Iedul Adha, Momentum Teladani Nabi Ibrahim AS dalam Bertakwa



Oleh : Isah Azizah 


Bulan Dzulhijjah adalah bulan indah yang di dalamnya terdapat hari Raya besar bagi kaum muslimin sedunia. Ibadah rukun Islam yang kelima juga terjadi di bulan ini. Jutaan kaum muslimin khusuk berkhidmat bertamu ke baitullah sambil mengumandangkan    kalimat talbiyah :


لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ. لَبَّيْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ إِنَّ الْحَمْدَ والنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكُ لَا شَرِيكَ لَكَ.


"Aku memenuhi panggilan-Mu, ya Allah aku memenuhi panggilan-Mu. Aku memenuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, aku memenuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji dan nikmat adalah milik-Mu, begitu juga seluruh kerajaan, tiada sekutu bagi-Mu."


Ibadah haji ini merupakan ibadah indah yang menuntut pengorbanan lebih dibanding sholat yang hanya ibadah fisik ringan, Zakat yang hanya dikeluarkan 2.5 persen saja, juga ibadah puasa yang hanya nenahan diri dari lapar dan dahaga juga yang lainnya di siang hari. Ibadah haji adalah ibadah yang pengorbanannya lengkap. Fisik harus kuat karena rangkaian rukun yang dilaksanakan memerlukan stamina yang kuat. Pengorbanan harta juga cukup besar, sehingga hanya diwajibkan bagi orang yang mampu secara finansial. Dana talangan bukan solusi yang baik untuk ibadah haji ini. Urusan hati yang harus sabar dan tidak tergoda dengan hal-hal remeh yang mengganggu fokus ibadah juga tak kalah penting. Meluruskan niat bahwa ini adalah untuk meraih ketakwaan harus terus digaungkan pada hati setiap jama'ah haji.


Bagi muslimin yang tidak melaksanakan ibadah haji, masih dapat kesempatan ibadah bentuk lain di bulan Dzulhijjah ini. Puasa arafah dan Tarwiyah adalah pilihan bagi kita yang sedang tidak menjalankan ibadah haji.


Rasulullah SAW bersabda:

“Sebaik-baiknya doa ialah doa pada hari Arafah. Dan sebaik-baiknya yang kuucapkan, begitu pula diucapkan oleh para Nabi sebelumku adalah ucapan ‘Laa ilaha illallah wahdahu laa syarikalah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ala kulli sya’in qadiir’. Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah semata; tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya segala kerajaan, segala pujian dan Allah yang menguasai segala sesuatu’,” 

(HR. Tirmidzi).


Rasulullah SAW bersabda:

“Tidak ada hari yang Allah membebaskan hamba-hamba dari api neraka lebih banyak daripada hari Arafah,” (HR. Muslim).


Rasulullah SAW pun bersabda:

"Aku berharap kepada Allah supaya puasa di hari Arafah dapat menghapuskan (dosa) setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya,” (HR. Muslim).


Selanjutnya, ada peristiwa yang tak kalah penting menjadi pelajaran penting bagi kaum muslimin adalah peristiwa perintah berkurban. 


Peristiwa pertama adalah peristiwa masyhur yang kita ketahui adalah perasaan berat dari Nabi Ibrahim AS yang harus merelakan anak kesayangannya Ismail agar dikurbankan. Namun, ketaatannya kepada Allah lebih besar dari perasaan hati yang berat. Akhirnya Allah memberikan hasil yang indah berupa digantikannya Ismail dengan seekor kambing.


Begitulah seharusnya kita meneladani pengorbanan Nabi Ibrahim AS. Demi keridhoan Allah SWT kita wajib selalu "mendengar dan taat" ketika sudah diperintahkan oleh Allah Sang Maha Adil. Karena Sang Maha Adil akan selalu memberikan hadiah indah bagi umat-Nya yang bertakwa.


Peristiwa kedua adalah momen kebersamaan jutaan orang yang melimpah rumah di Arafah. Berbagai negara, berbagai suku, berbagai warna rambut, berbagai warna kulit, berbagai warna mata dan berbagai bahasa semuanya nampak sama. Bahkan siapa yang rakyat jelata, siapa yang pejabat ternama, juga artis ternama sekalipun, kedudukannya sama di mata Allah SWT. Perbedaan diantara mereka hanyalah tingkat ketakwaan semata.


Oleh karena itulah, hal itu haruslah memberikan kesadaran bagi kita semuanya bahwa ketakwaan itu tidak hanya berhenti pada individual semata. Jumlah Muslim yang banyak di Dunia ini, haruslah memiliki kekuatan yang dahsyat untuk menjadikannya memiliki fungsi rahmatan lilalamin. Dengan apakah rahmatan lilalamin akan dirasakan sempurna? Tiada lain adalah dengan terwujudnya naungan negara dengan sistem Islam yang mengatur seluruh aspek kehidupan kita.


Dengan demikian, maka sempurnalah ketakwaan kita sebagai manusia yang hanya menghambakan diri untuk meraih ridho Allah SWT semata. Wallahu'alam bishshawab.[]

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama