Oleh: Kikin Fitriani
Khilafah ajaran Islam dan merupakan janji Allah yang disampaikan dari lisan suci Rasulullah. Para Ulama dari seluruh mahzab bersepakat bahwa Khilafah itu hukumnya wajib, kewajiban ini tidak berubah dari dulu hingga sekarang, karena itu jika ada pihak-pihak yang berusaha merubah hukum ketentuan mengenai kewajiban Khilafah ini maka dia harus menghadirkan dalil yang mengatakan bahwa itu tidak wajib.
Momentum 100 tahun tanpa Khilafah pasca runtuhnya kekhilafahan Utsmaniyyah digunakan musuh-musuh Islam untuk mempropagandakan narasi-narasi busuk semacam false flag yakni upaya untuk mengalihkan perhatian publik dari persoalan utama, publik ini dibawa seolah-olah negara terancam ideologi Islam politik. Padahal sejatinya tidak sama sekali, justru sistem demokrasi yang diemban negeri inilah banyak menghasilkan para elite politik yang rakus bersanding dengan kaum kapitalis berlomba-lomba melakukan mega korupsi, dengan mengatasnamakan saya cinta Indonesia, saya Pancasila, NKRI harga mati malah terkena Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK.
Akademisi dari Center for Religious and Cross Cultural Studies ( CRCS) Universitas Gajah Mada, Mohammad Iqbal Ahnaf mengingatkan pemerintah dan masyarakat untuk mewaspadai narasi-narasi kebangkitan khilafah.(Dikutip: antaranews.com/Kamis 11-01-2024)
Potensi ancaman dari ideologi transnasional itu akan selalu ada. Gagasan khilafah yang ditawarkan menjadi semacam panacea atau obat segala penyakit dan mampu menyembuhkan kekecewaan, ketidak adilan, dan emosi negatif lainnya, jelas (itu) menggiurkan bagi beberapa masyarakat. Dia juga berpendapat bahwa narasi kebangkitan khilafah sejauh ini masih hanya pada ranah gagasan atau teoritis.(Dikutip: antaranews.com/Kamis 11-01-2024)
Statement dari tokoh akademisi tersebut sangat tidak relevan dan mendasar, malah terkesan kurang piknik sejarah. Bagaimana tidak orang Barat yang bukan Islampun bicara memuji kehebatan kegemilangan negara Khilafah. Ada yang memuji kerukunan beragamanya, dalam Khilafah agama non muslim mendapatkan perlakuan sangat baik, perlindungan rasa aman yang diterima bagi setiap manusia ketika kegemilangan Islam tegak, kedermawanan Khilafah Turki Utsmani ke negara Irlandia saat terkena musibah kelaparan sekitar tahun 1847. Tokoh-tokoh Barat tersebut antara lain Thomas Walker Arnold (Sejarahwan Kristen), Will Durant (Sejarahwan Barat), Mary McAleese (Presiden ke-8 Irlandia), Karen Amstrong (Mantan Biarawati dan Penulis terkenal). Ternyata Khilafah yang disematkan oleh musuh-musuh Islam yang dianggap berbahaya , mengancam, radikal, anti keberagaman dan lain-lain ternyata mendapat pujian yang sedemikian indah dari tokoh-tokoh tersebut diatas, dan hebatnya mereka semua non muslim, orang yang seharusnya membenci Khilafah.
Jelas secara gamblang Khilafah adalah syariat Islam yang wajib untuk ditegakkan. Khilafah juga bukan gagasan teoritis semata namun khilafah itu nyata dan telah dicontohkan Rasul Saw dan para Khalifah setelahnya ketika memimpin sebuah daulah atau negara.
Melalui konspirasi keji serta licik, antek Inggris Mustafa Kemal Attaturk 04 Maret 1924 berhasil meruntuhkan Kekhilafahan Utsmaniyah. Khilafah juga bukan semacam panacea, sebab penerapan syariah menjadikan Islam sebagai Rahmat bagi seluruh alam. (QS. Al-Anbiya:107). Datangnya keberkahan dari langit dan bumil untuk penduduk negeri. (QS. Al-A'raf:96)
Menjawab tudingan miring terhadap Khilafah Ajaran Islam
Pentingnya meluruskan dan memahamkan secara terus menerus kepada umat muslim terhadap Khilafah atas perang opini yang masif digaungkan oleh kaum kuffar. Khilafah adalah sebuah institusi yang menerapkan Islam secara kaffah (keseluruhan) untuk semua umat manusia di seluruh penjuru dunia. Dan tentang keberadaan nya dijelaskan banyak nas syar'i dan sudah dicontohkan pelaksanaannya oleh Baginda Rasul Muhammad, para sahabat dan para Khalifah sebelumnya.
Runtuhnya kekhalifahan Turki Utsmaniyah menjadikan dunia gelap, berbagai malapetaka dan derita umat manusia terutama umat muslim di negeri-negeri konflik di dunia. Karena umat diatur dan tunduk pada hukum-hukum yang bukan berasal dari Zat Maha Baik, yakni Allah Ta'ala. Sistem sekulerisme kapitalisme telah mencengkram kehidupan umat muslim di negeri-negeri Islam.
Dalam QS An-Nur 55, Allah SWT menerangkan tentang Khilafah dalam bentuk kata kerja " istakhlafa" yang artinya menjadikan seseorang atau satu kaum sebagai Khalifah, para pemimpin, pewaris dan penguasa bumi setelah kaum yang lain.
Berikut dalam hadist Nabi Saw, penyebutan kata Khilafah dengan makna yang lebih tegas terhadap kepemimpinan. Diantaranya dari Hudzaifah, Rasulullah Saw bersabda:
" Ditengah-tengah kalian ada kenabian dan akan berlangsung sekehendak Allah. Lalu Allah akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Khilafah berdasar minhaj kenabian dan berlangsung sekehendak-Nya. Kemudian Allah akan mengangkatnya jika Dia menghendakinya. Kemudian akan ada kerajaan yang zalim yang berlangsung sekehendak Allah. Kemudian Allah akan mengangkatnya jika Dia menghendakinya. Kemudian akan ada kerajaan yang otoriter berlangsung sekehendak Allah. Kemudian Dia akan mengangkatnya jika Dia menghendakinya. Kemudian akan ada Khilafah berdasar minhaj kenabian". Kemudian beliau (Nabi Saw) diam ( Musnad Ahmad, No.18406)
Propaganda sesat terhadap Khilafah dianggap sebagai ancaman
Perang opini publik dijadikan sarana ampuh bagi kaum kuffar dan para pembenci Khilafah untuk terus melakukan berbagai manuver politik tentang Khilafah. Dan hal ini bukan pertama kali terjadi bahkan jauh sebelumnya di tahun 2005, Perdana Menteri Inggris Toni Blaire melontarkan tuduhan keji terhadap Khilafah dengan menyebut salah satu ciri ideologi iblis. Menurutnya, ciri-ciri untuk mengeliminasi Israel, menjadikan syariat Islam sebagai sumber hukum, menegakkan Khilafah dan bertentangan dengan nilai-nilai liberal (BBC News, 16-7-2005).
Ketakutan akan kebangkitan Islam yakni Khilafah dianggap sebagai momok serta ancaman bagi kafir Barat. Kekhawatiran lahirnya sebuah kekuatan baru yakni peradaban Islam dengan kembalinya institusi Khilafah terus menguat dari para pembencinya. Perang opini sebagai wasilah mereka untuk memasifkan narasi sesat dan menyesatkan tentang Khilafah seperti yang di sampaikan tokoh akademisi diatas terkesan baik pada bangsa dan pemerintahan ini serta mengingatkan perlu mewaspadai narasi kebangkitan Islam.
Beberapa alasan yang melatarbelakangi propaganda sesat anti-Khilafah adalah rasa ketakutan mereka akan lahirnya kekuatan besar yang mengungkap konspirasi busuk dan kerusakan yang ditimbulkan oleh sistem kufur ini. Gagalnya sistem ini dalam menciptakan kehidupan aman dan sejahtera serta berbagai krisis multidimensi yang terus terjadi karena ketidakmampuan sistem buatan manusia. Fakta yang menggembirakan akan kesadaran umat untuk diterapkan sistem Islam semakin besar hal ini disebabkan masifnya digaungkan dakwah Islam kaffah.
Kekuatan dakwah ideologis inilah yang ditakutkan oleh kaum kuffar. Kesadaran ideologi akan melahirkan muslim yang muttaqin beriringan dengan ketundukan syariat yang diyakininya. Kaum kuffar sadar bahwa ajaran Islam tidak berhenti pada aspek teoritis dan kajian-kajian keilmuan, namun wajib diimplementasikan dalam sebuah sistem kehidupan yang menyolusi problematika masalah kehidupan tanpa terkecuali. Para pengemban ideologi dikader untuk menjadi pejuang militan yang berusaha menegakkan Khilafah di jagat semesta ini. Dan pihak-pihak pembenci Khilafah ini merasa terancam jika syariat Islam dijadikan sebagai pedoman aturan dan diterapkan dalam kehidupan. Para pengusung ideologi demokrasi ini takut terbongkar kebobrokannya manakala sistem Islam hadir ditengah-tengah kehidupan. Hegemoni barat menyadari jika cengkraman mereka selama ini yang menguasai negeri-negeri muslim akan segera tersingkir karena bertentangan dengan aturan Islam yang mengharamkan memakai sistem produk manusia. Tidak berhenti disitu saja narasi sesat dilemparkan ke ranah publik dengan tujuan politik pragmatis, untuk menjegal lawan politik mereka. Dan cara menghadangnya dengan mereka lekatkan kekuatan kelompok Islam dengan upaya mengkriminalisasi Khilafah dengan tujuan menjauhkan dukungan umat
Upaya umat Islam dalam menghadapi tuduhan keji terhadap Khilafah.
Perlu disikapi secara cerdas terhadap tuduhan dan fitnah keji terhadap Khilafah yakni dengan membangun strategi dakwah pemikiran seperti yang dicontohkan Rasulullah Saw dalam menghadapi serangan musuh yang ingin memadamkan cahaya Islam.
"Demikianlah, Kami telah menjadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan jin." ( QS Al-An'am 6:112)
Imam Jarir ath-Thabrani dalam tafsirnya mengatakan bahwa ujian yang disebutkan Allah SWT dalam ayat ini tidak hanya menimpa Rasulullah Saw, tetapi akan dihadapi juga oleh siapapun yang mengikuti beliau.
Keteladanan yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw adalah keistiqomahan beliau dalam menyampaikan risalah dakwah Islam kaffah walaupun ancaman, tantangan , hambatan dan gangguan terus menghadang, Beliau tetap terus menggencarkan, melangitkan dakwah Islam kaffah tujuannya tiada lain untuk mencerdaskan umat, membangkitkan dari keterpurukan kepada kehidupan yang shahih, kehidupan Islam yang Haq. Tugas para pengemban dakwah akan terus menyampaikan pemikiran Islam dan aturan-aturan yang sempurna serta seruan kepada penerapan sistem Islam. Dakwah yang membersamai umat dan mencerdaskan umat untuk melawan berbagai tudingan keji dari kaum kuffar. Dakwah yang tidak sekedar menyalahkan sistem kufur saat ini, melainkan dakwah mengungkapkan kebobrokan, kesalahan dan kezaliman terkait diberlakukannya sistem kufur yang buruk saat ini, tentunya disertai fakta dan data yang valid.
Dakwah Islam kaffah menjelaskan pemikiran dan aturan syariat secara menyeluruh, berupa konsep yang jelas, Islam mampu menyelesaikan berbagai simpul masalah yang marak melanda umat saat ini. Umat terus disadarkan atas upaya Islamphobia yang akan menjauhkan umat dari sistem kehidupan yang berasal dari Wahyu Penciptanya. Dakwah cerdas secara pemikiran (Islam kaffah) inilah yang akan terus digaungkan kebenarannya dan diperjuangkan hingga sistem Khilafah tegak. Wallahu a'lam bish-shawab.[]