Oleh : Yanti ummu Haziq
Mengawali tahun 2024 Masehi di Indonesia, kita di ramaikan dengan pemberitaan tentang Pemilu. Jika melihat di TV, semua Channel pasti akan menayangkan pemberitaan tentang Pemilu. Di tambah lagi dengan adanya siaran Debat calon Presiden dan calon Wakil Presiden yang di tayangkan di salah satu Channel TV secara live.
Banyak masyarakat yang antusias untuk menonton acara tersebut. Karena mungkin mereka ingin mengenal lebih jauh sosok yang nanti akan mereka pilih, meskipun sebenarnya ada sosok yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat, karena sosok tersebut sudah sering mencalonkan diri sebagai calon Presiden.
Akan tetapi apakah masyarakat mengetahui bahwa dalam Pemilu yang akan datang ada ODGJ yang akan di ikut sertakan menjadi calon peserta pemilu. Bayangkan seorang yang memiliki penyakit gangguan jiwa akan memilih calon Presiden dan calon Wakil Presiden.
Di beritakan dalam detikNews.com sabtu 16 Desember 2023 bahwa KPU DKI Jakarta memberikan kesempatan kepada orang dengan gangguan jiwa ( ODGJ) sebagai pemilih atau memiliki hak suara pada Pemilu 2024. Ribuan ODGJ di DKI Jakarta yang berhak mencoblos pada Pemilu 2024 akan di dampingi KPU.
Anggota Divisi Data dan Informasi KPU DKI Jakarta, Fahmi Zikrillah menuturkan bahwa ODGJ tetap di beri kesempatan sebagai pemilih agar hak suaranya dapat di perhitungkan dalam Pemilu 2024.
KPU DKI Jakarta memastikan nantinya ada pendampingan kepada ODGJ saat mendampingi tempat pemungutan suara (TPS) pada hari pencoblosan.
Berdasarkan dari KPU DKI Jakarta, tercatat DPT untuk Pemilihan 2024, berjumlah 8.252.897 Pemilih. Data dari total keseluruhan 8,2 juta jumlah pemilih, 61.747 di antaranya penyandang disabilitas, termasuk 22.871 disabilitas mental atau ODGJ.
Sungguh miris yah dalam sistem Demokrasi seseorang yang mempunyai gangguan mental di ikut sertakan menjadi peserta Pemilu. Mengurus diri nya saja sendiri tidak mampu karena adanya gangguan mental dan akal tadi, bagaimana mungkin mereka bisa menggunakan akalnya untuk mempertimbangkan mana calon Presiden dan calon Wakil Presiden yang benar dan bagus menurut mereka.
Inilah yang selama ini terjadi dalam Sistem Demokrasi. Segala cara di lakukan agar bisa menenangkan Pemilu ini. Bukan rahasia umum lagi kalo mereka yang ikut serta dalam Pemilu mempunyai kepentingan masing-masing, baik itu kepentingan jabatan atau materi.
Pemilu dalam Sistem Demokrasi membutuhkan biaya yang sangat besar, oleh karena itu calon Presiden dan Wakil Presidennya pun tentu membutuhkan pendukung yang bisa membiayai mereka untuk dapat memenangkan Pemilu tersebut.
Tentu saja Pengusaha yang mereka andalkan, akan tetapi para Pengusaha tersebut pastinya menginginkan timbal balik atau setidaknya modal mereka bisa balik lagi. Jadi bisa di istilahkan dari Pengusaha, oleh Pengusaha dan untuk Pengusaha.
Di dalam Sistem Islam ada aturan dalam memilih seorang Pemimpin atau Khalifah. Ada syarat- syarat yang wajib di punyai oleh seorang Khalifah. Kriteria umum pemimpin (kepala negara) dalam Islam yakni antara lain, pertama Muslim; kedua Laki-laki; ketiga Baligh; keempat Berakal; kelima Merdeka (bukan budak/berada dalam kekuasaan pihak lain); keenam Adil (bukan orang fasik/ahli maksiat); dan ketujuh Mampu (punya kapasitas untuk memimpin).
Begitupun dengan seorang pemilih pasti ada syarat-syaratnya. Orang yang sudah baligh dan berakal pun termasuk salah-satu dari beberapa syarat-syarat lain yang ada dalam diri seseorang untuk dapat menjadi pemilih.
Seseorang yang berakal sangat penting untuk mempertimbangkan apakah orang yang akan dia pilih memenuhi kriteria yang dia inginkan. Sedangkan jika ODGJ mana mungkin mempunyai pertimbangan untuk memilih seorang pemimpin, mengenali atau mengontrol emosi diri sendiri saja tidak bisa.
Satu hal yang penting juga yang harus kita perhatikan adalah sistem Negara nya juga harus sistem Islam artinya penyelenggaraan dan pengaturan Negara tersebut di jalankan sesuai dengan hukum-hukum Islam.
Karena tanpa ada nya Negara yang ikut berperan menerapkan sistem Islam ini, maka tidak akan terwujud pengamalan yang sempurna dari sistem Islam ini. Oleh karena itu sebagai Umat Muslim mari kita belajar untuk mengenal apa dan bagaimana sistem Islam. Karena suatu perubahan umat akan terlihat jika di mulai dari diri sendiri. Wallahu a'lam bishshawab. []