Oleh Ramsa
Indonesia baru saja berpesta, katanya sih pesta demokrasi. Mungkin cocok disebut pesta karena memang menghabiskan anggaran yang luar biasa besar, puluhan triliun rupiah melayang. Kalau dibelikan beras bisa dimakan gratis orang se-Indonesia berbulan-bulan. Tidak perlu khawatir harganya yang lumayan meroket. Ini dia anggaran Pemilu di tahun 2024 sebesar Rp 38,2 triliun, dana tersebut telah disiapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN 2024. Detik.com 14 Februari 2024.
Ini pandangan emak-emak yang sebagian besar pikirannya ialah urusan dapur. Iya memang ini agenda besar hanya terjadi lima tahun sekali. Tapi dana dan perhatian atau antusias masyarakat lumayan tinggi. Demi mencari dan memilih pemimpin bangsa ke depannya. Bangsa yang dihuni kaum Muslim terbesar di dunia ini memilih pemimpin yang normalnya calon pemimpinnya Muslim dan taat ilahi. Taat tak sekedar salat tentu saja.
Ngomong-ngomong soal calon pemimpin di negeri ini tentu saja hal penting melihat sejarah dan kiprah mereka masing-masing. Juga visi misi kepemimpinannya. Di tambah kita mesti cerdas melihat siapa pengusung calon tersebut. Mulai dari partai pendukung, bahkan donatur yang jauh di belakang mereka. Karena biaya masuk ke dalam pesta demokrasi itu sangat besar. Tak akan kuat jika tak punya donatur.
Pemimpin Adil Bisakah Dihasilkan dalam Demokrasi?
Siapa yang tak mau punya pemimpin adil? Pemimpin yang amanah dan bertanggung jawab penuh bagi rakyat. Tak sekedar main kata di atas mimbar saat kampanye, tapi dibuktikan dalam masa kepemimpinannya. Pemimpin yang sadar bahwa kepemimpinan itu sebuah tanggung jawab dan amanah besar yang pasti diminta pertanggungjawaban oleh sang Pencipta Allah SWT kelak. Siapa tak senang dipimpin oleh orang yang taat ilahi?
Pemimpin model demikian rasanya cukup sulit didapatkan atau diwujudkan di alam sistem sekuler seperti di negeri ini. Kenapa? karena tak dibentuk oleh lingkungan. Ibarat kata iklimnya tidak mendukung. Karena dari tahun ke tahun pemimpin yang terlahir di sistem yang memisahkan agama dengan kehidupan ini biasanya terlahir sebagai pemimpin yang berusaha mewujudkan sebagian janji kampanye, dan sebagian lagi mengikuti pesanan sponsor alias donatur yang tak kasat mata. Karena sang pemimpin biasanya bisa kampanye, bisa buat iklan menarik, bisa buat kaos yang jumlah banyak karena ada "jasa sponsor". Nah, ini salah satu hal yang sebagian orang belum mengerti.
Jadi antara visi misi calon pemimpin, harapan rakyat dan kenyataan sering tidak seiring sejalan. Alias cinta bertepuk sebelah tangan. Pinginnya pemimpin menurunkan harga BBM, menurunkan harga sembako, eh ada pesan sponsor, "jangan diturunkan nanti saya rugi banyak". Kira-kira demikian dialog tak terdengar di belakang layar. Mengharap pemimpin adil, amanah dan taat di sistem rusak saat ini, ibarat menggantang asap.
Pemimpin Amanah, Sistem Islam Andalannya
Sebuah pesan singkat sarat makna yang Rasulullah shalallahu alaihi wassalam wasiatkan, yang artinya:
"Tiap-tiap diri adalah pemimpin. Dan setiap kepemimpinan akan dimintai pertanggungjawaban"
Hadis ini sangat dalam dimaknai oleh kaum Muslimin yang taat. Kaum muslim yang mengerti bahwa pemimpin dan kepemimpinan adalah amanat yang sangat berat. Pemimpin sekaliber ini hanya bisa terwujud dalam sistem Islam kafah. Sistem yang membina iman semua manusia, sehingga taat jadi pilhan sadar. Taat di hati dan perbuatan sehari-hari. Pemimpin taat karena paham aturan Allah dalam Al-Qur'an dan sunnah Rasulullah saw.
Allah berfirman dalam Al-Qur'an surat An-Nisa' ayat 59,
يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوٓا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِى الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ فَإِنْ تَنٰزَعْتُمْ فِى شَىْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْءَاخِرِ ۚ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Mukmin akan taat dan berbuah berkah. Rakyat aman, sejahtera dengan penerapan Islam yang menyeluruh. Islam dipakai untuk mengatur dan mensejahterakan semua warga negara tanpa pandang ras dan agamanya. Semua hanya mungkin dalam bingkai pemerintahan Isam seperti warisan Rasulullah Saw. Wallahu'alam bishshawab.[]