Oleh Ai Hamzah
Duh, ada aja yang diperbuat oleh para pejabat dinegeri ini. Dengan jabatan yang diembannya malah membuat mata rakyat terbelalak. Betapa dengan kekayaannya mereka sibuk memamerkannya di media sosial. Bak sultan yang kaya raya harta yang mereka miliki satu persatu dipertontonkan. Mulai dari kendaraan mewah dan barang barang yang bermerk, yang harganya selangit, hingga jalan jalan ke luar negeri dengan berpose diberbagai belahan dunia.
Belum lama ini istri pejabat kerap membagikan gaya hidup mewahnya melalui media sosial Instagram pribadinya. Unggahan itu lalu viral di media sosial. Dalam salah satu unggahan terlihat tengah berpose di Paris, Prancis, dengan latar belakang Menara Eiffel. Unggahan lainnya juga memuat barang-barang mewah yang kerap dipamerkannya. Barang mewah itu mulai dari tas Hermes hingga gaun mewah. detikNews,22 Maret 2023
Pamer harta menjadi hal yang biasa saat ini. Mereka merasa apa yang mereka lakukan itu adalah lumrah. Bahkan itu menjadi eksistensi bagi mereka agar diakui keberadaanya. Kalau istilah jaman sekarang disebut flaxing. Pada sistem kapitalisme sekarang ini, flaxing merupakan hal yang wajar. Dimana mereka menjadi hamba hawa nafsu. Tak peduli siapa pun, yang penting hawa nafsu mereka terpenuhi.
Pamer harta disaat rakyat menderita sangat menyakiti. Sementara rakyat susah payah, banting tulang hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk makan sehari hari saja dengan harga kebutuhan yang serba mahal seperti sekarang ini membuat rakyat terpuruk. Sementara mereka yang memamerkan hartanya tak peduli.
Allah sudah memperingatkan hal ini dalam Al Qur'an surat Al-Hadid ayat 7 :
اٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَاَنْفِقُوْا مِمَّا جَعَلَكُمْ مُّسْتَخْلَفِيْنَ فِيْهِ ۗ فَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَاَنْفَقُوْا لَهُمْ اَجْرٌ كَبِيْرٌ
Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan infakkanlah (di jalan Allah) sebagian dari harta yang Dia telah menjadikan kamu sebagai penguasanya (amanah). Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menginfakkan (hartanya di jalan Allah) memperoleh pahala yang besar.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ رِجَالاً يَتَخَوَّضُونَ فِي مَالِ اللَّهِ بِغَيرِ حَقٍّ، فَلَهُمُ النَّارُ يَومَ القِيَامَةِ
“Ada sejumlah orang yang membelanjakan harta Allah secara serampangan atau asal-asalan dengan cara yang tidak benar, maka untuk mereka neraka pada hari Kiamat.” (HR. Bukhari di dalam kitab Fardul Khamsi bab Firman Allah Fa Innalillahi Khumusahu hlm. 3118)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا تَزُوْلُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ أَرْبَعٍ … عَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَ فِيْمَا أَنْفَقَهُ
“Tidak bergeser kaki seorang hamba pada hari Kiamat sampai ia ditanya tentang empat hal … tentang hartanya dari mana ia dapatkan dan untuk apa ia belanjakan.” (HR. Tirmidzi no.2417, di-shahih-kan al-Albani dalam Shahih at-Targhib no. 3592)
Begitulah Islam mengatur tentang harta. Bagiamana Rosulullah SAW mengajarkan untuk memperoleh harta dengan cara yang baik, begitu pula dengan pembelanjaannya. Karena kelak itu akan dipertanggung jawabkan semuanya dihadapan Allah. Tengoklah Abu Bakar ra sahabat Rosulullah SAW, yang menginfakkan seluruh hartanya untuk Islam. Beliau tidak menyisakan hartanya, kecuali untuk perjuangan Islam. Para sahabat berlomba membelanjakan hartanya hanya untuk dijalan Allah. Wallahu alam.