Endah Sulistiowati
Dir. Muslimah Voice
Rafah menjadi perbincangan hangat masyarakat dunia setelah postingan "All Eyes on Rafah" menggema di media sosial. Gambar yang berisi seruan "All Eyes on Rafah" telah dibagikan dari 47 juta kali melalui platform Instagram. Demikian juga dengan media sosial lain seperti TikTok, X hingga Facebook. Rafah menjadi tempat pengungsian terakhir warga sipil Gaza. Sebanyak 1,4 juta warga Palestina berlindung di wilayah ini. (https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-7367759/kenapa-dengan-rafah-kota-terakhir-di-jalur-gaza-yang-diserang-israel.)
Dilansir dari Forbes, sebelum tragedi 26 Mei 2024, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah merencanakan proses evakuasi warga Gaza ke kota Rafah pada Februari 2024.
Kemudian, pasca serangan di Rafah, Netanyahu mengungkap serangan tersebut direncanakan untuk melenyapkan kawasan yang disebut sebagai benteng terakhir kelompok militan Hamas.
All Eyes on Rafah
Setelah peristiwa tersebut, Dunia kembali bersuara setelah beberapa saat Palestina dengan Gaza-nya sempat terlupakan. Setelah Gaza rata dengan tanah saat ini Rafah yang ganti dibumihanguskan.
Di banyak negara, orang berbondong-bondong berdemonstrasi mengutuk kejahatan zionis. Di Amerika Serikat, ribuan mahasiswa berdemonstrasi di berbagai kampus seperti Universitas Colombia, UCLA, George Washington, dsb. Selain mengecam entitas Yahudi, para pendemo juga menyerukan, ”Free Palestine”. Hal yang sama juga terjadi di Kanada; beberapa negara di Eropa seperti Jerman, Prancis dan Inggris; juga negara-negara Asia seperti Jepang dan Korea Selatan.
Warga AS dan negara-negara Eropa juga mengkritik pemerintah mereka sendiri yang justru terus memberikan bantuan kepada militer zionis. Mereka marah karena bantuan tersebut sebagian besar berasal dari uang pajak rakyat.
Fenomena ini menunjukkan kebencian terhadap negara zionis semakin meluas. Banyak negara dan warganya di dunia yang sudah merasa muak dengan kekejaman zionis. Kaum zionis yang sering mengemis simpati dunia dengan menceritakan sejarah korban genosida Nazi Jerman, ternyata lebih kejam dengan tindakan genosida mereka terhadap penduduk Palestina. Merekalah kaum yang suka menyalakan permusuhan dan peperangan sepanjang zaman. Firman Allah SWT:
وَاَلْقَيْنَا بَيْنَهُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاۤءَ اِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِۗ كُلَّمَآ اَوْقَدُوْا نَارًا لِّلْحَرْبِ اَطْفَاَهَا اللّٰهُ ۙوَيَسْعَوْنَ فِى الْاَرْضِ فَسَادًاۗ وَاللّٰهُ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ
Kami menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai Hari Kiamat. Setiap kali mereka menyalakan api peperangan, Allah memadamkan api peperangan itu. Mereka berusaha menciptakan kerusakan di bumi, sementara Allah tidak menyukai kaum pembuat kerusakan (TQS al-Maidah [5]: 64).
Abu Hurairah RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesama muslim adalah saudara, tidak boleh saling mendzalimi, mencibir atau merendahkan. Ketakwaan itu sesungguhnya di sini," sambil menunjuk dada dan diucapkannya tiga kali. (Rasul melanjutkan): "Seseorang sudah cukup jahat ketika ia sudah menghina sesama saudara muslim. Setiap muslim adalah haram dinodai jiwanya, hartanya dan kehormatannya."
Hadits ini diriwayatkan Imam Muslim dalam kitab Shahih-nya, Imam Tirmidzi dalam Sunan-nya dan Imam Ahmad dalam Musnad-nya.
Sekarang ini bahkan tidak ada satupun penguasa negeri muslim yang tergerak hatinya untuk mengirimkan bantuan militer, berani tegas terhadap Israel. Semata kecaman-kecaman berbuih yang tidak ada efeknya.
Umat Islam seluruh dunia harus bergerak. Bersatu, memperjuangkan tegaknya Khilafah. Sebagaimana Sultan Hamid yang menolak mentah-mentah tawaran zionis dan berdiri tegak untuk membela umatnya. Inilah urgensinya persatuan umat dibawah naungan Khilafah, karena hanya Khilafah yang berani menghempaskan Israel dan kroni-kroninya.
Tegaknya Khilafah tidak bisa ditunda lebih lama lagi, saudara kita di Rafah, Gaza, serta belahan bumi lainnya sudah sangat menderita. Umat Islam bersatulah, buktikan bahwa kita bisa! Allahu Akbar!