Palestina Sedang Mengambil Haknya


Endah Sulistiowati (Dir. Muslimah Voice) 


Hamas, melancarkan serangkaian serangan roket yang menghantam kota-kota besar di seluruh Israel, dan mengirimkan gelombang militan melintasi perbatasan ke Israel selatan. Mereka mengambil alih pangkalan dan menyandera sejumlah orang.


Israel meradang, pada Sabtu 7 Oktober 2023, bagi Israel serangan ini merupakan salah satu pertempuran paling kejam dan mematikan di wilayah tersebut dalam beberapa dekade. Karena seringkali Israel lah yang menyerang duluan. Tapi kali ini mereka yang mendapatkan kejutan.
 

Dikutip dari liputan6.com, Muhammad Deif, pemimpin sayap militer Hamas, mengatakan dalam pesan yang direkam bahwa kelompok tersebut telah memutuskan untuk melancarkan apa yang disebutnya "Operasi Badai Al Aqsa".
 

Meskipun setelah itu, tentu saja Israel membalas mati-matian. Saksi mata di lapangan mengatakan bahwa pesawat tempur Israel mengebom sejumlah lokasi di Jalur Gaza yang terkepung, serangan tersebut terus dilanjutkan semalam suntuk. Pesawat tempur mengebom lokasi militer milik kelompok Palestina di Gaza barat, serta rumah-rumah dan bangunan publik di kota Beit Hanoun dan lokasi lain di Gaza selatan dan tengah. Angkatan Laut Israel juga mengebom besar-besaran wilayah dekat pesisir.


Dalam laporan Aljazeera, seperti yang dilansir oleh liputan6.com, hingga Senin (9/10/2023), 700-an warga Israel kehilangan nyawa dan lebih dari 2.000 lainnya mengalami luka-luka. Sementara, Kementerian Kesehatan Palestina telah mengumumkan jumlah korban tewas di antara warga Palestina akibat serangan Israel di Jalur Gaza mencapai 413 orang, termasuk 78 anak-anak, dan hampir 1.990 lainnya mengalami luka-luka.


Penduduk Palestina Mengambil Haknya


Bismillahir rahmaanir rahiim. Inilah jaminan keamanan yang diberikan hamba Allah, Umar, Amirul Mukminin, kepada penduduk Elia (wilayah Baitul Maqdis). Umar menjamin keamanan bagi seluruh jiwa, harta, gereja, salib, orang lemah, orang merdeka, dan semua agama yang ada. Gereja-gereja mereka tidak akan dihuni atau dirusak, dikurangi atau dipindahkan. Demikian pula salib dan harta mereka.
 

Mereka tak akan dibenci karena agama. Tidak seorang pun dari mereka akan diancam, dan tidak ada seorang Yahudi pun boleh tinggal bersama mereka di Elia.
Jika ada penduduk Elia yang lebih senang menggabungkan diri dan hartanya dengan Byzantium, serta meninggalkan gereja-gereja dan salib-salibnya, maka jiwa, gereja, dan salib mereka dijamin keamanannya sampai mereka tiba di daerah tujuan (Byzantium). Siapa saja dari penduduk setempat (Syam) yang tinggal bersama mereka (penduduk Elia), maka ia boleh tinggal dan wajib membayar jizyah seperti kewajiban penduduk Elia, atau bergabung dengan Byzantium, atau kembali kepada keluarganya sendiri. Tidak ada sesuatu pun yang boleh diambil dari mereka sampai mereka memetik panen mereka.


Di atas semua yang tercantum dalam lembaran ini ada janji Allah, perlindungan Rasul-Nya, perlindungan para Khalifah, dan perlindungan semua kaum beriman, jika penduduk Elia membayar jizyah sebagai kewajiban mereka. Saksi atas perjanjian ini adalah Khalid ibn Walid, 'Amr al-'Ash, dan Abdurrahman bin 'Auf. Ditulis dan dihadiri oleh Abdurrahman bin 'Auf dan Mu'awiyah ibn Abi Sufyan, pada 636 M (atau 15 H).


Tiga paragraf di atas adalah perjanjian Amirul Mukminin Umar bin Khattab tentang penyerahan tanah Baitul Maqdis tanpa perlawanan. Diserahkan oleh Uskup Agung Sofronius dan Panglima Atrabun. Mereka berdua sadar bahwa tak ada gunanya lagi melawan. Beberapa wilayah Syam yang tadinya dikuasai Romawi telah ditaklukkan semua oleh pasukan Abu 'Ubaydah al-Jarrah. Mereka berdua tahu kota Yerussalem (Baitul Maqdis) tak akan bisa bertahan lebih lama lagi.


Betapa senang Sofronius membaca isi surat perjanjian tersebut. Demikian juga penduduk Kota Yerussalem. Bagaimana tidak, pihak Muslim mengakui keberadaan mereka, memberikan jaminan keamanan atas harta, jiwa, dan kepercayaan mereka. Tak seorang pun boleh diganggu karena keyakinan agamanya, dan tak boleh dipaksa dalam keadaan apa pun.


Ini sangat berbeda ketika dulu mereka ditaklukkan oleh Heraklius, sang Kaisar Romawi. Ia memaksa penduduk Yerusalem meninggalkan keyakinan agamanya dan harus mengikuti ajaran negara yang resmi. Barangsiapa menolak, akan dipotong hidung dan telinganya, juga dirobohkan rumahnya. Bagi mereka, perjanjian yang dibuat Umar adalah perjanjian baru yang tak pernah ada sebelumnya.


Sehingga setelah itu, tanah Syam adalah milik kaum muslimin seutuhnya dan statusnya tidak akan berubah hingga Yaumil Akhir. Jadi sudah sangat jelas dari catatan sejarah, siapa pemilik Yerusalem sesungguhnya, yaitu umat Islam.


Maka, pada tahun 636 M, Baitul Maqdis bisa dibebaskan dengan penuh kedamaian. Inilah peristiwa pertama kali dalam sejarah penaklukan kota Yerusalem atau Baitul Maqdis tanpa ada darah yang tertumpah. Inilah keagungan akhlak Islam bagi orang-orang yang berfikir.


Berdirinya Israel Penuh Konspirasi


Khilafah Utsmaniyah adalah benteng kokoh yang menjadi penghambat berdirinya negara Israel. Negara Israel pertama kali diinisiasi oleh Dr. Theodor Herzl (1860-1904) dan teman-teman Zionisnya setelah ia membuat buku “ Der Yuenstaat (Negara Israel)”. Buku itu menceritakan tentang perlunya sebuah negara bagi kaum Yahudi yang berada di wilayah Palestina.


Berbagai langkah dan strategi dilancarkan oleh Yahudi untuk menembus dinding Khilafah Utsmaniyah agar mereka dapat memasuki wilayah Palestina. Usaha pertama kali mereka lakukan pada 1892. Sekelompok Yahudi Rusia mengajukan permohonan kepada Sultan Abdul Hamid untuk mendapat izin tinggal di Palestina. Permohonan itu dijawab Sultan dengan ucapan: “Pemerintah Utsmaniyah memberitahukan kepada segenap Kaum Yahudi yang ingin hijrah ke Turki, bahwa mereka tidak akan diizinkan menetap di Palestina.”


Melihat keteguhan Sultan Abdul Hamid, mereka Kaum Yahudi kemudian mengadakan konferensi di Bassel, Swiss pada 29-31 Agustus 1897 dalam rangka merumuskan strategi menghancurkan Khilafah Utsmaniyah.


Pada catatan harian Sultan Abdul Hamid, 13 Maret 1933, beliau menulis sebagai berikut: “Pada suatu saat, mereka Freemansory datang kepadaku untuk menuntut bagian tanah Palestina untuk dijadikan permukiman Yahudi. Balasannya adalah sejumlah harta yang telah mereka serahkan, walau telah aku tolak”.


Sementara itu, dalam biografinya,  Herzl menulis:” Dari pembicaraannya dengan Sultan Abdul Hamid II, saya menetapkan tidak mungkin kita menarik faedah apa-apa dari Khilafah Utsmaniyah, kecuali jika ada perubahan politik di dalamnya dengan cara menimbulkan perang di antara sesama mereka dan mereka (Abdul Hamid) kalah dalam peperangan tersebut, atau melibatkan mereka dalam sebuah konflik antar bangsa atau dengan cara dua-duanya”.


Hingga berbagai konspirasi telah menyeret Khilafah Usmani pada gelanggang Perang Dunia pertama dan mengalami kekalahan telak. Maka Inggris, Perancis dan Rusia dapat menguasai wilayah-wilayah kekhilafahan Turki. Berdasarkan perjanjian Sykes-Picot (Sir Mark Sykes (Inggris) dan Francois George Picot (Perancis)), 27 April 1917 dan wilayah Palestina jatuh ke tangan Inggris.


Seorang Yahudi berkebangsaan Rusia, Chaim Azriel Weizman (1874-1952) meneruskan agenda Zionis untuk kembali ke bukit Sion/Zion dengan mendirikan negara Israel di Palestina. Pada tahun 1918, Weizman diangkat sebagai ketua komisi Zionis dan dikirim ke Palestina oleh Pemerintah Inggris untuk mendorong pembangunan masa depan negara Israel. Hingga Israel benar-benar berdiri di tanah Palestina. Mengusir rakyat Palestina dari negeri sendiri.


Hingga berbagai konspirasi telah menyeret Khilafah Usmani pada gelanggang Perang Dunia pertama dan mengalami kekalahan telak. Maka Inggris, Perancis dan Rusia dapat menguasai wilayah-wilayah kekhilafahan Turki. Berdasarkan perjanjian Sykes-Picot (Sir Mark Sykes (Inggris) dan Francois George Picot (Perancis)), 27 April 1917 dan wilayah Palestina jatuh ke tangan Inggris.


Khatimah


Palestina jatuh di tangan penjajah Israel karena Khilafah Usmani benar-benar berhasil diruntuhkan atas berbagai konspirasi dunia. Jika saat ini Palestina bergolak, rakyat menumpahkan darahnya kembali untuk merebut tanahnya maka itu adalah sebuah keniscayaan. Palestina tidak butuh hanya kalimat manis, Palestina butuh action pembelaan negeri-negeri Islam lainnya. Ya Robb lindungi rakyat Palestina, berilah kemenangan atas mereka, dan semoga Khilafah berikutnya segera kembali tegak (Aamiin). Karena hanya Khilafah lah yang akan menumpas dan menumbangkan Israel dan kroni-kroninya, sebagaimana yang dilakukan Sultan Abdul Hamid dan Khilafah Usmani dulu. Wallahu'alam.[]

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama