Oleh: Retno Kurniawati (Analisis Muslimah Voice)
Program GenRe (Generasi Berencana) adalah program yang mengedepankan pembentukan karakter bangsa dikalangan generasi muda. Program GenRe merupakan wadah untuk mengembangkan karakter bangsa karena mengajarkan remaja untuk menjauhi Pernikahan Dini, Seks Pra Nikah dan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif) guna menjadi remaja tangguh dan dapat berkontribusi dalam pembangunan serta berguna bagi nusa dan bangsa.
Keberadaan duta Genre sekaligus menekan maraknya permasalahan remaja, dan yang yang paling menonjol adalah permasalahan seputar seksualitas. Persoalan HIV/AIDS, penyalahgunaan narkoba dan rendahnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan usia kawin pertama yang relatif masih rendah, masih menimpa remaja, sehingga peran duta Genre perlu terus digiatkan.
Bulan Juni 2023 lalu Kabupaten Bondowoso dan Kediri Terpilih Sebagai Duta GenRe Jatim 2023. Tujuan besar yang ingin kita capai melalui kegiatan ini, yaitu mewujudkan Generasi Emas yaitu generasi yang sehat, cerdas dan berkarakter. Jumlah kasus stunting menurut Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022 sebesar 19,2%. Hal lain karena di latar belakangi oleh remaja yang terjerat gaul bebas.
Sekalipun pemerintah telah membuat berbagai kebijakan (program) untuk mengatasi persoalan gaul bebas dan nikah dini dengan menaikkan usia perkawinan 19 tahun, membuat program GenRe (Generasi Berencana), penyuluhan kesehatan reproduksi, dan pemberian dispensasi nikah, namun realitasnya angka gaul bebas dan KTD justru kian tinggi.
Hal ini menunjukkan, saat berbagai solusi praktis diterapkan namun akar masalah yaitu sekularisme kapitalis tetap ada, maka ditengarai problem pergaulan bebas akan terus terjadi. Sistem sekuler sendiri menjadikan pemisahan agama dari kehidupan sebagai asas dasarnya. Artinya agama tidak memiliki hak dalam mengatur kehidupan seseorang dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Selain itu, dalam sistem sekuler kebebasan berperilaku mendapat jaminan dari negara. Sehingga tidak heran jika kita jumpai tayangan miskin manfaat di televisi, konten-konten di channel Youtube yang terkategori pornografi. Termasuk bebasnya pergaulan muda-mudi yang sudah tidak bisa ditolerir lagi.
Dalam ranah pendidikan, pihak sekolah masih menganggap wajar siswa yang menjalani aktivitas pacaran, dan masyarakat umum yang masih percaya bahwa pacaran adalah bagian dari realitas kehidupan dan sarana mencari jodoh. Semua itu saling terkait satu sama lain.
Sehingga masalah gaul bebas, narkoba, tawuran, ataupun kenakalan remaja lainnya tidak akan selesai jika hanya mengandalkan program GenRe ini. Apalagi program ini sama sekali tidak menyentuh akar masalahnya, yaitu kebebasan berperilaku yang dibacking-i oleh sistem sekuler kapitalis yang diterapkan di negara ini.
Sedangkan Islam sebagai agama sempurna dan paripurna telah memberikan pengaturan pergaulan laki-laki dan perempuan untuk menjaga kehormatan keduanya dan memelihara keturunan. Baik dalam aspek pencegahan (preventif) dalam bentuk aturan (rambu-rambu) maupun aspek penanganan (kuratif) berupa sanksi hukum.
Dalam Islam ada hukum rajam dan jilid bagi pezina, hukum qisas bagi tindak kejahatan, dsb. Sehingga baik remaja ataupun masyarakat umum akan berpikir seribu kali untuk melakukan kemaksiatan. Dengan penerapan sanksi yang tegas akan minimalisir berbagai kemaksiatan yang terjadi.
Islam juga memiliki sistem pergaulan yang akan menjaga campur baur laki dan perempuan. Selain itu sistem pendidikan Islam yang menjadikan aqidah Islam sebagai dasarnya akan membawa anak-anak menjadi pribadi yang kuat, tidak mudah terpengaruh, dan memiliki visi misi hidup sesuai dengan tuntunan syariah Islam. Sehingga ada sinergi yang kuat antara individu masyarakat, masyarakatnya, dan juga negara yang mempersiapkan sistem Islam kaffah yang akan mampu membawa generasi penerus, menjadi generasi yang gemilang.
Generasi muda yang berkepribadian Islam tangguh inilah harusnya menjadi karakter generasi muda Indonesia. Bukan yang abal-abal. Karena kita butuh bukti, bukan janji! Wallahu'alam. []