama, ataupun kepada diri sendiri, bahkan kepada Agama. Sedikit sekali anak yang memperjuangkan, memperhatikan agamanya. Anak sekarang sibuk dengan setan gepengnya. Susah sekali diajak dalam kebaikan. Hanya beberapa saja yang konsen terhadap kegiatan agamanya.
Anak sekarang cengeng, mudah menangis, patah hati jika melakukan kesalahan lalu diingatkan, maka jika tidak patah hati ya melawan. Disuruh nulis di buku males, disuruh baca capek. Beda dengan pemuda pemudi di dalam Islam.
Kita bisa melihat sosok Aisyah r.a berikut ini. Aisyah binti Abu Bakar RA adalah sosok yang dikenal dengan kecerdasannya. Istri Rasulullah SAW ini bahkan meriwayatkan hadits sebanyak 2210 yang diingatkan dengan baik dari Rasulullah SAW sebagaimana diulas oleh Imam al Zahabi. Ia berkata:
"Aisyah ialah wanita yang paling faqih, aku tidak jumpa dalam kalangan umat Muhammad bahkan dalam kalangan wanita secara umum orang berpengetahuan seperti beliau, " Tulisan yang diterjemahkan Datuk Dr. Hj. Zahazan Mohamed dalam Majalah SOLUSI Volume 111.
Tanda-tanda kecerdasan Aisyah ini ternyata memang sudah terlihat sejak masa kanak-kanaknya. Hal itu terlihat dari perilaku hingga caranya bertutur kata.
Sulaiman an-Nadawi dalam buku Aisyah mengatakan, karakter anak-anak pada umumnya sama yakni tidak memiliki perhatian pada segala sesuatu di luar dunia mereka, kecuali setelah menginjak usia 7 atau 8 tahun. Namun, hal ini berbeda dengan Aisyah.
Aisyah kecil justru memiliki ingatan luar biasa terkait segala peristiwa yang dialaminya semasa kanak-kanak. Sejak kecil, Aisyah juga disebut mampu memahami hadits-hadits Rasulullah SAW yang dinilai mudah baginya lalu diriwayatkan olehnya. Bahkan ia juga mampu menyimpulkan hukum dan cabang fikih dari hadits tersebut.
"Dia (Aisyah) juga mampu menjelaskan hikmah-hikmah dan maslahat dari peristiwa-peristiwa yang dialaminya saat kecil. Hatta saat bermain pun, jika mendengar ayat Allah dibacakan, dia bisa mengingatnya," tulis Sulaiman an-Nadawi.
Keterangan ini dapat dibuktikan dari salah satu riwayat hadits yang menyebutkan bahwa ada satu firman Allah SWT yang turun saat Aisyah masih kecil. Berikut bunyi haditsnya,
"Aisyah berkata, 'Ada satu ayat yang turun kepada Nabi Muhammad SAW di Makkah ketika aku masih kecil dan sedang bermain-main yaitu ayat:
بَلِ السَّاعَةُ مَوْعِدُهُمْ وَالسَّاعَةُ اَدْهٰى وَاَمَرُّ
Artinya: Bahkan hari Kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka. Hari Kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit (QS Al Qamar: 46).'"
Saat Rasulullah SAW hijrah, Aisyah bahkan belum menginjak usia 8 tahun. Namun, pada masa itu, Aisyah sudah mampu dan paham dalam menjaga rahasia-rahasia peristiwa hijrah Rasulullah SAW dan seluk beluknya.[]