Harga Beras Terus Melambung, Beban Rakyat Semakin Berat



Oleh: Septa Yunis (Analis Muslimah Voice)


Kenaikan harga beras yang melambung tinggi dalam beberapa bulan terakhir telah menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat Indonesia. Beras, sebagai makanan pokok utama, memainkan peran krusial dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Dengan harga yang terus naik, beban ekonomi yang dirasakan oleh rakyat semakin berat. Kabarnya kenaikan tersebut akn terus berlangsung.


Dikutip detikFinance.com (10/6/2024), Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi memprediksi harga beras akan kembali mengalami kenaikan. Karena menurutnya pada semester II atau Juli sampai Desember 2024. Kenaikan harga tersebut karena diprediksi produksi beras pada 6 bulan terakhir 2024 akan mengalami penurunan. Rendahnya produksi disebut akan mengerek harga gabah dan berpengaruh pada harga beras. Kenaikan harga beras ini diklaim sebagai upaya stabilisasi pasokan dan harga beras, di mana kebijakan di hulu juga selaras dengan di hilirnya. Misal, jika harga beras mau Rp10.000, berarti harga gabahnya harus di bawah Rp5.000


Penyebab kenaikan beras beragam. Salah satunya perubahan iklim dan cuaca ekstrem, seperti kekeringan atau banjir, berdampak signifikan terhadap hasil panen. Kondisi ini mengurangi produksi beras di berbagai daerah penghasil utama, sehingga pasokan beras menjadi terbatas. Harga pupuk yang melambung dan langka juga diklaim sebagai penyebab melambungnya harga beras.


Keadaan ini tidak bisa dianggap sepele, karena beras adalah makanan pokok masyarakat Indonesia. Selain itu, kenaikan ini juga dapat berdampak terhadap kenaikan bahan makanan yang lain. Harga beras yang melambung, pasti akan menyusahkan rakyat. Pendapatan keluarga akan terkuras hanya pada satu komoditi, yaitu beras. Belum bahan pangan yang lain, listrik, biaya sekolah juga tidak murah. Bagi masyarakat kurang mampu, kenaikan harga beras akan menjadikan mereka tidak bisa membeli beras dalam jumlah yang memadai.


Dalam sistem kapitalis kenaikan harga kebutuhan pangan disebabkan kurangnya ketersediaan bahan pangan komoditas tertentu. Kondisi seperti ini dianggap sebagai permasalahan ekonomi karena harga ditentukan berdasarkan penawaran dan permintaan terhadap barang tersebut. Karena itu, apabila barang yang ditawarkan jumlahnya melimpah, sedangkan permintaannya sedikit, maka harga akan turun. Apabila barang yang ditawarkan jumlahnya sedikit, sedangkan permintaannya besar, maka harga akan naik. 


Selain itu, dalam perkara harga beras ini, ada mafia beras yang turut andil di dalamnya. Mereka menguasai gabah dari petani dengan membeli gabah petani di harga yang lebih tinggi akibatnya banyak penggilingan kecil yang gulung tikar karena tidak mendapatkan pasokan gabah. Kemudian, para mafia ini menggiling gabah tersebut menggunakan peralatan yang canggih, sehingga menghasilkan beras kualitas premium. Sedangkan penggilingan kecil hanya mampu memproduksi beras dengan kualitas medium. Selain itu, juga ada larangan petani menjual gabahnya langsung ke konsumen. Hal ini sangat wajar di alam kapitalis. Konsep akumulasi modal dalam liberalisme ekonomi ala kapitalisme telah melahirkan persaingan bebas yang pada akhirnya pasti dimenangkan para pemilik modal besar. 


Solusi Islam


Beras merupakan salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi. Maka, negara wajib menjamin ketersediaannya untuk rakyat. Negara seharusnya mempunyai mekanisme dalam mengelola beras, yaitu sejak produksi, hingga sampai ke tangan rakyat. Negara juga harus memastikan rantai distribusi tersebut sehat, dan bebas dari penimbunan. 


Negara yang mampu menciptakan aturan tersebut adalah Khilafah. Dalam negara Khilafah yang menjadi acuan adalah syariat Islam. Syariat Islam juga menjamin terlaksananya mekanisme pasar yang baik. Negara wajib menghilangkan dan memberantas berbagai masalah pasar, seperti penimbunan, riba, monopoli dan penipuan.


Demikianlah syariat Islam memberikan solusi pada penyelesaian masalah pangan. Solusi ini tidak akan dipakai ketika negara masih menerapkan sistem kapitalisme. Oleh karena itu, kewajiban kita adalah mengingatkan pemerintah terhadap kewajiban mereka dalam melayani urusan umat, termasuk urusan pangan dengan menerapkan syariat yang bersumber dari Allah SWT Sang Maha Pengatur. Seorang muslim wajib mengambil solusi yang Islami.

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama