Muslim Rohingya Terhina, Nasionalisme Biangnya



Oleh: Gayuh Rahayu Utami 


Hingga bulan November tahun 2023 terhitung sekitar 490 muslim Rohingya yang terkatung-katung di kapal laut sedang mengalami kondisi terombang-ambing tidak jelas tujuan arahnya. Nasib yang begitu memilukan dialami oleh saudara seiman yang didzalimi oleh rezim Myanmar sejak tahun 2012 yang begitu bengis memperlakukan warga muslim Rohingya. Mereka tergolong minoritas mengalami penindasan yang luar biasa. Mulai dari pembunuhan, pemerkosaan, pembakaran rumah warga dan pasar muslim. Tidak hanya itu, wanita hamil juga dibunuh secara tidak manusiawi. Kesengsaraan yang dialami oleh muslim Rohingya adalah bukti bahwa dunia Islam tidak sedang baik-baik saja di berbagai belahan dunia selain yang ada di jalur Gaza Palestina. 


Warga muslim Rohingya terdampar di Aceh, Kabupaten Biuren. Mereka sangat membutuhkan pertolongan. Bahkan di negara tetangga seperti di Bangladesh mengalami penolakan. Kasus yang sama terjadi di bulan November ini. Awalnya, warga Aceh menerima dengan tangan terbuka karena merasa kasihan dengan nasib warga muslim Rohingya. Diberikan kamp pengungsian dan diberikan makanan. Namun ketika ada kebijakan bahwa Indonesia tidak ada kewajiban untuk mengurus warga asing maka penolakan pun itu terjadi. Tidak jauh beda dengan respon dari negara tetangga. Padahal kondisi muslim Rohingya sudah sangat memprihatinkan dan terombang-ambing di lautan. Mengalami kelaparan dan ketertindasan akibat ulah kekejaman rezim Myanmar yang menindas muslim minoritas. 


Dalam hal ini, menunjukkan bahwa kondisi umat Islam di berbagai belahan dunia sedang tidak baik-baik saja. Mengalami peperangan, mengalami kelaparan, ketertindasan, tidak leluasa untuk beribadah secara maksimal. Dengan kata lain mendapatkan tindakan yang represif oleh rezim karena dijerat ideologi kapitalisme yang memperhitungkan untung rugi untuk sekedar menyelamatkan muslim yang membutuhkan pertolongan. Ditambah lagi dengan Nasionalisme yang selama ini dihembuskan tanpa terkecuali di negeri ini menyebabkan keegoisan tinggi, tidak peduli dengan kondisi umat Islam di berbagai negeri, dan hanya mengurusi urusan kebangsaan. Akibatnya tindakan apatis pun terjadi yang sudah tampak nyata tidak bisa menolong saudara seiman. Termasuk dalam menangani kasus muslim Rohingya. Akibat nasionalisme, muslim Rohingya dipandang sebagai orang asing, padahal saudara kita seiman dan sesama muslim.


Maka bisa dikatakan bahwa nasionalisme adalah ikatan yang rusak dan merusak karena menimbulkan pecah belah terhadap umat Islam dan sebagai penyebab umat Islam tidak bisa bersatu secara hakiki hingga hari ini. Buah dari ideologi kapitalisme ini adalah ketika saudara seiman membutuhkan pertolongan mempertimbangkan untung rugi dan hanya sebatas tindakan kemanusiaan bukan sebagai kewajiban membantu dan memberikan keamanan bagi warga Muslim Rohingya. 


Namun ketika aturan Islam diterapkan, muslim Rohingya tidak akan dibiarkan ketika terjadi kedzaliman dan penindasan. Negara sangat memperhatikan kondisi umat Islam dan memberikan bantuan yang layak, kemudian diberikan tempat tinggal yang memadai untuk warga muslim Rohingya. Negara segera menumpas kejahatan dan mengerahkan pasukan militer di berbagai negeri-negeri muslim untuk mengatasi kasus ini. Tidak boleh ada sekat-sekat nasionalisme melainkan memunculkan dan menerapkan ikatan akidah Islam yang justru menguatkan perisai. Memberikan bantuan pun secara maksimal, dan diberikan pelayanan yang sangat manusiawi, tidak memandang etnis maupun warna kulit. Dalam pandangan Islam, yang dilihat adalah keimanan dan ketakwaannya. Kemudian diberikan pelayanan kesehatan yang gratis dan berkualitas karena tugas negara adalah mengurus rakyatnya yang nanti akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah. 


Dan dari sini, kita membutuhkan pemimpin yang takut dengan aturan Allah yang tidak mungkin muncul dalam sistem kapitalisme saat ini. Warga muslim Rohingya seharusnya dirangkul erat karena mereka sama dengan kita yaitu sama-sama muslim. Persatuan umat Islam dalam bingkai negara adalah solusi tuntas untuk mengatasi berbagai persoalan termasuk peristiwa yang dialami oleh muslim Rohingya. Semoga kemenangan Islam tidak lama lagi.[]

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama