Siswa Ancam Bunuh Guru, Dimana Adab Pencari Ilmu?

 


Oleh: Nining Kurniassih, SP.


Lagi-lagi potret miris terjadi di dunia pendidikan. Beberapa waktu lalu, telah ramai video viral seorang guru salah satu SMA Negeri di Maluku Tengah yang di-bully siswanya sendiri. Kemudian belum lama ini perilaku miris pelajar kembali terjadi, siswa SMP Negeri di Kota Banjar mengancam membunuh gurunya melalui rekaman suara yang disebarkan di jejaring media sosial (WhatsApp).


Diketahui rekaman ancaman tersebut bermula lantaran ke 3 siswa tak terima usai ditegur sang guru saat kedapatan keluyuran sepulang sekolah dan masih berseragam. Rikma Dewangga, guru SMPN 8 Kota Banjar, yang mendapatkan ancaman tersebut mengatakan, menerima rekaman suara via Whatsapp pada Kamis, 31 Agustus 2023. Kendati mendapatkan ancaman tersebut, Rikma memastikan sudah ada tindak lanjut dan kasus tersebut berakhir dengan islah atau berdamai. Para siswa tersebut akan diberi pembinaan oleh sekolah. Namun jika di kemudian hari aksi pengancaman terulang, Rikma menyebut bisa membawa kasus tersebut ke ranah hukum (metrotvnews.com).


Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banjar, Kaswad, menyesalkan kejadian tersebut. Kaswad mengatakan, pihaknya akan tetap melakukan penanganan agar kasus serupa tak terulang kembali. Salah satu upayanya disebut dengan menekankan pendidikan karakter dan akhlak (republika.co.id). 


Kasus ancaman pembunuhan yang dilakukan para siswa ini semestinya menjadi pembelajaran bersama agar kedepannya diharapkan para siswa tidak melakukan perbuatan yang melanggar hukum. Oleh karena itu, kita perlu mengurai kembali apa yang sesungguhnya terjadi dalam sistem pendidikan saat ini, mengingat kasus serupa kerap terjadi berulang kali. 


Kasus ancaman yang dilontarkan para siswa kepada gurunya ini sangatlah tidak pantas dan jelas-jelas dilarang, baik dari sisi agama maupun norma. Meskipun jika hal ini hanya suatu candaan untuk terlihat berani atau sekedar khilaf semata, namun dari sini kita bisa melihat bagaimana pola pikir dan perilaku pelajar tersebut. 


Sesungguhnya perilaku tidak hormat para pelajar lainnya juga banyak dijumpai di sekitar, mulai dari hal umum seperti tidak mendengarkan saat guru menjelaskan, sampai hal yg miris berupa pembullyan bahkan ancaman pembunuhan. Program pendidikan karakter anak bangsa yang religius, nasionalis, integritas, mandiri dan gotong royong yang dicanangkan pemerintah ternyata sedikit sekali memberi pengaruh terhadap pendidikan negeri ini. 


Buktinya kasus kekerasan di dunia pendidikan terus bertambah, dan justru menghasilkan manusia-manusia sekuler-liberal yang hanya menjadikan agama sebagai ranah privat semata, hingga akhirnya adab pencari ilmu pun kian sirna. 


Perilaku “kurang ajar” para pelajar menunjukkan minimnya bahkan hilangnya pengajaran adab dalam menuntut ilmu di lingkungan pendidikan. Pola tingkah para pelajar yang menyesakkan dada ini sebenarnya berpangkal dari sekularisme yang telah mengakar di dada kaum muslim negeri ini. Sekularisme menjadikan para pemuda kehilangan visi akhirat. Konsep pahala/dosa tidak melekat dalam benak mereka sehingga tidak menjadi penuntun tingkah laku mereka. Sistem sekuler kapitalisme yang hadir di kehidupan saat ini telah mengagung-agungkan materi dan kebebasan bertingkah laku, sehingga menjadikan anak didik kerap bertindak tidak sopan dan tidak hormat kepada orang yang sesungguhnya telah banyak memberikan ilmu dan pemahaman. 


Perilaku para pemuda yang liberal/bebas ini merupakan buah penerapan sistem kapitalisme dalam kehidupan masyarakat dan negara. Kapitalisme menjadikan pendidikan di negeri kita berfokus pada pencapaian nilai-nilai akademik di atas kertas, tetapi abai pada pembinaan kepribadian pelajar. Pelajaran agama yang sudah minim makin tidak berbekas ketika disampaikan sekadar sebagai bahan ajar agar bisa menjawab pertanyaan ketika ujian. Maka wajar jika akhirnya dilahirkan peserta didik yang tidak menganggap penting orang atau sosok yang telah mendidiknya dengan pengorbanan yang luar biasa. Sistem kapitalisme yang menjadi basis sistem pendidikan kita hari ini hanya akan menghasilkan output individu sekuler tanpa kekuatan iman. Kesuksesan akademik atau materi hanya menjadi satu-satunya orientasi yang akan diwujudkan secara instan dengan berbagai macam cara tanpa memperhitungkan baik-buruk apalagi benar-salah.


Dengan demikian, kita sangat butuh sistem pendidikan Islam yang bisa melahirkan manusia yang tidak hanya hebat dalam hal akademik, tapi juga memiliki nilai moral yang tinggi dan iman yang tinggi sehingga mereka memposisikan guru pada tempat yang mulia. Sistem pendidikan Islam nantinya bertujuan membentuk kepribadian Islam pada anak didik dengan mengenal Allah SWT sebagai Al-Khaliq dan menjadikan Rasulullah SAW sebagai sentra keteladanan. Keluarga dan masyarakat harus berperan aktif untuk melahirkan generasi yang taat Syari’ah, santun, taat kepada orang tua dan juga kepada gurunya.


Tentunya sangat penting bagi negara untuk menyelenggarakan pendidikan yang sesuai dengan syariat Islam yang terintegrasi dengan menerapkan sistem Islam secara kaffah. Semoga Allah menyegerakan datangnya pertolongan-Nya melalui tangan-tangan dan lisan-lisan yang peduli dengan generasi muda saat ini. Aamin ya rabbal alamin.

Wallahu'alam bishawab.[]

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama