Kelaparan Akut Mengancam Keselamatan Manusia, Imbas Buruknya Sistem Kapitalisme

 



Penulis: Amelia Zulfitriani


Berdasarkan laporan Organisasi Pangan Dunia atau FAO yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) bertajuk Global Report on Food Crises 2024, tercatat sebanyak 282 juta orang di 59 negara mengalami tingkat kelaparan akut yang tinggi pada 2023. Jumlah orang kelaparan pada 2023 itu meningkat sebanyak 24 juta orang dari tahun sebelumnya.


Kenaikan ini disebabkan oleh meningkatnya cakupan laporan tentang konteks krisis pangan serta penurunan tajam dalam ketahanan pangan, terutama di Jalur Gaza dan Sudan. Cnbc Indonesia.


Diluar dari adanya perang dan iklim ekstrem, fakta diatas menunjukkan bahwa negara-negara di dunia telah gagal menjalankan sistem ekonominya, terkhusus dalam mengelola sumber daya alam, dan pemenuhan serta persebaran pangan. 


Kondisi ini semakin parah dengan adanya fakta bahwa negara-negara dunia saat ini justru sibuk mengurusi urusan kekuasaan, manifestasi politik jangka panjang hingga kerja sama dengan pengusaha yang hanya memberikan keuntungan pada kelompok elit saja ketimbang memperhatikan kondisi masyarakatnya secara serius. Di Indonesia, tidak ada penanganan khusus dalam hal memberantas kemiskinan, selama ini Indonesia hanya menggelontorkan sejumlah bantuan-bantuan sosial yang bersifat temporer seperti bantuan dana bansos, kartu Miskin dan kartu KIP untuk masyarakat tidak mampu yg ingin melanjutkan pendidikan. 


Sedangkan diranah hukum dan kebijakan, tidak ditemukan undang-undang yang membahas secara khusus terkait pemberantasan kemiskinan dan kelaparan. Justru hari ini banyak masyarakat jatuh miskin akibat adanya diskriminasi kekuasaan oleh elit penguasa. Perampasan tanah secara paksa, penggusuran hingga penyelewengan hak rakyat seolah menjadi kebiasaan di negri ini, hanya demi memenuhi kemauan investor asing dan aseng. 


Hal ini  sangatlah miris, negara yang seharusnya menjadi penyalur utama dalam memenuhi segala kebutuhan pokok masyarakat justru negaralah yang merampas hak rakyat itu sendiri. Hampir seluruh negara di dunia kapitalis hari ini abai terhadap kebutuhan pangan rakyatnya. Sumber alam justru dieksploitasi besar-besaran dan dijual ke asing, rakyat dibiarkan kelaparan. Jerih payah mereka terhadap hasil bumi yang mereka tanam juga tidak sesuai dengan imbalan yang mereka dapatkan. Harga-harga dunia melambung, penguasa dan elit global semakin egois merebut kuasa dan kendali. Rakyat Gaza masih menangis dan meraung karena lapar sampai detik ini, kendaraan bermuatan bantuan untuk mereka masih mengantri diperbatasan dan tidak dapat masuk, tapi dunia masih saja berdebat di forum PBB yang sama sekali tidak ada gunanya. 


Sejatinya tidak akan pernah ditemui kekacauan seperti ini dalam sistem Islam. Islam yang dasarnya ialah meriayah kehidupan umat amat memerhatikan kondisi masyarakatnya, semua masalah akan memiliki solusi termaksud didalamnya kelaparan dan kemiskinan. Amatlah buruk pengaturan penguasa-penguasa hari ini. Ketiadaan Islam lah penyebab segala fasad terjadi. Wallahu’alaam. 

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama