Oleh: Yayan Ummu Maryam
Disebabkan perekonomian Amerika Serikat (AS) telah mengalami kontraksi dalam dua kuartal berturut-turut. Yakni tercatat pada kuartal I 2022 perekonomian Amerika Serikat minus 1,6 persen dan kuartal II 2022 juga terkontraksi 0,9 persen. Maka Ekonomi Amerika Serikat (AS) secara teknis sudah memasuki resesi.
Kenaikan harga barang di pasaran mengakibatkan efek rembetan terhadap kenaikan laju inflasi. Kenaikan berbagai jenis barang di pasaran berpotensi meningkat seiring dengan pelemahan nilai tukar rupiah, yang saat ini telah menembus level Rp 16.200 per dollar Amerika Serikat (AS).
Apabila pelemahan nilai tukar rupiah berlangsung hingga kurun waktu yang lama, otomatis harga barang impor akan naik. Dikarenakan sebagian industri di Negeri ini masih bergantung kepada bahan baku impor. Hal itu disampaikan oleh Ekonom Center of Reform on Economic (Core) Yusuf Rendy Manilet. (19/04/2024) Dilansir dari Kompas.com.
Secara teoritis, resesi adalah penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan hingga kelevel negatif, yang berlangsung selama dua kuartal berturut-turut. Adapun dampak nyata resesi dapat dilihat dari jumlah pengangguran yang meningkat tajam, produktivitas bisnis turun, dan ditandai dengan bangkrutnya perusahaan-perusahaan yang lemah, serta menurunya pendapatan masyarakat yang berdampak pada turunya tingkat kesejahteraan masyarakat.
Hari ini adalah era dunia dipimpin oleh ideologi buatan manusia yakni ideologi kapitalisme yang manipulatif dan dikendalikan segelintir orang yang memiliki akses pada kekuasaan dan kekuatan finansial.
Peradaban kapitalisme kini semakin tampak kerapuhanya. Bahkan kondisinya telah berada ditepi jurang keruntuhanya. Ideologi ini disinyalir sedang berjuang sekadar untuk memperpanjang masa eksistensinya. Berbagai gejolak politik global diprediksi akan menjadi rangkaian fase kejatuhan ideologi kapitalisme tersebut.
Penyebab utama yang menjadikan kegagalan sistem kapitalisme sekuler, Pertama karena bertentangan dengan fitrah dan akal sehat manusia. Pada ujungnya sistem kapitalisme melahirkan eksploitasi dan alienasi manusia yang mengarah pada mementingkan diri sendiri.
Kedua, hingga saat ini Amerika Serikat (AS) memegang posisi sebagai negara adidaya sekaligus sebagai jantung utama peradaban kapitalisme. Namun berbagai gejolak politik, militer, ekonomi dan sosial yang menerpa Amerika Serikat semakin menunjukkan bahwa negara tersebut sebenarnya sedang rapuh. Bahkan berbagai media internasional pernah menjuluki Amerika Serikat sebagai negara yang sedang sakit parah.
Berbeda dengan Sistem islam, dalam islam resesi tidak akan dijumpai. Hal itu karena terdapat beberapa pilar sistem ekonomi islam yang menutup celah munculnya resesi yang bersumber dari sistem keuangan saat ini.
Sistem ekonomi islam mengharamkan transaksi riba. Dalam sistem islam, pinjaman dikategorikan sebagai aktivitas sosial (tabarru'at), yang ditunjukkan untuk membantu mereka yang membutuhkan. Islam dengan syariatnya akan memberikan penundaan pembayaran hingga penghapusan pinjaman jika yang meminjam mengalami kesulitan dalam pembayaran. Bahkan pada level negara, Baitul Mal menyediakan pos khusus untuk memberikan bantuan modal bagi pihak yang membutuhkan.
Sistem ekonomi islam juga mengharamkan pasar modal, keuangan, komoditas berjangka yang dibangun atas transaksi-transaksi yang bersifat spekulatif bahkan menjadi sarana perjudian/maysir dan manipulasi keuangan para spekulan.
Sistem ekonomi islam mengharamkan konsep liberalisme ekonomi, termasuk dalam aspek kebebasan kepemilikan dan pasar bebas. Didalam islam konsep kepemilikan dibagi menjadi kepemilikan individu, kepemilikan publik, dan kepemilikan negara.
Barang-barang yang termasuk kepemilikan publik seperti minyak, tambang, energi dan listrik hanya boleh dikuasai negara yang hasilnya didistribusikan kepada rakyat yang menjadi pemiliknya.
Penguasa dalam sistem islam menjamin pemenuhan hak-hak dasar rakyatnya. Seperti pangan, papan, perumahan, layanan kesehatan, pendidikan dan keamanan secara gratis. Termasuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyat yang menganggur.
Oleh karenanya satu-satunya cara untuk menyudahi terjadinya resesi adalah menerapkan ajaran islam secara paripurna dalam sebuah sistem pemerintahan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Saw.
Allah Subhanahu Wata'ala berfirman:
"Tidaklah kami mengutus engkau (Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam."
(TQS al-Anbiya ayat 107).
Karena sejatinya, perjuangan untuk menegakkan syariah secara kaffah, merupakan perjuangan mewujudkan perubahan demi mencapai kesejahteraan hakiki bagi masyarakat dunia. Khilafah dengan syariahnya akan mengakhiri berbagai kesengsaraan yang diakibatkan oleh hegemoni kapitalisme global. Secara realitas memang dunia membutuhkan sistem islam. Karena Islam sesungguhnya adalah rahmat untuk semesta alam.
Wallahu'alam bishshawab.[]