Oleh: Endah Sulistiowati, Tri Widodo _bukan_ Joko & A. M. Pamboedi
Tingkah laku induk-anak _(maternal behaviour)_ pada ayam dimulai dari peneluran, pengeraman dan merawat anak. Setelah menetas anak ayam akan menciap-ciap mencari induknya karena kedinginan. Saat tidur anak ayam berlindung di bawah induknya. Induk menjaga anak dari musuh dengan cara mengembangkan sayap dan bulu leher.
Anak ayam sangat bergantung pada induknya untuk mendapatkan perlindungan, bimbingan dan keamanan. Anak ayam yang kehilangan induknya biasanya menunjukkan tingkah laku yang mencerminkan kecemasan, ketidakamanan, dan kebingungan.
Fenomena seperti itu memunculkan peribahasa "Seperti anak ayam kehilangan induk" untuk menggambarkan situasi dimana sebuah kelompok kehilangan pemimpinnya sehingga bingung dan tidak tahu harus melakukan apa. Bercerai-berai hingga mengalami kesusahan untuk hidup.
Kondisi umat Islam saat ini ternyata seperti anak ayam kehilangan induk. Umat Islam hidup tanpa mendapatkan perlindungan, bimbingan dan keamanan. Kondisi ini terjadi sejak Khilafah hilang dari kehidupan umat Islam. Umat Islam kehilangan pemimpinnya menjadi bercerai-berai dan terpuruk, tidak ada tempat berlindung dan kehilangan arah tujuan.
Imam atau Khalifah disebut oleh Nabi saw. sebagai perisai yang melindungi umat. Sabda beliau:
إِنَّمَا اْلإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ
Sungguh Imam/Khalifah adalah perisai; orang-orang berperang di belakang dia dan berlindung kepada dirinya (HR Muslim).
Imam al-Mawardi dalam kitabnya, Al-Ahkâm As-Sulthâniyyah, menyebutkan bahwa Imamah menempati posisi sebagai pengganti kenabian dalam menjaga agama dan urusan dunia. Ketika Khilafah Islamiyah lenyap, hilang pula perisai yang melindungi umat. Karena itu pembubaran Khilafah Islamiyah adalah bencana besar untuk Dunia Islam. Tanpa Khilafah, berbagai krisis melanda tanpa bisa dihentikan. Umat kehilangan pelindung dan pembela mereka. Tanpa Khilafah, kehormatan, harta dan darah umat ditumpahkan dengan murah oleh Barat.
Di akhir abad ke 19, kaum muslim sudah mengalami kemerosotan dalam pemikiran Islam. Mereka sudah dipecah-belah dengan paham nasionalisme. Kepemimpinan Khilafah Utsmaniyah kala itu pun sudah lemah. Akibatnya, Khilafah tidak sanggup menghadang makar Mustafa Kemal Ataturk. Akhirnya, Majelis Agung Nasional Turki resmi membubarkan Kekhalifahan Utsmani. Mereka bahkan mengusir khalifah terakhir, Sultan Abdul Majid II, keluar dari Turki. Tepat tanggal 3 Maret 1924 atau 28 Rajab 1342 Hijriah.
Umat Islam terpecah menjadi lebih dari 50 negara bangsa, terkotak-kotak oleh tipuan nasionalisme. Tercabik-cabik, terseok-seok, melanjutkan kehidupan yang sudah tidak utuh lagi. Bahkan menyisakan pilu di Palestina hingga kini, pun di negeri-negeri yang lain. Umat kehilangan pelindung dan pembela mereka. Tanpa Khilafah, kehormatan, harta, dan darah umat ditumpahkan dengan murah oleh penjajah Barat.
Lebih menyedihkan lagi, setelah ketiadaan Khilafah Islamiah, umat justru memberikan loyalitas mereka pada Barat yang telah menghancurkan pelindung mereka. Ibarat anak-anak yang telah kehilangan sosok ibu sebagai pelindung karena dibunuh, tetapi kemudian sang pembunuh malah dipuja dan dipercaya sebagai penolong. Astaghfirullah.
Sehingga 3 Maret 2024, bukan menjadi peringatan runtuhnya Khilafah. Tapi harus menjadi puncak kesadaran umat, bahwa sudah saatnya umat bangkit, melawan, membebaskan dari segala penjajahan, hingga kemenangan ke dua yang dijanjikan oleh Allah SWT bisa kembali dirasakan oleh kaum muslimin.
Dari pendahuluan singkat di atas, penulis mengajukan beberapa permasalahan yang hendak dibahas dan dijadikan bahan diskusi pada kesempatan ini, di antaranya sebagai berikut:
1. Mengapa Barat begitu getol untuk menjauhkan umat Islam dari sejarah Khilafah Islamiyah?
2. Bagaimana dampaknya jika umat Islam benar-benar buta tentang Khilafah?
3. Bagaimana upaya umat Islam membumikan kembali Khilafah ditengah-tengah umat?
Barat Getol Menjauhkan Umat Islam dari Sejarah Khilafah
Setelah Khilafah bubar, Barat makin leluasa untuk menerapkan dan menyebarkan ideologi sekuler kapitalistiknya ke seluruh dunia, terutama ke Dunia Islam yang kaya SDA. Pertengahan abad ke-20, upaya itu dihambat oleh Uni Soviet yang berusaha menerapkan dan menyebarkan ideologi sosialisme-komunisme. Namun, pada akhir abad-20, Amerika Serikat yang memimpin dunia dengan ideologi sekuler kapitalisme. Semakin mudah untuk mengeruk kekayaan alam di negeri-negeri Islam.
Bahkan mereka berupaya kuat agar hegemoni mereka baik dari sisi politik dan ekonomi terus mencengkeram. Termasuk upaya mereka mendudukkan penjajah Israel di Timur Tengah sebagai upaya untuk menghambat kebangkitan Islam di sana dengan membuat sibuk kaum muslimin menghadapi Israel.
Tidak hanya itu, alienasi Khilafah dengan berbagai framing buruk pun diciptakan dan menjadi alat propaganda untuk menjauhkan umat Islam dari sejarah cemerlang peradaban Islam di bawah sistem ke-Khilafahan. Hasilnya Khilafah sebagai sistem pemerintahan Islam menjadi momok yang dijauhi umatnya sendiri. Hingga sejarah penerapan Islam dalam bingkai Khilafah dianggap sekedar sebagai romantisme sejarah saja.
Ada beberapa alasan yang bisa melatarbelakangi masifnya narasi anti-Khilafah, di antaranya adalah pertama, ketakutan lahirnya kekuatan besar yang akan mengungkap kerusakan kapitalisme sekularisme dan menghentikan kezalimannya. Kegagalan sistem ini dalam menciptakan kehidupan yang aman dan sejahtera telah kasat mata. Berbagai krisis multidimensi yang terus terjadi makin membuktikan ketidakmampuan sistem produk manusia ini. Di sisi lain, kesadaran umat akan terwujudnya kesejahteraan dalam sistem Islam kian membesar. Kesadaran ini sebagai hasil dari digaungkannya dakwah Islam kaffah.
Kekuatan dakwah ideologis inilah yang mereka khawatirkan. Kesadaran ideologi akan melahirkan muslim yang kukuh dalam keimanan yang dibarengi dengan ketundukan syariat yang diyakininya. Mereka meyakini bahwa ajaran Islam tidak berhenti pada aspek teoritis dan kajian-kajian keilmuan, tetapi wajib diimplementasikan dalam wujud nyata sebagai sistem kehidupan yang menyelesaikan setiap masalah kehidupan, tanpa kecuali. Semua perkara diselesaikan oleh paket aturan ini, baik menyangkut ibadah yang mengatur hubungan individu dengan Penciptanya, masalah muamalah yang mengatur interaksi di antara manusia, maupun perkara terkait akhlak. Mereka akan menjadi kader-kader pejuang yang dengan gigih akan berusaha menegakkan Khilafah di muka bumi.
Di sisi lain, ada pihak-pihak yang merasa terancam jika syariat Islam dijadikan pedoman aturan dan diterapkan dalam kehidupan. Mereka menyadari bahwa kebobrokan ideologi yang selama ini mereka jalankan juga kezalimannya akan terbongkar manakala sistem Islam hadir dalam kehidupan. Hegemoni mereka terhadap negeri-negeri Islam akan disadari sebagai cengkeraman penjajahan yang layak untuk disingkirkan karena bertentangan dengan aturan Islam yang mengharamkan muslim berada dalam kekuasaan sistem kufur.
Alasan kedua, bisa saja narasi sesat ini dilemparkan ke khalayak di negeri ini dengan tujuan politik pragmatis, untuk menjegal lawan politik mereka. Narasi Khilafah dibajak dan disajikan dalam gambaran yang menakutkan sehingga menjadi musuh bersama yang harus dilawan. Ada segelintir orang yang merasa khawatir suara umat Islam akan disalurkan pada calon yang dinilai lebih pro umat Islam, sekalipun belum tentu akan menerapkan Islam kaffah. Untuk mengadang kekuatan ini, mereka lekatkan kelompok Islam dengan opini Khilafah dengan tujuan untuk menjauhkan dukungan umat.
Dampak Negatif jika Umat Islam Buta tentang Khilafah
Pelan tapi pasti, upaya menjauhkan sejarah cemerlang peradaban Islam yang mendunia terus berlangsung. Hingga umat Islam benar-benar melupakan bahwa ia memiliki sistem yang luar biasa agung. Sistem pemerintahan yang diwariskan Rasulullah SAW, untuk menerapkan Islam secara kaffah.
Mengutip dari buletin Kaffah yang terbit Jumat, 29 Januari 2024, sangat bahaya jika umat Islam terutama generasi muda jika benar-benar melupakan Khilafah dan menganggap Khilafah sebagai ide sesat dan harus dijauhi. Adapun bahayanya sebagai berikut:
Pertama, persatuan umat muslim tercabik-cabik oleh paham nasionalisme dan negara-bangsa (nation state) yang dipromosikan Barat, terutama Inggris. Kaum muslim yang semula hidup dalam persatuan di bawah naungan Khilafah terpecah menjadi lebih dari 50 negara-bangsa. Paham nasionalisme ini menambah derita umat. Umat menjadi tidak saling peduli satu sama lain. Nasionalisme bahkan sering memicu konflik dan perang antar sesama Muslim. Ada Perang Irak-Iran (1980—1988). Ada agresi Irak ke Kuwait (1990), Ada Perang Arab Saudi-Yaman (2015 sampai sekarang). Semua itu adalah sebagian konflik yang dipicu oleh paham nasionalisme. Padahal mereka semuanya adalah bersaudara. Karena paham nasionalisme ini juga, para pemimpin dunia Islam merasa tidak punya tanggung jawab terhadap kondisi Palestina, Myanmar, Uighur, dsb..
Kedua, penjajahan di dunia Islam merajalela. Keruntuhan Khilafah menyebabkan negara-negara Barat leluasa menjajah negeri-negeri muslim. Mereka bak kawanan anjing hutan yang mencabik-cabik hewan ternak yang kehilangan penjaganya. Negara-negara Barat, seperti Inggris, Prancis, Belgia, Jerman, dan Amerika Serikat meluaskan wilayah jarahan mereka mulai dari Timur Tengah, Asia hingga Afrika. Mereka merampok harta kekayaan alam negeri jajahannya. Mereka juga bertindak kejam terhadap kaum muslim. Prancis, misalnya, membantai lebih dari 45 ribu muslim Aljazair, termasuk anak-anak dan perempuan, hanya dalam sehari pada 8 Agustus 1945.
Ketiga, tanah Palestina dikuasai oleh Zion*s Yahudi. Ketika Khilafah masih tegak, tidak ada keberanian kaum Zion*s maupun Inggris untuk merebut tanah Palestina. Namun, sejak Khilafah runtuh hingga hari ini, umat menyaksikan agresi militer Zion*s, yang dibantu oleh negara-negara Barat, melakukan penggusuran dan pembunuhan terhadap warga Palestina. Ironinya, negeri-negeri Arab yang menjadi tetangga Palestina membatasi bantuan hanya logistik. Mesir malah meninggikan pagar tembok pembatas negerinya dengan Rafah untuk mencegah warga Palestina mengungsi ke wilayahnya. Persekutuan dengan Yahudi juga dilakukan oleh Turki di bawah Erdogan, termasuk sejumlah negeri Arab lain.
Keempat, umat muslim terancam genosida. Dunia menjadi saksi atas bisunya para pemimpin dunia Islam terhadap pembantaian di Srebrenica pada 1995 oleh militer Kristen Ortodoks Serbia-Bosnia. Korban muslim yang tewas diperkirakan lebih dari 50 ribu jiwa. Aksi genosida dilakukan tidak mencapai satu bulan. Hari ini para pemimpin muslim juga diam atas genosida muslim Rohingya dan muslim Uighur, juga Gaza dan Rafah.
Kelima, perampokan sumber daya alam milik kaum muslim oleh berbagai korporat negara-negara Barat. Hilangnya Khilafah menjadikan banyak perusahaan asing dari Barat bebas merampok berbagai sumber daya alam di tanah kaum muslim, seperti aneka mineral, minyak, dan gas bumi dikuasai oleh perusahaan-perusahaan asing. Hal itu dilakukan baik secara ilegal maupun legal lewat undang-undang yang mereka rancang untuk kemudian diberlakukan para penguasa boneka. Tragisnya, banyak penduduk setempat yang tetap dalam kemiskinan, sedangkan kekayaan alam mereka dikeruk pihak asing. Perusahaan Freeport di Papua, misalnya, pada 2023 menghasilkan 1,9 juta ons emas, sedangkan Papua sendiri adalah provinsi termiskin di Indonesia menurut data BPS.
Keenam, gerakan pemurtadan dan perang pemikiran oleh Barat makin merebak. Kaum misionaris menyebar di negeri-negeri muslim untuk memurtadkan umat. Kehadiran mereka disokong oleh negara-negara Barat sebagai bagian dari imperialisme dengan prinsip gold, gospel and glory.
Kondisi ini akan terus berlangsung, hingga umat Islam menganggap bahwa Khilafah bukan ajaran Islam, dan Islam hanya sebatas agama ritual semata. Sebagaimana yang telah Allah nyatakan dalam firman-Nya:
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَلَنْ تَرْضٰى عَنْكَ الْيَهُوْدُ وَلَا النَّصٰرٰى حَتّٰى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ قُلْ اِنَّ هُدَى اللّٰهِ هُوَ الْهُدٰى ۗ وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ اَهْوَآءَهُمْ بَعْدَ الَّذِيْ جَآءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ مَا لَـكَ مِنَ اللّٰهِ مِنْ وَّلِيٍّ وَّلَا نَصِيْرٍ
"Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah, "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)." Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu, tidak akan ada bagimu pelindung dan penolong dari Allah."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 120)
Upaya Umat Islam Membumikan Khilafah di Tengah-tengah Masyarakat
Upaya untuk menghentikan perjuangan Islam akan terus berlangsung dengan berbagai propaganda atau pemberian stigma, baik pada Islam maupun kepada para pejuangnya. Rasulullah SAW dan para sahabat telah mengalami kondisi demikian. Bahkan Rasulullah SAW pernah disebut sebagai orang gila (lihat QS Al-Hijr [15]: 6), tukang sihir (lihat QS Shad [38]: 4), penyair gila (lihat QS Shaffat [37]: 37), pemecah-belah persatuan kaumnya, dan sebagainya.
Sehingga apa yang harus dilakukan oleh umat Islam ditengah berbagai ancaman, tantangan, hambatan, gangguan ini?
Pertama, terus berdakwah. Dakwah bukan bermodalkan semangat saja, tapi dakwah sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Dengan mencontoh metode dakwah Rasulullah SAW, insya Allah dakwah yang dilakukan akan tetap berada pada rel yang lurus.
Juga dakwah yang menjelaskan pemikiran dan aturan syariat kaffah, berupa konsep yang jelas bahwa Islam akan menyelesaikan berbagai masalah yang melanda. Bukan semata janji-janji yang menggiurkan dan jebakan bagi orang-orang yang sedang diliputi akumulasi kekecewaan dan kemarahan pada sistem sekarang. Umat juga perlu disadarkan tentang adanya upaya islamofobia (khilafahfobia, pen.) yang akan menjauhkan umat dari sistem kehidupan yang berasal dari wahyu Penciptanya.
Kedua, istiqamah dan sabar. Rasulullah SAW juga telah mencontohkan kepada kita bagaimana kuatnya beliau mendakwahkan Islam kaffah. Hingga kita yang jauh dari beliau pun bisa merasakan indahnya dan nikmatnya cahaya Islam. Istiqamah dan sabar ibarat dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan yang harus ada pada diri pengemban dakwah. Hingga tiap-tiap rumah tidak ada perbincangan kecuali tentang kebangkitan Islam dan penegakan Khilafah.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ الصَّابِرُ فِيهِمْ عَلَى دِينِهِ كَالقَابِضِ عَلَى الجَمْرِ
“Akan datang suatu masa, di mana orang yang bersabar (berpegang teguh) pada agamanya seperti orang yang sedang menggenggam bara api”
(HR. At-Tirmidzi no. 2260, hadits dari Anas bin Malik, lihat Shahiihul Jaami’ ash-Shaghiir no. 8002).
Khatimah
Penjajah Barat yang digawangi oleh Amerika Serikat saat ini tidak akan membiarkan umat Islam bangkit. Mereka akan terus mencengkeramkan hegemoninya untuk terus bisa menguasai perpolitikan dan perekonomian negeri-negeri kaum muslimin serta terus mengeruk kekayaan alam mereka termasuk Indonesia.
Sehingga menjadi hal urgen bagi Barat mengkerdilkan perjuangan umat termasuk berusaha menghapus sejarah cemerlang peradaban Islam dalam bingkai Khilafah. Hingga umat Islam terus dibuat tercerai berai, teraniaya, seperti anak ayam kehilangan induknya.
Umat Islam harus tetap bangkit dan berjuang dengan mengikuti metode dakwah Rasulullah, berdakwah dengan cerdas, serta terus istiqamah dan bersabar. Hingga umat tersadarkan dan mampu membangkitkan Islam kembali. Wallahu'alam.
#LamRad
#LiveOppresedOrRiseUpAgaints