Endah Sulistiowati
Dir. Muslimah Voice
Elon Musk dalam KTT Pemerintahan Dunia yang diselenggarakan di Dubai, Uni Emirat Arab, pada 13 dan 14 Februari 2023, cukup membuat heboh dunia dengan pernyataannya. KTT tersebut mengambil tema dengan tema "Membentuk Pemerintah-Pemerintah Masa Depan”.
Pada sebuah kesempatan Elon Musk mengatakan bahwa “Jika Anda melihat naik turunnya peradaban sepanjang sejarah, peradaban telah bangkit dan jatuh, tetapi itu tidak berarti malapetaka umat manusia secara keseluruhan, karena mereka telah diberikan semua peradaban terpisah yang dipisahkan oleh jarak yang sangat jauh, Musk juga mencontohkan terkait sejarah jatuhnya Roma sementara umat Islam bangkit dengan ke-Khilafahan-nya sebagai contoh peradaban yang menghasilkan pelestarian pengetahuan dan kemajuan ilmiah.
"Ketika Roma runtuh, Islam bangkit, Anda memiliki kekhalifahan yang baik sementara Roma buruk. Dan itu akhirnya menjadi sumber pelestarian pengetahuan dan banyak kemajuan ilmiah," katanya dikutip dari foxbussines.com.
Siapakah Elon Musk?
Mengutip dari Wikipedia, Elon Reeve Musk FRS adalah pengusaha, penemu, dan tokoh bisnis dari Amerika Serikat. Ia merupakan pendiri, CTO, dan CEO SpaceX; CEO dan arsitek produksi Tesla, Inc.; pendiri The Boring Company; dan juga pendiri Neuralink dan OpenAI.
Dalam sebuah tulisan dikabarkan dia adalah seorang ateis, yang menjadi catatan di sini, yaitu kelugasannya dalam memuji Khilafah. Khilafah, seburuk apapun orang memahaminya, sejelek apapun propaganda atasnya, tidak ada yang bisa menghapus sejarah kegemilangannya. Hingga seorang Elon Musk saja mengakuinya.
Muslim Tanpa Khilafah
Khilafah bagi umat Islam adalah induk pemersatu, penerap syariah kaffah, penyelesai masalah, dan pengayom dari setiap celah. Hari ini 3 Maret 2023 tepat 99 tahun umat Islam tanpa Khilafah. Umat Islam bak seperti buih di lautan, banyak tapi tidak memiliki pegangan hingga terombang-ambing mengikut siapapun yang membuat arus.
Diberbagai belahan dunia umat Islam ditempatkan sebagai penduduk kedua. Posisinya dipandang sebelah mata. Keberadaannya adalah ketiadaannya. Meskipun negeri-negeri Islam adalah negeri-negeri kaya, namun tidak dengan masyarakatnya.
Hegemoni oligarki Timur dan Barat menjadikan negeri-negeri Islam bak harta temuan. Mereka hanya menyisakan sedikit untuk membayar pemulus pengerukan dan pengangkutan sumber daya alam (SDA). Umat Islam tanpa Khilafah benar - benar terpuruk. Tidak hanya sakit, umat saat ini kondisinya sudah mendekati sakaratul maut.
Kejayaan Islam dalam keKhilafahan bukan sekedar romantisme sejarah. Tapi suatu hal yang pasti yang keberadaannya akan segera tegak. Sehingga perjuangan penegakan Khilafah untuk menerapkan syariah adalah sebuah keniscayaan.
Dari Nu’man bin Basyir, ia berkata, “Kami sedang duduk di dalam Masjid bersama Nabi saw, –Basyir sendiri adalah seorang laki-laki yang suka mengumpulkan hadits Nabi saw. Lalu, datanglah Abu Tsa’labah al-Khusyaniy seraya berkata, “Wahai Basyir bin Sa’ad, apakah kamu hafal hadits Nabi saw yang berbicara tentang para pemimpin? Hudzaifah menjawab, “Saya hafal khuthbah Nabi saw.” Hudzaifah berkata, Nabi saw bersabda, “Akan datang kepada kalian masa kenabian, dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Kemudian, Allah akan menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa Kekhilafahan ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah; dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah menghapusnya jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang kepada kalian, masa raja menggigit (raja yang dzalim), dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa raja diktator (pemaksa); dan atas kehendak Allah masa itu akan datang; lalu Allah akan menghapusnya jika berkehendak menghapusnya. Kemudian, datanglah masa Khilafah ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah (Khilafah yang berjalan di atas kenabian). Setelah itu, beliau diam” (HR. Imam Ahmad).
Apakah kurang jelas dengan kabar oleh yang dibawa oleh Rasulullah SAW?[]