Endah Sulistiowati
Dir. Muslimah Voice
Dalam sambutan di acara Istihlal secara live, KH. Rahmat S. Labib, beliau menyampaikan bahwa kita harus masuk ke dalam Islam secara kaffah. Kaffah itu berarti jamiyyan atau menyeluruh.
Allah berfirman dari Surat Al-Baqarah ayat 208 sebagai berikut ini:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Artinya, “Wahai orang yang beriman, masuklah kamu semua ke dalam Islam. janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kalian,” (Surat Al-Baqarah ayat 208).
Awalnya, ayat ini turun perihal Abdullah bin Salam bersama para sahabatnya yang berasal dari Yahudi Bani Nadhir di Madinah. Meskipun sudah memeluk Islam, mereka masih terpengaruh oleh norma-norma agama Yahudi seperti penghormatan terhadap hari Sabtu dan keharaman daging unta. Mereka masih ingin menjalankan apa yang ada di Taurat. Sikap setengah-setengah ini yang ditegur oleh Allah SWT sebagai keterangan Syekh Wahbah Az-Zuhayli berikut ini:
يا أيها المؤمنون ادخلوا في الإسلام بكليته دون تجزئة أو سالموا، واعملوا بجميع أحكامه فلا تنافقوا واحذروا وساوس الشيطان ولا تطيعوا ما يأمركم به إنه عدو ظاهر العداوة لكم. أخرج الطبراني أن هذه الآية نزلت في عبد الله بن سلام وأصحابه من اليهود لما عظموا السبت وكرهوا الإبل بعد قبول الإسلام فأنكر عليهم المسلمون
Artinya, “Wahai orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam seluruhnya, bukan sebagian-sebagian, atau berdamailah, dan beramallah sesuai dengan semua hukumnya. Jangan bersikap munafik. Waspadalah bisikan setan. Jangan kalian ikuti apa yang diperintahkan setan karena ia adalah musuh yang jelas-jelas memusuhimu. At-Thabarani meriwayatkan bahwa ayat ini turun perihal Abdullah bin Salam dan sahabatnya dari kalangan Yahudi ketika mereka mengagungkan hari Sabtu dan enggan terhadap daging unta setelah mereka memeluk Islam. Tetapi sikap mereka diingkari oleh para sahabat rasul lainnya,” (Lihat Syekh Wahbah Az-Zuhayli, At-Tafsirul Wajiz, [Damaskus, Darul Fikr: tanpa catatan tahun], halaman 33).
Maknanya, siapa saja yang masuk ke agama Islam menjadi muslim, telah dengan sadar bersyahadat. Maka haruslah dia mengambil apa yang telah difirmankan oleh Allah, yang disampaikan oleh Rasulullah, berupa syariah Islam, dalam Al-Qur'an dan As-sunah.
Namun sayangnya, saat ini banyak umat Islam yang mengambil Islam seperti makanan prasmanan, yang suka diambil, yang tidak disuka dilirik pun tidak. Sehingga sami'na wa atho'na hampir tidak ada dalam diri umat.
Padahal jelas disampaikan jika kita masuk Islam, namun masih pilah-pilih, maka dalam surat Al-Baqarah ayat 208 disebut khuthuwatisy syaithon - mengikuti langkah - langkah syetan. Bagi umat yang sadar, tentu tidak ingin menjadi bagian dari keluarga syetan.
Jadi, jika kita ingin menjadi bagian dari la'allakum tattaquun, maka marilah kita masuk ke dalam Islam secara kaffah. Kalau memang belum mampu menjadi kaffah, mari kita sama-sama perjuangkan agar Islam kaffah bisa terwujud. Wallahu'alam.