Oleh: D. Leni Ernita
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) terus mendorong peningkatan keberagaman konsumsi pangan masyarakat. Upaya tersebut salah satunya dilakukan dengan menerbitkan Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 11 Tahun 2023 tentang Pola Pangan Harapan.
Kepala NFA Arief Prasetyo Adi melalui keterangannya, di Jakarta, Ahad (4/6/2023), mengatakan diterbitkannya Perbadan tentang Pola Pangan Harapan (PPH) bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan nasional yang mengedepankan keberagaman konsumsi pangan dan keterpenuhan gizi masyarakat.
Kepala NFA Arief Prasetyo Adi melalui keterangannya, di Jakarta, Ahad (4/6/2023), mengatakan diterbitkannya Perbadan tentang Pola Pangan Harapan (PPH) bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan nasional yang mengedepankan keberagaman konsumsi pangan dan keterpenuhan gizi masyarakat.
“Mengapa ini penting, karena konsumsi pangan yang beragam erat kaitannya dengan konsumsi pangan yang berkualitas, sehingga memenuhi angka kecukupan gizi dan energi. Selain itu, keberagaman konsumsi dapat menekan ketergantungan terhadap komoditas pangan tertentu, khususnya komoditas pangan yang masih mengandalkan impor,” ujarnya.
Masalah pangan masih terus berlanjut bagi bangsa manapun.Diantaranya dalam masyarakat berbagai daerah,terutama di wilayah 3T( terdepan, terpencil, dan tertinggal) mengalami kelaparan.karena tingginya harga beberapa bahan makanan.dan bukan itu saja masyarakat negeri ini juga mengalami hiden hunger kelaparan tersembunyi yaitu kekurangan gizi mikro.
Apalagi negara tidak mampu menyelesaikan masalah mendasar dari kelangkaan pangan. Selama ini distribusi selalu menjadi kendala dalam urusan pangan.Rantai distribusi yang panjang membuat masyarakat merasakan betapa makin mahalnya bahan kebutuhan pokok di sistem kapitalis ini, belum lagi masalah kecurangan dalam prosesnya, seperti praktik penimbunan yang makin menambah persoalan pangan.
Pangan adalah salah satu kebutuhan dasar yang penting bagi kelangsungan hidup masyarakat. Terpenuhinya pangan akan berpengaruh besar pada kemajuan bangsa maupun negara, pangan yang lengkap dapat membuat kebutuhan nutrisi tubuh tercukupi.
Dengan tubuh yang sehat, seseorang akan memiliki kekuatan dan kemampuan untuk berpikir dan beraktivitas. Masyarakat yang nutrisinya terjaga dan terpenuhi juga akan mudah di didik sehingga akan terbentuk SDM yang berkualitas.
Sayangnya dalam sistem kapitalis masalah pangan ini terus berlanjut.Dengan adaya masalah ini serta alokasi dana untuk meningkatkan pangan yang kurang serius mengatasi problem pangan. Upaya intensifikasi dan ekstensifikasi meski sudah dilakukan, tetapi upaya itu kalah dengan peran pihak-pihak yang ingin mencari keuntungan. Mereka menjadikan proyek pangan sebagai lahan untuk memperkaya pribadi.
Dalam pandangan sistem Islam betapa pentingnya kualitas SDM. Alhasil perlu upaya bersungguh-sungguh untuk mengatasi Masalah ketahanan pangan karena pangan adalah salah satu unsur yang berperan dalam pembentukan SDM.
Kebijakan ini diterapkan berdasarkan hadis Rasulullah Saw," orang yang memagari tanah, tidak berhak lagi (atas tanah tersebut) setelah (menelantarkannya) selama tiga tahun."
Dalam sistem pemerintahan Islam yang terpusat pada akidah Islam melahirkan kebijakan yang sesuai dengan pandangan Islam, bukan pada individu apa lagi oligarki.
Sistem ekonomi Islam akan mengatur masalah produksi pangan dan kecurangan dalam praktik pangan, dan sistem keuangan mengelola penghasilan negara (kharaj, gainimah, fai, jizjah pengelolaan SDA) untuk memenuhi kebutuhan kelangsungan hidup masyarakat terutama dalam ketahanan pangan. Sistem sanksi islam juga, akan memberikan sanksi kepada pihak-pihak yang melakukan kecurangan dengan tegas dan adil.
Islam akan mengatur masalah lahan pertanian negara juga tidak membiarkan lahan pertanian mati, tidak dikelola pemiliknya. Negara mengatur distribusi pangan dengan dua cara, yaitu mekanisme harga dan non harga untuk memastikan harga pangan di pasar stabil dan terjangkau.
Hanya dengan sistem Islam seluruh aturan yang berjalan baik dalam negara yang dapat menjamin ketahanan pangan untuk rakyatnya. Sistem Islam sebagai ideologinya, bukan kapitalisme yang lebih mementingkan para kapitalis. Jadi jika ingin ketahanan pangan terjaga kaum muslim wajib kembali kepada sistem Islam.Wallahu'allam bishowwab.[]