Endah Sulistiowati
Dir. Muslimah Voice
Tanah Palestina sudah lebih dari 50 tahun direbut oleh Israel di antaranya Tepi Barat, Yerusalem Timur, Jalur Gaza, Dataran Tinggi Golan di Suriah, dan Semenanjung Sinai di Mesir. Seluruh wilayah ini direbut dalam kurun waktu enam hari dalam perang yang dikenal sebagai Perang 1967 atau Perang Juni.
Dilansir Al Jazeera, dikutip dari detik.com, hingga kini perang selama enam hari itu disebut juga sebagai Hari Naksa yang berarti 'Hari Kemunduran'. Naksa adalah kelanjutan peristiwa besar pada tahun 1948, yang 'membuka jalan' bagi Perang 1967. Sebab di tahun 1948, pasukan Israel melakukan serangkaian serangan berujung pembersihan etnis Palestina yang disebut sebagai Hari Nakba. Demi menjalankan misi untuk menciptakan 'Negara Yahudi', pasukan Zionis mengusir sekitar 750 ribu warga Palestina dari tanah air mereka dan menghancurkan wilayah-wilayah Palestina.
Parahnya lagi, di bulan Ramadhan mulia ini Israel kembali membuat ulah. Serangan pada Senin (10/4) itu terjadi di tengah gelombang kekerasan dalam konflik Israel-Palestina dalam beberapa hari terakhir.
Dilansir kantor berita AFP, Senin (10/4/2023), Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan bahwa Mohammed Fayez Balhan (15) tewas setelah ditembak tentara Israel di bagian kepala, dada dan perut".
Kondisi ini tentu sangat melukai umat Islam. Keberingasan Israel bahkan di bulan Ramadhan bukan sekali dua kali. Sehingga sangat aneh, jika ada umat Islam bahkan pemimpin umat Islam masih mau bekerjasama dan menerima Israel. Padahal sudah jelas sekali bagaimana track record Israel sebagai bangsa penjajah.
Palestina Tidak Selesai Dengan Kecaman
Kecaman demi kecaman datang dari para pemimpin negeri-negeri Islam yang membela Palestina. Sama sekali tidak membuat Israel takut untuk mengulangi agresi mereka. Malah makin menjadi-jadi.
Negara Zionis Israel paham bahwa para pemimpin Dunia Islam hanya berhenti dalam kecaman. Mereka tidak akan bergerak lebih dari itu, apalagi hingga mengangkat senjata membebaskan Palestina dari penindasan mereka. Non sense!
Para pemimpin negeri-negeri Islam telah mengkhianati kepercayaan yang telah diberikan oleh Allah dan kaum Muslim untuk melindungi agama dan jiwa umat. Mereka lupa dengan firman Allah SWT:
ÙŠَا Ø£َÙŠُّÙ‡َا الَّذِينَ آمَÙ†ُوا Ù„َا تَØ®ُونُوا اللَّÙ‡َ Ùˆَالرَّسُولَ ÙˆَتَØ®ُونُوا Ø£َÙ…َانَاتِÙƒُÙ…ْ ÙˆَØ£َÙ†ْتُÙ…ْ تَعْÙ„َÙ…ُونَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengkhianati Allah dan Rasul serta jangan pula kalian mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepada kalian, sedangkan kalian tahu (TQS al-Anfal [8]: 27).
Dilansir kantor berita AFP, Senin (10/4/2023), Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan bahwa Mohammed Fayez Balhan (15) tewas setelah ditembak tentara Israel di bagian kepala, dada dan perut".
Kondisi ini tentu sangat melukai umat Islam. Keberingasan Israel bahkan di bulan Ramadhan bukan sekali dua kali. Sehingga sangat aneh, jika ada umat Islam bahkan pemimpin umat Islam masih mau bekerjasama dan menerima Israel. Padahal sudah jelas sekali bagaimana track record Israel sebagai bangsa penjajah.
Palestina Tidak Selesai Dengan Kecaman
Kecaman demi kecaman datang dari para pemimpin negeri-negeri Islam yang membela Palestina. Sama sekali tidak membuat Israel takut untuk mengulangi agresi mereka. Malah makin menjadi-jadi.
Negara Zionis Israel paham bahwa para pemimpin Dunia Islam hanya berhenti dalam kecaman. Mereka tidak akan bergerak lebih dari itu, apalagi hingga mengangkat senjata membebaskan Palestina dari penindasan mereka. Non sense!
Para pemimpin negeri-negeri Islam telah mengkhianati kepercayaan yang telah diberikan oleh Allah dan kaum Muslim untuk melindungi agama dan jiwa umat. Mereka lupa dengan firman Allah SWT:
ÙŠَا Ø£َÙŠُّÙ‡َا الَّذِينَ آمَÙ†ُوا Ù„َا تَØ®ُونُوا اللَّÙ‡َ Ùˆَالرَّسُولَ ÙˆَتَØ®ُونُوا Ø£َÙ…َانَاتِÙƒُÙ…ْ ÙˆَØ£َÙ†ْتُÙ…ْ تَعْÙ„َÙ…ُونَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengkhianati Allah dan Rasul serta jangan pula kalian mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepada kalian, sedangkan kalian tahu (TQS al-Anfal [8]: 27).
Justru para pemimpin itu berupaya untuk menormalisasi hubungan mereka dengan zionis itu. Sangat jelas sekali kecaman mereka hanya sebatas retorika. Kita tidak bisa berharap lebih.
Palestina Tuntas Dengan Khilafah
Israel adalah negara harbi fi'lan yang jelas-jelas memerangi umat Islam. Haram bagi kita untuk memiliki hubungan diplomatik dengan mereka. Permusuhan mereka sudah sangat nyata di depan mata, tidak butuh bukti apapun lagi.
Ketidak tegasan sikap pemimpin negeri-negeri Islam adalah angin segar bagi Israel. Kebiadabannya akan semakin menjadi. Umat Islam Palestina butuh kejelasan, butuh aksi nyata, bukan sekedar aksi sosial tapi jelas aksi angkat senjata membebaskan mereka dari penjajah Israel.
Sebagaimana pembebasan Palestina di masa Amirul Mukminin Umar Bin Khatab. Saat ini Palestina butuh langkah kongkrit. Karena urusan Palestina bukan sekedar agama.
Palestina di jajah oleh negara Israel yang memiliki dukungan kuat dari negara adidaya Amerika. Sehingga untuk membebaskannya, Palestina butuh negara yang sama-sama kuat. Dan satu-satunya negara yang mampu menyaingi Amerika tentu saja Khilafah Islam yang menjadikan ideologi Islam sebagai landasannya, pemimpinnya yaitu Khalifah yang akan menjadi junnah (tameng) tempat berlindung para kaum muslimin.
Khalifah-lah yang akan mengirimkan pasukan membebaskan Palestina. Sayangnya saat ini, Khalifah kaum muslimin belum ada, Khilafah Islam belum tegak. Maka dari itu bagi kita yang memahami dan menyadari betapa pentingnya esensi keberadaan Khilafah harus segera bangkit, bergerak, dan bersatu untuk terus mendakwahkan Khilafah. Hingga Khilafah benar-benar tegak di depan mata. Wallahua'lam.[]
Palestina Tuntas Dengan Khilafah
Israel adalah negara harbi fi'lan yang jelas-jelas memerangi umat Islam. Haram bagi kita untuk memiliki hubungan diplomatik dengan mereka. Permusuhan mereka sudah sangat nyata di depan mata, tidak butuh bukti apapun lagi.
Ketidak tegasan sikap pemimpin negeri-negeri Islam adalah angin segar bagi Israel. Kebiadabannya akan semakin menjadi. Umat Islam Palestina butuh kejelasan, butuh aksi nyata, bukan sekedar aksi sosial tapi jelas aksi angkat senjata membebaskan mereka dari penjajah Israel.
Sebagaimana pembebasan Palestina di masa Amirul Mukminin Umar Bin Khatab. Saat ini Palestina butuh langkah kongkrit. Karena urusan Palestina bukan sekedar agama.
Palestina di jajah oleh negara Israel yang memiliki dukungan kuat dari negara adidaya Amerika. Sehingga untuk membebaskannya, Palestina butuh negara yang sama-sama kuat. Dan satu-satunya negara yang mampu menyaingi Amerika tentu saja Khilafah Islam yang menjadikan ideologi Islam sebagai landasannya, pemimpinnya yaitu Khalifah yang akan menjadi junnah (tameng) tempat berlindung para kaum muslimin.
Khalifah-lah yang akan mengirimkan pasukan membebaskan Palestina. Sayangnya saat ini, Khalifah kaum muslimin belum ada, Khilafah Islam belum tegak. Maka dari itu bagi kita yang memahami dan menyadari betapa pentingnya esensi keberadaan Khilafah harus segera bangkit, bergerak, dan bersatu untuk terus mendakwahkan Khilafah. Hingga Khilafah benar-benar tegak di depan mata. Wallahua'lam.[]