Peran Besar Negara Mencegah Perdagangan Manusia



Oleh: Nur Faktul (Pemerhati Sosial Dan Generasi)

Angka kemiskinan dan pengangguran yang tinggi di negeri ini seringkali membuat masyarakat berpikir pragmatis. Salah satunya dengan mencoba berbagai peluang dengan menjadi tenaga kerja di luar negeri. Meski banyak pemberitaan tak mengenakkan mengenai pahlawan devisa, namun tak menyurutkan niat warga negeri ini untuk mengadu nasib di negeri orang. Sulitnya lapangan pekerjaan ditambah mahalnya biaya hidup, tak ayal membuat mereka terpaksa bahkan mau tidak mau harus rela meninggalkan keluarga demi merubah kondisi keuangan keluarga. Mirisnya mayoritas Pekerja Migran Indonesia (PMI) tersebut  perempuan, dimana ia harusnya mengurus anak dan keluarga namun harus terjebak pada pusaran ekonomi. Sehingga menjadi pekerja migran adalah pilihan terbaik menurut mereka.

Hal ini pada akhirnya sangat rawan akan terjadinya perdagangan manusia (human trafficking), terlebih jika negara tidak benar-benar memberikan perlindungan yang serius. Baru-baru ini Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdhani mengatakan pihaknya akan mengawal hingga tuntas kasus digagalkannya 87 calon pekerja migran Indonesia (CPMI) yang hampir menjadi korban TPPO melalui Bandara Juanda, Jawa Timur. Sebanyak 87 calon pekerja migran Indonesia (CPMI) non-prosedural yang hendak berangkat ke luar negeri melalui Bandara Juanda, Jawa Timur pada Sabtu (28/1/2023). "BP2MI memastikan akan mengawal proses hukumnya agar para pelaku dihukum  seberat-beratnya. Tidak ada toleransi bagi tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Negara tidak boleh kalah" kata Benny dikutip Ahad, Republika (29/1/2023).

Kasus perdagangan manusia harus segera diselesaikan tidak hanya dengan undang-undang yang nyatanya kurang tegas dalam pelaksanaannya. Faktanya, hal ini terus berulang dan nyawa manusia sebagai taruhan. Makanya perlu penuntasan dari hulu hingga hilir. Penyebab utama terjadinya human trafficking setidaknya ada tiga. Pertama, banyaknya minat dari warga Indonesia untuk bekerja diluar negeri karena tingginya angka kemiskinan dan gagalnya negara menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyatnya. Andai masyarakat negeri ini sejahtera maka mereka tidak akan nekat menjadi pekerja migran terutama para perempuan yang banyak menjadi mayoritas korbannya. Kedua,  abainya negara dalam melindungi warganya. Pada sistem kapitalisme saat ini, rakyat dikatakan produktif jika ia berjasa mendatangkan materi sebanyak-banyaknya untuk negara. Pantas saja para PMI ini disebut pahlawan devisa lantaran mampu mendatangkan devisa besar. Bahkan, angkanya mendekati devisa dari hasil penjualan migas. Tak peduli jika di balik itu ada nyawa manusia yang sedang dipertaruhkan.

Ketiga, kepemimpinan negara-negara kapitalisme di dunia telah gagal menjalankan manusia sebagai makhluk yang mulia. Sebab dalam sistem ini membebaskan berbagai cara untuk meraup materi, termasuk dengan membenarkan penjajahan manusia terhadap manusia lainnya atas nama kepemilikan. Maka wajar saja jika sanksi yang digembor-gemborkan tak membuat jera para pelaku, sebab sistem saat ini telah melindunginya secara tidak langsung. Hal ini tentunya berbanding terbalik dengan sistem Islam.  Islam memandang nyawa manusia lebih mulia dari dunia dan isinya, sehingga melindunginya adalah perkara yang wajib diutamakan. Selain itu, fungsi negara di dalam Islam adalah menerapkan syariat Islam secara menyeluruh. Dengan menjaga agama, jiwa, akal, harta serta menjamin kebutuhan pokok seluruh warganya. Negara juga harus terdepan untuk melindungi nyawa rakyat dengan tidak tunduk pada barat yang telah jelas menzalimi umat Islam.

Negara juga harus mampu melakukan pencegahan yang komprehensif karena kemiskinan menjadi pangkal terjadinya perdagangan manusia. Oleh karena itu, sistem Islam memiliki serangkaian mekanisme agar kesejahteraan mampu dinikmati oleh seluruh warga. Negara juga wajib menciptakan lapangan pekerjaan sehingga para pencari nafkah tidak tergiur untuk bekerja di luar negeri.

Yang terakhir adalah sistem Islam akan mendorong warganya untuk menjadikan akidah Islam sebagai landasan dalam bersikap, sehingga akan terhindar dari sifat serakah. Setiap individu akan dikondisikan untuk beriman dan tidak menghalalkan segala macam cara untuk meraih kekayaan. Inilah solusi terbaik dari sistem Islam mengatasi perdagangan manusia yang tak kunjung usai oleh sistem kapitalisme saat ini. Namun, untuk melaksanakan solusi ini perlu adanya sebuah negara yang mau menerapkan sistem Islam dalam bingkai Khilafah Islamiyyah. Wallahu a'lam bi shawab.

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama