Remaja Putri Korban Bullying di Batam

 



Oleh: Nina Iryani S.Pd


Kasus bullying makin marak, kejahatan-kejahatan menyeruak tiada usai. Remaja yang notabene dicanangkan sebagai agen perubahan, namun justru hancur tak dapat diharapkan. Sistem Kapitalisme saat ini menghancurkan remaja yang harusnya berprestasi malah menjadi korban dan pelaku bullying. Mereka tidak malu merekam kejahatan, terkenal karena maksiat dijadikan ajang kebanggaan. Pilunya negeri ini. 


Bagaimana tidak, tontonan tv, radio, medsos kini jauh dari pendidikan justru beredar video-video wanita berpakaian tapi serba terbuka, film-film porno aksi dan pornografi mudah di akses, video-video kekerasan dipertontonkan, adanya genk motor kebut-kebutan dijalan seolah punya lebih dari satu nyawa dan lain sebagainya. 


Negara sebagai pelindung umat seolah bersama aparat keamanan hanya mengamankan sementara pelaku tindakan bullying dan kejahatan lainnya, bahkan pelaku bisa berperilaku sama setelah keluar dari hukuman sementara tersebut. Apakah hukuman yang diberikan tidak memberikan efek jera bagi pelaku? atau sudah tidak punya rasa malu kah berbuat maksiat?


Kapolresta Barelang Kombes Pol Nugroho Tri N mengatakan bahwa empat pelaku dalam kasus ini adalah NH (18), RS (14), M (15) dan AK (14). Nugroho menerangkan, perundungan tersebut terjadi di kawan ruko belakang soto Medan Lucky Plaza, Lubuk Raja, Batam. Pada Rabu (18/2/2024). Para pelaku menganiaya dua remaja, yakni SR (17) dan EF (14). Kasus ini bermula ketika pelaku dan korban saling ejek di aplikasi WhatsApp. Pelaku kemudian mengajak beberapa temannya untuk mendatangi korban. "Jadi mereka berjumpa dibelakang ruko itu, di sana mereka melakukan penganiayaan, kata Nugroho Sabtu (2/3/2024) seperti dikutip dari Tribun Batam.


Korban dan pelaku sama-sama sudah tidak sekolah, mereka juga saling mengenal satu sama lain. Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, kelompok remaja putri tersebut menganiaya korban karena sakit hati dimana korban merebut pacar pelaku. Namun demikian, polisi masih mendalami dugaan tersebut. 


Selain itu korban EF juga dituduh mencuri barang milik RS. "Dan ada rasa sakit hati antara SR dan RS jadi mereka saling mengejek. Dan disitu akhirnya RS mengajak teman-temannya N, M dan AK, untuk melakukan penganiayaan terhadap SR dan EF" kata Nugroho. Ia menjelaskan bahwa korban mengalami luka memar dan bekas sundutan rokok pelaku.


Sungguh miris keadaan ini. Padahal Allah SWT berfirman:


"Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri kedalam kebinasaan dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik." 

(TQS. Al-Baqarah ayat 195).


Allah berfirman:


"Demikianlah, dan barangsiapa membalas seimbang dengan (kedzaliman) penganiayaan yang pernah dia derita kemudian dia didzalimi (lagi), pasti Allah akan menolongnya sungguh Allah maha pemaaf, maha pengampun." 

(TQS Al-Hajj ayat 60).


Demikian Islam sangat memperhatikan keselamatan dan martabat manusia dan melarang tindakan bullying. Walau bagaimanapun Islam mempersiapkan generasi muda sebagai agen perubahan menuju era kebangkitan umat, menjaga dan melindungi serta membina menjadi bibit-bibit unggul, berprestasi menuju masa depan gemilang. Pendidikan sangat penting dimata Islam, bahkan sejak masa Rasulullah SAW pendidikan itu gratis hingga kejayaan Islam lemah dan runtuh. 


Miris, potret buram remaja masa kini sangat jauh berbeda dengan masa Islam jaya. Selama 13 abad Islam berkuasa,  generasi muda dan semua kalangan sejahtera bukan hanya dalam segi pendidikan, namun juga kesehatan, politik, ekonomi, muamalah, hudud dan lain sebaginya. 


Generasi muda adalah tolok ukur masa depan negara. Oleh karenanya bagaimana keadaan kita bisa bangkit jika generasi mudanya mengalami kemerosotan akibat sistem saat ini yang tidak berpihak pada kesejahteraan mereka?


Saatnya kembali pada sistem Islam kaffah, buang jauh-jauh sistem kapitalisme sekuler, sehingga bangkit generasi muda, bangkit negara ini. Wallahu'alam bishshawwab.[]

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama