Ummu Magandi
Sepotong intan terbaik dihasilkan dari dua hal, yaitu: suhu dan tekanan di perut bumi. Artinya semakin tinggi suhu yang diterimanya, semakin tinggi pula tekanan yang diperolehnya. Jika dia bisa bertahan, tidak hancur, dia justru berubah menjadi instan yang berkilau tiada tara. Keras. Kokoh. Dan Mahal. Itulah intan.
Bagaimana dengan batu kali?
Batu kali memang cukup keras, juga kokoh, dan sangat bagus dijadikan pondasi rumah. Tapi ada peribahasa yang mengatakan: sekeras-kerasnya batu bila tertimpa hujan akan retak juga.
Peribahasa sendiri bisa diambil dari sebuah pengamatan yang berlangsung lama akan sebuah perbandingan, perumpamaan, ataupun prinsip hidup. Sehingga peribahasa yang menyatakan tentang kondisi batu yang suatu saat bisa jadi retak. Masalah harga pun jauh berkali-kali lipat lebih murah daripada intan.
Sehingga jika boleh memilih menjadi seperti apa dalam kehidupan ini, maka penulis akan memilih menjadi intan. Yang keras, kokoh, dan mahal.
Harusnya para muslimah dan para gen-Z juga memiliki prinsip hidup seperti intan. Keras maknanya tahan banting dalam setiap kondisi, tidak mudah baper apalagi mutungan.
Kokoh, artinya kuat memegang prinsip. Serangan terhadap muslimah apalagi gen-Z sangat kuat dibombardir dari segala arah. Maka para muslimah harus punya prinsip yang kokoh yaitu akidah yang kuat sehingga tidak mudah terbawa arus.
Mahal, karena muslimah itu memang tidak murahan. Tidak bisa disentuh sembarang tangan apalagi diobral. Mereka pandai menjaga marwahnya sebagai seorang muslimah yang selalu mengikatkan dirinya dengan syariat Allah.
Bagaimana? Setujukah untuk menjadi intan?