Oleh : Naila Dhofarina Noor S.Pd
Apa kabar Pemuda? Pemuda Islam, Apa Kabar?
Akhir-akhir ini LGBT meramaikan berbagai komunitas pemuda, baik offline maupun online. Bahkan, masuk ke beberapa tontonan anak kecil diyoutube. Tidak sedikit yang mencoba-coba masuk bahkan menjadi 'pejuang'nya. Sebagaimana pada bulan Juli lalu, ada rencana gelaran ASEAN Queer Advocazy Week di Jakarta, meski akhirnya dibatalkan. Sebelumnya, di channel Close the Door, menampilkan pasangan homo. Bahkan PBB sendiri, melalui UNDP, menyatakan pengucuran dana untuk mendukung komunitas LGBT dengan dalih mengurangi ketimpangan dan marginalisasi orientasi seksual juga identitas gender. Ditahun 2016, dana 8 juta dollar AS dikucurkan untuk memasarkan LGBT di Indonesia, Cina, Filipina, dan Thailand.
Efek LGBT dari segi kesehatan khususnya bagi para pemuda -usia produktif-, sangat mengkhawatirkan. Menurut dr Dewi Inong Irana, SpDV, FINSDV, FAADV, setidaknya ada 22 penyakit dari LGBT. Diantaranya, HIV/AIDS, sifilis, gonore, IGNS, kondiloma akuminata (penyebab kanker serviks, kanker penis, kanker anus, kanker rongga mulut) , ulkus mole, herpes simpleks genitalis, hepatitis B, hepatitis C, limfogranuloma venereum, vaginitis, trikomaniasis, sarcoma-kaposi, scabies, pediculosis pubis, zika, ebola, monkey pox. Parahnya beberapa diantaranya belum ditemukan obatnya.
Di Indonesia , sejak tahun 1960 telah berdiri komunitas LGBT. Mulai dari Hiwad, Himpunan Wadan Djakarta, Wadam, Lambda Indonesia, Perlesin, juga GaYa Nusantara yang tersebar di 11 kota. Mereka menjadikan kebebasan berpendapat dan HAM sebagai tameng. Disebutkan dalam studi Toba dan tim di Jurnal Kewarganegaraan volume 18, tahun 2021, ada 119 organisasi LGBT di 28 provinsi. Di dunia, sekitar 71 negara menjadikan homoseksual ini adalah kejahatan. Ini menunjukkan eksistensi LGBT tak bisa dipandang sebelah mata.
Bisa dibayangkan, bagaimana generasi muda ini melanjutkan estafet kepemimpinan nanti di negeri ini bahkan dunia ini?
Sejatinya LGBT lahir karena faham liberal. Dalam masyarakat sekuler, seseorang diberi ruang bebas menentukan orientasi seksual berikut lampiaskan hasrat seksualnya. Dalam kacamata Islam, LGBT menyalahi syariat, keimanan pemuda Islam digoyahkan dan kiprahnya ditumpulkan. Sungguh LGBT ini mengancam peradaban.
Pemuda Islam ditumpulkan ghirohnya untuk tidak peka terhadap kondisi sekitarnya dan enggan untuk diajak memperjuangkan kebijakan pro rakyat. Pemuda Islam dibuai dengan hingar bingar dunia yang sesaat dan dibuat lupa akan akhirat. Pemuda Islam dijauhkan dari memikirkan nasib diri saat hari penghisaban nanti. Padahal masa muda adalah masa yang singkat dan akan dimintai pertanggung jawaban secara khusus.
Rasulullah SAW bersabda,
“Tidak akan bergeser kaki seorang manusia dari sisi Allah pada hari kiamat (nanti), sampai dia ditanya tentang lima (perkara): tentang umurnya, untuk apa dihabiskan ?. Tentang masa mudanya, untuk apa digunakan ? Hartanya, dari mana diperoleh dan kemana dibelanjakan ? Ilmunya, bagaimana dia amalkan ilmunya ?” (HR. Tirmidzi)
Semoga para pemuda Islam terpanggil untuk kembali pada sunnah. Teringat sabda Rasulullah, “Ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah dalam naungan (Arary)-Nya pada hari yang tidak ada naungan (sama sekali) kecuali naungan-Nya:…(salah satunya) seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah…” (HR. Bukhari: 1357 Muslim: 1031)
Seiring dengan itu, semoga pula para pemuda tersemangati dengan kalimat yang kerap kita dengar ini ,"Beri aku 10 pemuda maka aku akan guncangkan dunia," begitu kalimat fenomenal yang diserukan oleh tokoh kenamaan Indonesia, Ir. Soekarno. Lebih-lebih negara mayoritas muslim ini, segera berbenah menyadari para pemudanya -aset bangsa- butuh untuk diselamatkan.
Sejarah Islam sendiri dalam negara Khilafah telah memberi teladan lahirnya para pemuda tangguh yang usia mudanya dipersembahkan untuk hal yang bermanfaat. Sebut saja Muhammad Al-Fatih di usia sekitar 21 tahun telah mampu menaklukkan konstantinopel. Lalu, Abdurrahman An Nashir 21 tahun yang pada masanya Andalusia mencapai puncak keemasannya. Dia mampu menganulir berbagai pertikaian dan membuat kebangkitan sains yang tiada duanya. Kemudian, Muhammad Al Qasim 17 tahun yang menaklukkan India sebagai seorang jenderal agung pada masanya. Hal tersebut karena mereka menjadikan Islam sebagai jalan kehidupan sehingga mereka senantiasa terjaga dari hawa liberalisme yang sarat akan cinta dunia dan takut mati.
Sebagai kaum muslim yang satu tubuh, tentu ini tanggungjawab kita bersama. Membangunkan para pemuda untuk kembali mengingat hakikat hidupnya. Menyalakan kembali ghiroh para pemuda untuk memperjuangkan kehidupan bersumber dari aturan Pencipta. Beratnya tanggungjawab ini akan menjadi ringan jika ditopang bersama. Allahu Akbar![]