Bandara Internasional Dhoho Kediri Gagal Beroperasi Akhir Tahun 2023




Endah Sulistiowati (Dir. Muslimah Voice) 


Meski sudah menyelesaikan semua tahapan, ternyata bandara Dhoho Kediri belum bisa langsung beroperasi penuh. Menhub menjelaskan baru beroperasi pada 2024 mendatang. Sebelumnya, bupati Kediri, Hanindhito berharap jika Bandara Internasional Dhoho bisa beroperasi penuh sebelum hari libur natal dan tahun baru. Tapi melalui keterangannya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya mengatakan pembukaan untuk umum dari bandara Dhoho Kediri baru bisa dilakukan pada akhir Januari 2024 mendatang.


Sebenarnya pada pekan depan (pekan ke dua Bulan Desember 2023) akan diadakan first landing sekaligus uji coba sistem di bandara Dhoho. Setelah itu bandara tidak dibuka untuk umum. Setelah melakukan first landing, pihak pengelola bandara Dhoho harus melengkapi surat-surat perizinan dan promosi rute yang akan dibuka. Hal tersebut menjadikan harapan dari Pemkab Kediri agar bandara Dhoho dibuka saat libur natal dan tahun baru belum bisa diwujudkan.

(https://ponorogo.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-3137454801/kapan-bandara-dhoho-kediri-beroperasi-menhub-ungkap-tanggal-pastinya-sementara-pemkab-kediri-masih-punya-pr)


Awalnya memang Direktur PT Surya Dhoho Investama (SDI) Maksin Arisandi memastikan secara fisik dan operasional Bandara Dhoho Kediri sudah sangat siap. Bandara baru itu diperkirakan beroperasi mulai 8 Desember 2023.


Maksin menjelaskan bahwa Bandara Internasional Dhoho Kediri memiliki spesifikasi panjang landasan pacu atau runway 3.300 m x 45 m yang mampu didarati Pesawat terbesar B777-300ER.


Bandara dengan jalur perpindahan pesawat atau taxiway sepanjang 306 m x 32 m dan 438 m x 32 m itu memiliki gedung terminal seluas 18.224 meter persegi berkapasitas 1,5 juta pax per tahun.

 https://www.detik.com/jatim/bisnis/d-7067708/kondisi-bandara-dhoho-kediri-jelang-beroperasi-awal-desember-nanti.


Bandara Internasional Dhoho Kediri ini memakan anggaran yang fantastis, yaitu Rp10,8 triliun. Dana pembangunan bersumber dari PT Gudang Garam Tbk. Perusahaan ini merupakan industri rokok terbesar di Kota Kediri, Jawa Timur.


Penyaluran dana pembangunan tersebut melalui PT Surya Dhoho Investama (SDHI). Perusahaan ini berkolaborasi dengan Angkasa Pura Airports sebagai tindak lanjut pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Perjanjian itu telah disepakati oleh PT SDHI dan Kementerian Perhubungan pada 7 September 2022.


Memakan Lahan yang Luas


Proyek pembangunan Bandara Internasional Dhoho Kediri telah memakan lahan yang sangat luas, mencapai 317 hektare. Lahan seluas itu melibatkan tiga kecamatan diantaranya Kecamatan Grogol, Tarokan, dan Banyakan.


Ratusan hektar lahan tersebut disulap menjadi landasan pacu sepanjang 3.300 dengan lebar 45 meter. Di area Bandara juga akan dibangun terminal dengan desain modern. Luasnya diperkirakan mencapai 18.000 meter persegi.


Sehingga, di awal pengoperasian daya tampungnya sebanyak 1,5 juta penumpang setiap tahun. Dan akan terus meningkat hingga 10 juta orang per tahunnya.


Memiliki landasan pacu yang luasnya spektakuler, Bandara ini siap melayani pesawat dengan badan lebar seperti Boeing 777-300ER.


Sempat Digugat Warga


PT Gudang Garam Tbk. sempat digugat oleh warga pemilik lahan yang terdampak. Sebanyak 16 keluarga desa Grogol menggugat PT Gudang Garam Tbk. dan Kantor Pertanahan Kabupaten Kediri, dikarenakan harga lahan yang ditawarkan tidak sesuai dengan ekspektasi warga.


Salah satu warga lagi juga turut protes. Sebab dia memiliki luas lahan mencapai 5.180 meter persegi. Kabarnya perusahaan hanya membayar ganti rugi sekitar Rp1,2 juta per meter perseginya, sementara itu dia ingin dihargai dengan Rp 3 juta per meter persegi atau sesuai dengan kisaran pasar pada waktu itu.


Warga lainnya juga menggugat terkait dengan harga penawaran dari perusahaan belum layak. Sebab mereka harus mengorbankan tepat tinggal dan mata pencahariannya.

(https://www.jawapos.com/infrastruktur/013277657/sejumlah-fakta-di-balik-pembangunan-bandara-dhoho-kediri-yang-menelan-biaya-triliunan-siap-beroperasi-tahun-2024?page=2)


Pembangunan yang Sarat Kepentingan 


Proyek Bandara Dhoho Internasional ini diinisiasi oleh PT. Gudang Garam Tbk (GGRM) dengan PT Surya Dhoho Investama (SDHI) yang merupakan anak usaha GGRM akan melakukan kerja sama operasi (KSO) pada proyek pembangunan Bandara Baru Kediri ini bersama Angkasa Pura I. Keduanya telah dinyatakan sebagai pemenang dengan durasi waktu kerja sama yaitu 50 tahun sejak bandara mulai dioperasikan.


Sehingga dari awal sudah sangat jelas sekali, pembangunan Bandara Dhoho Kediri ini untuk siapa? Alih-alih untuk kepentingan rakyat, melainkan untuk kepentingan para pengusaha yang didukung oleh penguasa. Tujuan utamanya adalah menambah pundi-pundi rupiah mereka. 


Sepertinya wow, Kediri sebagai mantan pusat karisidenan memiliki bandara dengan taraf internasional. Tapi kembali lagi perlu ditegaskan rakyat yang menjadi korban. 


Dengan ganti rugi yang belum sesuai dengan kerugian yang harus dipikul seumur hidup oleh masyarakat yang terdiri dari 16 desa. Belum lagi untuk menunjang pengoperasian bandara butuh pula pembangunan jalan.


Berawal dari sinilah pembangunan tol wilayah Kediri, Tulungagung, Trenggalek, Blitar, dan Malang ditargetkan harus segera dibangun. Pertanyaannya siapa yang akan menikmati hasil pembangunan itu semua? Siapa yang paling besar mendapatkan keuntungan? 


Pembangunan yang seharusnya berdasarkan kepentingan rakyat menjadi atas dasar kepentingan pengusaha. Rakyat bisa apa, melawan? Ujung dari perlawanan bermuara ke mana, membuat jeri masyarakat. 


Inilah gambaran nyata negara kapitalis yang dikuasai oligarki. Semua pembangunan termasuk infrastruktur selalu sarat oleh kepentingan Oligarki. Oligarki yang selalu terdepan, rakyat belakangan.[]

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama