Gelombang Panas Extrim, Butuh Solusi Global



Oleh: Ummu Tasya


Gelombang panas yang terjadi disejumlah negara di dunia termasuk Indonesia, meski hal itu belum dianggap terjadi di Indonesia tapi suhu panasnya sudah terasa. Perubahan suhu yang sudah dirasakan akan memberikan dampak besar bagi para petani dan petambak juga pekerja lainnya yang berada di lapangan.


Problem gelombang panas nyata adalah problem global yang membutuhkan solusi global pula. Karena dunia dalam cengkraman kapitalisme sampai saat ini belum menunjukan upaya nyata untuk menyelesaikan persoalan global ini.


Sebagai negara yang berserikat dengan asing seharusnya bisa mengantisipasi akan terjadinya hal ini. Apalagi di masa yang serba menggunakan listrik, bahan bakar kendaraan yang semakin banyak, serta banyak hal lain nya yang bisa memicu pamanasan global.


Namun di dalam Islam solusi akan di putuskan oleh pemimpin umat yang cermat, cerdas, adil dan bijaksana. Dengan sistem khilafah akan ada satu komando untuk menyelesaikan problem dari akar masalah sesuai syariat Islam dan tuntunan Rasulullah Saw.


Syariat Allah akan membimbing manusia untuk berbuat makruf baik kepada sesama manusia maupun alam. Inilah salah satu implementasi dari Islam rahmatan lil'alamin tersebut. Dan berbagai kerusakan serta dampak negatif seperti pemanasan global tiada lain disebabkan diterapkannya hukum buatan manusia yang cacat dan merusak baik bagi manusianya itu sendiri maupun alam dan makhluk hidup lainnya. 


Sistem diluar Islam hanya menargetkan keuntungan saja tanpa memperhatikan keseimbangan alam, keselamatan manusia dan ekosistem sekitarnya. Maka wajarlah kerakusan manusia tanpa bimbingan Islam hanya menghasilkan kesengsaraan hidup. Oleh karena itu, kembalikan Islam menjadi satu-satunya ideologi yang layak mengatur manusia dan alam ini, karena Islam lah satu-satunya syariat yang datang dari Pemilik seluruh makhluk yaitu Allah 'Azza wa Jalla, yang pasti bisa menyelesaikan berbagai masalah kehidupan manusia dari akarnya.

Wallahu a'lam bishshawwab.[]

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama